Month: October 2014

Menebar Manfaat dengan Menulis Sampai Menerbitkan Buku

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan menelurkan buku yang saya tulis sendiri. Saya telah menulis buku Jilbab Bukan Jilboob (Gramedia), Perisai Segala Penyakit (Elex), kontributor buku antologi Storycake (Gramedia). Sedari kecil saya memang menggemari buku. Mulai dari bentuk majalah, buku cerita, novel, dll. Setiap ke toko buku saya selalu mengincar bagian buku-buku fiksi. Setelah beranjak remaja, kegemaran saya teralihkan, dari fiksi ke nonfiksi.

Seringnya membaca buku-buku nonfiksi itulah yang menginspirasi saya untuk menulis. Bagaimana ya jika suatu saat nanti menjadi seperti mereka yang sukses menulis di bidangnya. Kebetulan saya menguasai beberapa bidang seperti kesehatan, pangan, bisnis, dan dunia online karena saya lulusan Teknologi Pangan yang berprofesi sebagai konselor laktasi dan pebisnis. Saya ingin berbagi ilmu dengan orang lain. Tentu hidup akan lebih berarti. Ilmu mengalir pahala pun mengalir. Kemudian saya sering mencari inspirasi di toko buku, tema apa yang akan saya bikin.

Pastinya ide datang tak kenal waktu dan tempat. Oleh karena itu, penting sekali begitu ide lewat, tangkaplah ia dan tuangkan di buku tulis. Sempatkanlah setiap hari untuk mengembangkannya dan menyusunnya hingga terbentuk suatu kerangka. Kembangkan kerangka menjadi isi. Jika naskah sudah utuh segera ajukan ke penerbit.

Jika buku disetujui penerbit, ikuti proses administrasinya. Setelah buku terbit kita tinggal menikmati aliran royalti yang besarnya sekitar 7-10%. Tapi ingat, sebagai penulis, kita juga wajib mempromosikan buku kita sendiri. Aliran royalti akan lebih cepat bukan? Daripada kita pasif menunggu income datang lebih baik kita aktif berkoar-koar tentang buku kita. Lalu bagaimana jika ditolak penerbit? Tentunya janganlah berkecil hati. Teruslah asah kemampuan menulis melalui catatan, blog, atau apapun ketika ide datang.

Tidak sabar menanti buku kita terbit? Atau daripada bertanya-tanya dalam hati dan berharap-harap cemas buku kita diterima atau tidak, ada alternatif lain. Self publishing! Yup, kita bisa menerbitkan buku sendiri. Aduh, saya kan tidak punya modal? Tenaaaang! Terbitkan lewat Rasibook bisa kok. Tersedia paket yang GRATIS sampai berbayar. Tidak asal terbit saja, Rasibook juga menawarkan beberapa keuntungan diantaranya:

  • Royalti lebih besar, yaitu 15%
  • Dipromosikan via web, facebook, twitter
  • Dijual di penyedia buku digital seperti Google Play, App Store, Scoop, dll.

Jadi, gimana kesimpulannya biar bisa jadi penulis?

  1. Cintai buku
  2. Temukan inspirasi dari buku-buku yang kita sukai
  3. Tulis segera ide yang didapat, kembangkan menjadi kerangka dan isi.
  4. Naskah yang sudah jadi segera terbitkan. Bisa lewat penerbit mayor atau penerbit indie dengan self publishing.

Semoga bermanfaat 🙂

Perawatan Tali Pusar: Mengatasi Granuloma Umbilicalis

Bagi sebagian orang, ada perasaan takut dan khawatir menyentuh, menggendong, atau memandikan bayi baru lahir yang belum puput pusar. Apalagi ibu baru, yaitu yang baru memiliki anak pertamanya. Siapa ya yang akan memandikan bayiku? Apa mending bayar bidan aja untuk merawat?

Menurut saya, sayang deh pengalaman berduaan dengan bayi harus ditangani orang lain. Ibu pun wajib tahu dan mengalami rawat-merawat bayi, termasuk masalah tali pusar.

Sebenarnya merawat tali pusar cukup sederhana. Mandikan bayi seperti biasa, beri sabun, bilas dengan air hangat agar tidak hipotermia alias kedinginan, keringkan dengan handuk, angin-anginkan. Kasih baju seperti biasa. Dulu, memang perawatan pusar itu diberi alkohol, ada juga yang diberi larutan povidone/iodine (betad****, red) agar cepat kering katanya. Sekarang tidak perlu ya. Tak usah bubuhi alkohol, minyak, ramuan ini itu.

