Risiko Pakai Pampers Sembarangan Terhadap Pola Tidur dan Kesehatan Anak
Surabaya, 21 Mei 2016 – Hampir semua bayi di Indonesia pasti memakai Pampers. Memang, Pampers merupakan merek pionir popok sekali pakai sehingga menjadi top of mind di jutaan kalangan ibu. Sampai-sampai maunya beli diaper pun bilangnya beli Pampers. Begitu pun maksud saya di sini. Orang tua gemar memakaikan Pampers alias popok sekali pakai pada bayinya sejak lahir. Namun, jika orang tua tidak teliti dalam memilih mana popok yang berkualitas dan yang tidak, maka akan berdampak buruk bagi bayi. Yang pertama akan mengganggu pola tidurnya, yang kedua akan berakibat buruk pada kesehatannya, terutama kesehatan kulitnya.
Beruntung saya mendengarkan penjelasan tentang pola tidur anak ini langsung dari ahlinya. Saat itu saya menghadiri acara Jalan-Jalan Mini Indonesia Yakin #PakaiPampers yang diselenggarakan oleh Pampers di Supermall Pakuwon Indah Surabaya. Acara ini juga bertujuan merayakan hari jadi Kota Surabaya yang ke-723. Begitu acara dimulai, para peserta berkumpul duduk di tempat yang disediakan. Tapi tidak dengan saya. Selama acara berlangsung saya mendengarkan dari jauh karena bayi saya tidak bisa diam. Ia terus bermain kesana-kemari mencoba berbagai macam permainan yang tersedia. Mulai dari mobil-mobilan, sepeda-sepedaan, perosotan, jungkat-jungkit mini, dll. Jujur saya kerepotan menjaga anak sambil live tweet. Sementara suami saya belum nongol juga. Baiklah, saya review ya apa materi yang disampaikan oleh dokter anak dari Malang: dr. Mira Irmawati, Sp.A(K)
Pola Tidur Anak
Tidur selama yang kita tahu adalah kegiatan istirahat sehingga nantinya setelah bangun rasa lelah bisa hilang. Ternyata tidur itu bukan sekedar menghilangkan rasa lelah. Ternyata tidur pun bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Siklus tidur itu ada dua, yaitu tidur REM (rapid eye movement) dan tidur non-REM. Kedua siklus itu sama-sama memiliki fungsi restoratif, yaitu pemulihan tenaga, dan penghilangan capek. Bedanya, tidur REM, fungsi restoratifnya berkaitan dengan sistem otak yang mengatur fokus, perhatian, kepercayaan diri, dan adaptasi emosional. Sedangkan tidur non-REM memiliki fungsi restoratif yang berkaitan dengan imunitas tubuh dan pertumbuhan fisik.
Semakin besar anak kebutuhan tidurnya makin sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Misalnya bayi saya sekarang sudah mau 2 tahun, membutuhkan waktu tidur yang cukup sebanyak 11-12 jam. Sedangkan bayi yang baru lahir butuh waktu tidur 16-18 jam dalam sehari.
Saat si kecil tidur pastilah mengompol iya, kan? Apalagi bayi yang baru lahir pipisnya sangat sering, sedangkan waktu tidur yang dibutuhkan cukup lama. Jika ia terganggu oleh pipisnya, maka tidurnya pun terganggu. Jadi, lebih baik menggunakan popok yang bisa kering sepanjang malam agar tidur si kecil nyenyak.
Pampers Rayakan Ulang Tahun Surabaya ke-723
Selanjutnya, brand ambassador Pampers: Gisella Anastasia dan Artika Sari Devi sharing pengalaman mereka selama memakaikan Pampers pada buah hatinya. Ternyata Gisel selama hamil Gempi, sudah survei berbagai popok dan ketemulah popok Pampers yang paling pas. Sehingga saat Gempi baru lahir sudah bisa dipakaikan Pampers. Gisel senang karena si Gempi tidurnya nyaman sepanjang malam, sehingga ia merekomendasikan para ibu Surabaya untuk #PakaiPampers bagi bayinya.
