malnutrisi

Penyakit Jantung Bawaan dan Penanganan Nutrisinya

Mungkin sebagian kita sudah tahu apa itu penyakit jantung yang merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Tapi Penyakit Jantung Bawaan (PJB)? Saya baru mengetahui lebih dalam setelah belajar di seminar kemarin. Sebelumnya, saya tahu bocor jantung karena kerabat saya mengalaminya. Sewaktu dia lahir, badannya membiru. Tapi setelah besar ia sehat tanpa operasi. Ternyata ada yang lebih parah dari itu, di sinilah saya temukan jawabannya.

Dalam rangka Hari Jantung Nasional, Nutricia-Sarihusada sebagai bagian dari Danone Specialized Nutrition mengadakan acara ‘Bicara Gizi’ dengan mengajak para ahli, komunitas, serta wartawan dan bloggers di kota Malang untuk berdiskusi mengenal tanda-tanda serta kebutuhan nutrisi anak penyakit jantung bawaan. Acara ini digelar pada 19 Oktober 2019 di Savana Hotel, Malang. Tema yang diangkat adalah “Penanganan Malnutrisi Pada Penyakit Jantung Bawaan”.

Haru biru ketika menyaksikan testimoni dari dua ibu yang memiliki anak PJB. Yang pertama, Bunda dari Akeyla. Dulu ia mengidap penyakit jantung bawaaan, bolak-balik ke rumah sakit. Tumbuh kembangnya lambat. Bunda masih ragu untuk memutuskan tindakan operasi atau tidak. Akhiirnya keputusan setuju tindakan operasi dilakkukan. Setelahnya, Akeyla tiba-tiba bisa duduk sendiri dari sebelumnya yang tidak bisa sama sekali padahal sudah umur setahun. Di situlah sang bunda sedikit menyesal mengapa tidak dilakukan tindakan dari awal. Kini, Akeyla sudah sembuh. Di umurnya yang 2,5 tahun ia menjadi bocah yang cantik dan lincah.

Bunda Akeyla bercerita tentang Akeyla

Lain lagi kasus yang diceritakan Bunda Zafran. Zafran sudah dinyatakan meninggal sejak kandungan 7 bulan. Namun ajaibnya, setelah dilahirkan, ia menangis. Zafran lahir prematur dan masih hidup. Tapi selama hidupnya ia menderita penyakit jantung bawaan. Hingga kini usianya 4 tahun, ia masih berjuang untuk sembuh.

Bunda Zafran menceritakan pengalamannya

Penyakit Jantung Bawan (PJB) adalah kelainan struktural jantung sejak lahir sehingga mengakibatkan aliran darah normal. Kelainan jantung ini merupakan kelainan bawaan terbanyak yang dialami bayi baru lahir.  Ternyata dari 1000 kelahiran terdapat 8 kejadian penyakit jantung bawaan. Konsultan Kardiologi Anak Dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K) yang menjadi pemateri pertama mengatakan bahwa PJB harus dideteksi sejak dini agar selamat pada bulan pertama kehidupan. Karena 50%nya sering terlambat tidak terselamatkan.

dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K)
dr. Dyahris Koentartiwi, SpA(K)

Kasus PJB yang paling banyak terjadi adalah:

  1. Vetricular Septal Defect (VSD)
  2. Atrial septal defect (ASD)
  3. Patent Ducus Arteriosus (PDA)
  4. Tetralogy of Fallot

Penyakit jantung bawaan harus dikenali sejak dini. Mari kita lihat bagaimana ciri-cirinya.

Ciri-ciri penyakit jantung bawaan pada bayi:

  • Sesak
  • Nafas cepat
  • Minum terputus-putus
  • Berkeringat banyak saat aktivitas
  • Kelopak mata dan kaki bengkak
  • Infeksi saluran napas berulan
  • Berat badan sulit nai
  • Sianosis atau bayi biru.