Artika Sari Devi pun punya pengalaman yang sama. Anaknya Zoe yang saat ini berumur 3 tahun, juga pakai Pampers. Inovasi dan teknologi Pampers yang terus berkembang menjadikan Artika yakin bahwa Pampers pilihan terbaik.
Pampers berterima kasih pada para ibu Surabaya karena telah percaya pada produk Pampers. Oleh karena itu, di acara yang juga bertepatan dengan hari jadi Surabaya ke-723 ini, Pampers membagi-bagikan 723 popok Pampers per puskesmas untuk seluruh Puskesmas di Surabaya. Wait, wait! 723? Bagaimana ngitungnya? Ya satu-persatu dong. Sekarang kan sudah ada Pampers kemasan satuan, sehingga praktis untuk bepergian. Febrina Herlambang selaku Communication Manager P&G mengatakan bahwa pembagian 723 popok per puskesmas itu sebagai bentuk komitmen Pampers untuk membantu dan mendukung kesehatan dan kebahagiaan bayi di Surabaya.
Bukti Nyaman Yang Nyata dari Pampers
Pampers mengadakan demo langsung sebagai bukti bahwa Pampers benar-benar aman dan nyaman untuk bayi. Hal ini disaksikan langsung oleh Gisel dan Artika. Tak hanya itu, di sesi-sesi selanjutnya para peserta, terutama perwakilan dari komunitas juga mencoba demo ini.
Pampers yang sudah lahir lebih dari 50 tahun yang lalu itu kini memiliki inovasi dengan teknologi yang bikin berdecak kagum. Oya, ngomong-ngomong 50 tahun itu waktu yang cukup lama lho. Sejarah Pampers diawali oleh Vic Mills sebagai peneliti P&G yang mengembangkan popok ganti untuk cucunya pada tahun 1956. Kemudian lahirlah Pampers dan terus mengalami inovasi di tahun-tahun berikutnya. Tak heran memang Pampers ini merupakan popok sekali pakai yang pertama di dunia, dan juga penjualannya masih nomor 1 di dunia, tak hanya di Indonesia.
Saat ini Pampers meninggalkan tipe popok perekat beralih ke tipe pants yang lebih nyaman untuk bayi, yaitu Pampers Baby Dry Pants. Teknologi dalam Pampers ini dapat menyerap cairan pipis sangat cepat dan menyebarkan ke seluruh bagian popok. Jika dibandingkan dengan popok Brand X yang terkenal, jelas masih kalah. Brand X itu lebih lambat menyerap cairan, dan penyerapannya hanya pada satu titik.
Selain teknologi super gel yang sangat cepat menyerap cairan, Pampers Baby Dry Pants ini juga dapat mengunci basahan hingga 99.9%. Dengan demikian kulit bayi tetap kering sepanjang malam (sampai 12 jam). Pada demo jelas terlihat popok Pampers kering sehabis disentuh dengan tisu. Sedangkan brand X jelas basahnya.
Katanya kan, kalau pakai popok sekali pakai itu tidak ada sirkulasi udara, sehingga kulit tidak bisa “bernapas”. Akibatnya kulit bayi bisa ruam. Tapi tidak dengan Pampers. Lembaran belakang dilengkapi dengan pori sehingga membantu sirkulasi udara dan mencegah iritasi kulit. Ini adalah demo dengan uap. Terlihat jelas bahwa tutup uap itu berembun. Uap panas tetap bisa melalui pori-pori Pampers, meski Pampers sudah menutupi sumber uapnya. Jadi, kulit bayi tidak iritasi.
Keren banget ya, Pampers banyak fitur. Dan satu lagi fitur yang baru saya tahu. Pampers mengandung lotion! Wah, lengkap deh. kalau kulit bayi sensitif, risiko ruamnya jadi kecil karena sudah ada lotionnya.
Saya pribadi lebih suka popok perekat sebenarnya, karena nyopotnya gampang. Tinggal buka perekatnya. Kalau bentuk celana seperti Pampers Pants ini agak susah, apalagi bentuknya fit to body. Ah, ternyata pikiran saya saja yang jadul. Untuk melepas Pampers Baby Dry Pants ini juga bisa seperti saya melepas perekat pada popok tipe perekat lho. Tinggal sobek bagian pinggang kanan dan kirinya, lepas deh.
Jalan-Jalan Mini Indonesia #PakaiPampers
https://www.instagram.com/p/BFp1NFAmYCQ/?taken-by=print.a.gram
Acara Meet and Greet with Gisel, Gempi, dan Artika kini sudah usai. Saatnya saya jalan-jalan keliling Mini Indonesia. Setiap pengunjung bisa pakai baju adat dan foto gratis. Jika kita upload di Instagram, maka kita bisa menunjukkan ke booth penukaran hadiah. Kita bisa dapat sampel Pampers dan bibs. Yang tak kalah menarik, foto yang kita upload juga bisa dicetak.
Sayang anak saya rewel kalau lepas dari mainannya. Jadi, ia tidak mau pakai baju adat bahkan jika cuma penutup kepalanya saja (blangkon, udeng, dll). Tak hilang akal saya pun mengajak si kecil foto tetap dalam posenya di mobil. Tak semua booth saya kunjungi. Saya cuma foto di Surabaya, Bandung, dan Jogja. Anak lagi gak mood sih. Yang penting yakin #PakaiPampers lah yaaa.
https://www.instagram.com/p/BFqlMcLLYww/?taken-by=lipartic
https://www.instagram.com/p/BFsn-41LY8b/?taken-by=lipartic
https://www.instagram.com/p/BFsoGEELY8s/?taken-by=lipartic
https://www.instagram.com/p/BFsobkQrY9g/?taken-by=lipartic
https://www.instagram.com/p/BFso_amrY-h/?taken-by=lipartic
Menjalin Benang Merah Antara Good News dan KOPI
Being A writer
Menulis merupakan hal yang saya sukai. Menulis dan buku tak bisa dipisahkan. Di mana kita menulis ide di kepala sebelum datangnya era digital ini? Pada lembaran-lembaran kertas yang menyatu dalam sebuah buku bukan?
Saat kecil dulu saya sungguh penyuka buku, bahkan saya memulainya dari balita. Setiap ada buku atau majalah baru, saya ciumi. Saya suka baunya. Harumnya kertas itu membuat candu. Kemudian saya corat-coret buku baru tersebut. Tak ketinggalan kegiatan sobek-sobek dan gunting-gunting. Itu karena saya adalah balita maniak buku sebelum bisa membaca.
Semakin dewasa, beralihlah saya dari pikiran sobek-menyobek dan mencoreti buku. Saya mulai ada keinginan menjadi penulis, karena kesukaan saya membaca, saya ingin menjadi seperti penulis di buku-buku fiksi yang saya baca.
Ada saja yang menghalangi saya merangkai ide menjadi sebuah buku. Entah itu kesibukan saat menjadi mahasiswa, ikut suatu pelatihan, acara ini, itu. Sampai saya mengenal dunia blogging. Setiap ada ide, saya tuangkan di blog saya. Saya menulis tentang Food science dan Kesehatan. Semakin tertundalah penulisan buku yang ingin saya wujudkan.
Akhirnya jodoh bertemu juga. Impian saya terwujud di tengah-tengah kesibukan saya mengurus anak dan membesarkan bisnis. Debut buku saya adalah Jilbab Bukan Jilboob (Gramedia) pada tahun 2014. Lalu menyusul buku saya yang kedua Perisai Segala Penyakit (Elex Media) yang terbit pada tahun yang sama. Insya Allah akan terbit buku saya yang lain dengan genre lain lagi: Tentang branding dalam bisnis.
Life Style Blogger
Dari rentang waktu setelah tahun 2011 Sampai buku saya terbit, saya lumayan rajin update blog dengan niche yang berbeda dengan sewaktu saya kuliah. Saya sempat membuat blog dengan niche kesehatan ibu dan anak. Namun, semakin sering saya blog walking, saya pun tak jarang melihat blog yang isinya tentang kehidupan sehari-hari, blog gado-gado, dan memiliki sudut pandang “aku”. Blog itu disebut bergenre “life style“. Saya pun menjadi tertarik untuk bikin blog seperti itu juga. Ah, itu kan juga bisa jadi personal branding saya sebagai penulis. Lihat penulis favorit saya waktu jaman SMP: Asma Nadia. Beliau punya blog, kan di www.asmanadia.net?