Sedangkan pada anak yang lebih besar, ciri-ciri penyakit jantung bawaan yang dialami adalah:

  • Anak sering jongkok dan menekuk lutut ke dada
  • Cepat lelah bila beraktivitas
  • Nyeri dada pada anak yang lebih besar
  • nyeri sendi
  • Berdebar-debar
  • Sering pingsan
  • Ada gangguan saraf
  • Gizi kurang

Penyakit jantung bawaan bisa disembuhkan dengan obat-obatan dan tindakan transkateter, hybrid, dan pembedahan. Ada persiapan khusus bagi anak yang harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah tindakan.

Sebelum tindakan, anak harus:

  • Memiliki berat badan yang optimal.
  • Dalam kondisi terbaik
  • Pencegahan infeksi terutama gigi, telinga, hidung, tenggorokan dan lainnya.
  • Pencegahahn anemia

Sesudah tindakan, harus mendapatkan:

  • Nutrisi penyembuhan
  • Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
  • Olah raga yang sudah boleh dilakukan.

Dapat kita amati bahwa nutrisi adalah hal yang penting pada tindakan bagi penyakit jantung bawaan. Sebelum tindakan berat badan harus optimal, yang berarti diperlukn nutrisi agar mencapai target. Setelah tindakan, diperlukan lagi nutrisi agar cepat sembuh. Padahal, kebanyakan anak penderita PJB ini sulit naik berat badannya, sering kurang gizinya. Jadi apa yang harus dilakukan? Pemateri selanjutna akan menjawabnya.

Penanganan Nutrisi Pada Penyakit Jantung Bawaan

Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak Dr. Anik Puryanti, SpA(K) mengatakanbahwa anak dengan penyakit jantung bawaan erat kaitannya dengan malnutrisi. Anak PJB biasanya susah nakan sehingga terjadi penurunan intake makanan. Sementara itu, kebutuhan energi meningkat. Akibatnya, nutrisi tidak memadai untuk mengimbangi kebutuhan energi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan, penyembuhan. Terjadilah gangguan pertumbuhan akibat malnutrisi tersebut.

dr. Anik Puryanti, SpA(K)
dr. Anik Puryanti, SpA(K)

Dampak malnutrisi sangat serius. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan sudah tentu sebagaimana telah ditulis di atas. Selain itu, anak rentan infeksi terutama pneumonia, sering dirawat di rumah sakit, mengurangi potensi kepandaian. Kurang gizi juga berarti terjadi kekurangan vitamin, mineral dan gangguan elektrolit. Ini akan berakibat buruk pada fungsi jantung. Efek malnutrisi yang paling bahaya adalah meningkatnya risiko kematian.

Oleh karena itu penting untuk diketahui status gizi si anak. Apakah ia cukup gizi atau tidak. Dengan panduan dokter, hal ini dapat dilakukan dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Kemudian diplotkan pada kurva pertumbuhan. Selain itu, juga dilakukan perbandingan berat badan menurut panajang atau tinggi badan. Sehingga nanti diperoleh status gizinya.

Penanganan malnutrisi pada anak penyakit jantung bawaan harus diperhatikan poin-poin berikut:

  1. Nutrisi harus tinggi kalori dan tinggi protein untuk tumbuh kejar.
  2. Jenis dan bentuk makanan disesuaikan dengan umur, kemampuan makan, dan kondisi penyakitnya.
  3. Jumlah cairan perlu ada pembatasan.
  4. Jumlah garam harus diperhatikan, khususna jika terjadi pembengkakan (edema) dan hipertensi.
  5. Kadang dibutuhkan suplementasi formuula tinggi kalori.

https://www.instagram.com/p/B3yTMPaA70N/

Dengan dukungan orang tua dalam merawat anak disertai pemberian nutrisi yang baik, diharapkan tumbuh kembangnya akan optimal. Semoga anak Indonesia senantiasa sehat ceria!