Jadilah baru tahun 2015, saya pilih domain dan hosting pribadi untuk www.lipartic.com. Isinya beragam sesuai passion dan profesi saya. Ada kategori artikel yang membahas tentang ibu dan bayi, kelahiran, laktasi, sampai kesehatan. Karena saya pun suka travelling by mood, saya pun menulis tentang perjalanan. Ehm, well, mungkin lebih tepatnya liburan. Kata Rangga dalam AADC2 liburan dan travelling itu berbeda. Liburan lebih terjadwal, kita sudah punya rencana mau ngapain aja. Sedangkan travelling, yang penting adalah pengalaman and the journey.
Good News
Siapa yang tak suka good news? Pasti setiap orang lebih tertarik untuk menerima berita yang positif, kabar yang baik. Ciri-ciri dari good news adalah jauh dari rumor, kasak-kusuk, berita buruk, dan yang jelas good news itu menyenangkan hati. Mungkin saat ini sedang tren bad news is good news. Berita-berita tentang sesuatu yang memiliki sisi buruk menjadi layak diperbincangkan, dan melupakan begitu saja tentang sisi baiknya. Mari budayakan good news is a good news too. Jadi, kenapa tidak kita menyenangkan pembaca blog kita dengan kabar-kabar baik, terutama yang pernah kita alami sendiri.
Saya pun berceloteh tentang berita-berita baik di blog saya di sini. Even-even seru, ilmu-ilmu baru yang memang nyata dan baik untuk semua orang tak ragu saya tuliskan di blog ini.
KOPI yang unik
Kopi bukanlah minuman bukan juga komunitas. KOPI merupakan koalisi. Menurut KBBI, koalisi adalah kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara dalam parlemen. Mirip definisi tersebut, KOPI adalah sinergi antara bloggers dan jurnalis. KOPI merupakan kependekan dari Koalisi Pesona Indonesia. Memakai kata Pesona, berarti KOPI sangat cinta Indonesia dan mempromosikan kabar baik karya anak bangsa.
KOPI memang masih tergolong baru. Umurnya hampir setahun. Koalisi unik ini digagas oleh Fachrul Muchsen yang merupakan pimpinan redaksi Kabarindo.com. Tahun kemarin, tepatnya 26 November 2015 KOPI resmi dideklarasikan di Hotel Oria Jakarta Pusat. Sebanyak 15 blogger dan 18 jurnalis media online ikut menandatangani deklarasi KOPI. Kerennya, Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik Dr.H.M.Iqbal Alamsjah,MA, Ketua ASITA (Association Of The Indonesian Tours and Travel Agencies) Asnawi dan pemilik El John Group Johnnie Sugiarto juga ikut menandatangani lho. Penasaran isinya? Cuma 3 butir, tapi cukup visioner.
Kami, jurnalis dan blogger dibawah naungan AJOIN (Aliansi jurnalis Online Indonesia) dan Kabarindo Utama tanpa syarat dan ikatan apapun berkoalisi untuk
1.Peduli merah putih dengan turut serta berperan aktif menginformasikan dunia pariwisata,perfilman,budaya,musik,fashion dan kuliner Indonesia yang berbasis good news.
2. Mengedepankan informasi positif mengenai pesona Indonesia untuk dunia.
3. Berupaya jadi saksi pertama kreativitas anak negeri dan akan mengapresiasi dalam bentuk tulisan persembahan untuk bangsa dan dunia
Ijen Suites Resort & Convention
Ijen Suites Resort and Convention adalah hotel bintang 4 di tengah kota Malang. Hotel ini menjadi pilihan karena keterpaksaan pada awalnya. Waktu itu saya ada tugas untuk mengisi talk show inspiration class yang diadakan himpunan mahasiswa THP UB: Himalogista. Saya berperan sebagai alumni THP yang merupakan praktisi wirausaha. Saya pikir jika saya langsung berangkat pagi dari Sidoarjo, sampai Malang siang, sepertinya saya bakal capek dan menjadi tidak mood untuk berbicara. Akhirnya seminggu sebelumnya saya putuskan mencari hotel untuk menginap.
Perhatian saya tertuju pada Ijen Suites Resort and Convention. Kenapa? Karena saya sempat punya voucher menginap diskon 50% untuk Hotel Padjajaran dan jajaran bisnisnya, hasil dari lomba blog. Ijen Suites adalah cabang dari Padjajaran Hotel. Tapi saya telepon dulu pihak hotel apakah voucher masih berlaku atau tidak. Sewaktu telepon, saya dilempar ke bagian marketing karena resepsionis tidak tahu apa-apa. Ternyata mbak marketing itu pun tidak begitu tahu, masih akan menanyakan pada pihak Padjajaran. Saya kemudian ditanya nomor telepon untuk kemudian dihubungi kembali.
Setelah satu hari lewat, saya masih menunggu keesokan harinya. Kok saya gak dihubungi juga ya? Buat jaga-jaga saya langsung cari di beberapa situs booking hotel.
Memilih hotel dengan harga murah
Saya selalu membandingkan dulu sebelum deal booking. Karena tiap penyedia jasa booking punya harga dan promo yang berbeda. Ini langkah yang saya tempuh.
Cek Tripadvisor. Di Tripadvisor akan ada perbandingan harga dari masing-masing penyedia. Misalnya Hotels.com, Expedia, booking.com dll.
Bandingkan dengan Traveloka. Jika harga di Tripadvisor itu belum final karena belum termasuk pajak, maka di Traveloka sudah termasuk pajak. Harganya memang kadang lebih murah di Traveloka, kadang juga bisa lebih mahal di Traveloka.
Masuk ke Travelio. Ini situs booking hotel yang harga hotelnya bisa ditawar. Saya pun melakukan penawaran. Dari 590 ribuan menjadi 480 ribuan. Ijen Suites sepertinya sedikit pelit untuk banting harga. Seminggu sebelumnya saya pernah booking di Swiss Bellinn harga 500 sekian jadi cuma 300 ribuan. Harga 480 ribuan masih ditolak juga oleh Ijen Suites (melalui Travelio). Terimanya 495 ke atas. Nah, saya kepikiran cari voucher Travelio di Google siapa tahu ada.
Wah, ternyata ada diskon 100 ribu untuk Travelio dari Flipit. Tapi ada syaratnya. Minimal transaksi Rp. 500.000 dan merupakan pengguna baru. Ouch! Saya kan sepertinya sudah pernah pakai Travelio, jadi bukan pengguna baru. Itu saya akali dengan menggunakan email dan nama yang berbeda. Hihihihi… Alhamdulillah bisa, lho. Akhirnya harga Ijen Suites tadi nggak jadi saya tawar 490 an, tapi jadi 500 ribu pas. Harga 500 ribu yang disetujui itupun bisa dikurangi lagi dengan memasukkan kupon dari flipit. Yeaaay harga 400 ribu nett berhasil saya dapatkan!
Ijen Suites Lepas Manajemen dari Padjajaran Hotel
Tiba hari H, saya pun check in. Saya ngomongin lagi masalah voucher diskon 50% yang dari Padjajaran itu. Ternyata manajemennya sudah berubah. Tidak dipegang Padjajaran lagi. Sehingga voucher itu tidak berlaku di Ijen Suites Malang. Tapi di Padjajaran masih berlaku sampai tanggal yang ditentukan.
Tidak puas dengan jawaban Mas Resepsionis, saya mengadu ke Marketingnya Padjajaran Hotel. Tidak perlu menunggu lama, saya langsung dapat jawaban. Oh, ternyata memang sudah tidak satu manajemen lagi. Hiks, sayang yah. Sayang voucher saya maksudnya.
Suasana Segar di Area Kolam Renang
Hari pertama check in itu saya sedang gak mood untuk ngapa-ngapain. Padahal kamarnya bagus, pengen saya foto dan videoin. Tapi apa daya saya tak berdaya diserang mual. Jadi, saya melewatkan kesempatan mengabadikan suasana kamar yang masih rapi. Keesokannya saat sakit perut saya sudah mendingan, kamar sudah berubah bentuknya (read: berantakan – ulah anak lho ya bukan saya :p), masa mau difoto-fotoin? Ya sudahlah, saya review saja. Bagian kamar yang saya suka:
Kamar mandi. Shower roomnya dipisahkan oleh sekat kaca yang ada pintunya sehingga bisa digeser. Biasanya kan tanpa pintu yah. Terus di wastafel selain cermin di belakang wastafel seperti biasa, ada cermin kecil yang diameternya sejengkal. Cermin itu bolak-balik. Sisi satu cermin normal, sisi satu lagi cermin pembesar (cembung). Cermin ini nempel di dinding, ada tangkainya seperti spion, berfungsi untuk merias atau melihat bagian wajah lebih detail.
Lemari Pakaian. Biasanya hotel bintang 4 lainnya atau di bawahnya punya lemari yang terbuka. Nah, Ijen menyediakan lemari tertutup. Di dalamnya dilengkapi sajadah dan mukena. Surprise banget, jarang ada nih. Kebetulan lagi nggak bawa mukena. Tapi jangan dibawa pulang ya.
Minusnya, kamar ini punya televisi yang memakai Usee TV. Apa karena pakai internet ya jadi loadingnya untuk memulai program lama banget. Tapi koneksi wifinya cepat. Tidak perlu memakai password.
Momen di Ijen Suites Resort ini masih bisa saya abadikan beberapa, terutama di outdoornya. Apalagi kalu bukan kolam renang. Ada dua buah kolam yang bergabung jadi satu. Satu kolam dewasa dengan kedalaman 135 cm, dan kolam anak yang dalamnya 75 cm.
Seperti biasa, ada tempat duduk untuk berjemur, seperti bayi saya ini. Penjaga kolam renang memberi mainan anak-anak karena melihat anak-anak nyemplung. Ada semacam stik lentur diberi dua buah, dan bola kecil dua buah juga.
Suasana segar dan asri sungguh terasa. Saya lihat masih ada burung yang melintas di atas kolam. Kicauannya pun terdengar. Eh, ternyata suara kicauan itu berasal dari toa. Hahaha. Burung aslinya yang melintas tadi ga bunyi. Go green juga terjaga. Ada tempat sampah yang dipisahkan antara sampah organik dan nonorganik. Tempat sampahnya lucu seperti di Jepang. Pakai tulisan Jepang soalnya.
Gym, Jacuzzi, Sauna, dan Spa
Fasilitas lain yang diberi gratis oleh Ijen Suites ini adalah gymnasium alias tempat fitness, jacuzzi, dan sauna. Semua dalam satu area. Wah, mau tampil harus fit kan? Jadi, tak lupa saya mengabadikan foto juga di gym. Fasilitasnya lengkap banget. Karena ini juga merupakan fitness berbayar dengan sistem member. Ada latihan kardio seperti threadmill, sepeda statis. Latihan beban juga ada, martial arts, olah raga yang tarik-tarik pakai tali itu (pull apaaa gitu namanya hahaha). Saya merasa beruntung datang lebih pagi. Karena kalu siangan sedikit ke gym bisa rebutan sama Christian Gonzales dan tim. Mereka kan mau tanding, sebelumnya latihan dulu di sini. Cuma selisih 1 jam lho, suami saya sempat ketemu Pak Gonzales.
Jacuzzinya ada di dalam ruangan, jadi bukan outdoor. Ada jacuzzi khusus wanita dan pria. Begitupun sauna juga terpisah antara pria dan wanita. Satu faslitas berbayar di sini adalah spa dan salon. Saya nggak masuk. Selain karena tidak ada niatan nyalon, tempatnya juga belum buka. Kapan-kapan pengen menginap lagi di sini untuk mencoba semua fasilitasnya dengan maksimal. Sekarang sih, cuma foto-foto doang.