Ilmu perawatan ini pun jadi polemik pada anak kedua saya yang baru lahir. Anak pertama dikasih alkohol soalnya. Sempat dibilang bodohlah, sampai nakesnya pun dibodoh-bodohi. Gara-gara nakes muda, kurang pengalaman, begitu katanya. IMHO sih, justru nakes baru, metode baru, ilmu baru yang terus berkembang yang lebih dipercaya. Seperti dulu tahun 90-an, ASI itu eksklusif 4 bulan, tetapi mulai tahun 2000-an ASI eksklusif adalah 6 bulan. Jadi jangan berhenti menuntut ilmu sesuai jamnnya saja ya, harus mengikuti perkembangan 😉

Suatu ketika, si tali pusar sudah puput. Mungkin di hari ke-10. Setelah itu, saya menemukan pusarnya berair. Setelah berumur 40 hari lebih si bayi bertambah gendut, perutnya pun ikut gendut. Pusarnya menjadi bodong dan tampak ada daging menjulur keluar sebesar biji beras. Bentuknya kemerahan, dan masih bernanah tak bau. Apa ya itu? Itulah granuloma umbilicalis. Saya memang agak khawatir, tapi tetap berlagak santai. Sampai kemudian, saya menemukannya berdarah dua hari berturut-turut. Keesokannya granuloma itu lepas! Alhamdulillah.

Berikut tentang granuloma oleh dr. Hemanto SpB, SpBA

Sering  pada praktek sehari hari, seorang ibu membawa anaknya  ke dokter dengan keluhan adanya semacam “daging” pada pusarnya setelah  tali pusat terlepas. Pada  Room For Children juga beberapa ibu menanyakan  masalah ini. Berikut ini saya akan memberikan gambaran mengenai penyakit Granuloma umbilikalis baik yang didapat ( granuloma biasa, omphalitis/infeksi) dan yang bawaan ( sisa saluran omphalomesenteric/ saluran antara usus janin ke tali pusat, serta sisa saluran Urachus yang tidak menutup/ saluran antara pusar dan kandung kemih)

Apakah yang dimaksud “daging” tumbuh pada pusar ?
“Daging” tumbuh pada pusar, sebenarnya bukan daging semacam otot di badan kita, tapi merupakan jaringan dibawah kulit yang tidak tertutup lapisan  epitel (kulit ari), setelah lepasnya tali pusat. Istilah medisnya dinamakan Granuloma umbilikalis.

Bagaimana terjadinya Granuloma umblikalis ?
Setelah lepasnya tali pusat, akan terdapat sedikit daerah di pusar yang terbuka dan belum tertutup kulit.  Kadang kadang akan tumbuh jaringan granuloma  yang mengandung jaringan ikat fibroblas dan pembuluh darah kapiler. Ukuran granuloma mulai 1 milimeter sampai dengan sekitar 10 miliimeter, seperti bertangkai (gambar*)

Bagaimana mengobati  granuloma  ?
Granuloma umbilikalis diobati dengan cara kauterisasi yaitu mengoleskan cairan yang mengandung “silver nitrat” yang mempunyai efek “membakar”. Bisa juga dengan obat  luar lainnya yang berfungsi menciutkan granuloma.   Bila granulomanya panjang  bisa dilakukan pemotongan dan diikat dengan benang yang diserap tubuh.

Mengapa granuloma “bandel” sering kambuh lagi ?
Apabila diobati dengan cairan yang mengandung silver nitrat, dan sudah dipotong tumbuh lagi atau tidak ada respon sama sekali, dipikirkan adanya hubungan dengan usus dibawahnya.

Apa yang disebut Omphalitis ?
Omphalitis adalah infeksi didaerah pusat, akibat adanya bakteri Staphylococcus aureus , Streptococcus  atau  Clostridium tetani pyogenes, dan juga bakteri  gram negatif. Manifestasi omphalitis adalah adanya nanah di pusar dan sekitarnya ditandai kulit sekitarnya kemerahan.

Bagaimana cara mengobati  omphalitis ?
Selain bayi harus dirawat, diberikan obat antibotik, bila terjadi kantung nanah harus dikeluarkan (drainase).

Apa penyebab gruloma yang tidak bisa hilang, setelah diobati ?
Apabila granoloma bandel  tidak bisa hilang, granuloma disebabkan kelainan bawaan lahir akibat adanya sisa saluran omphalomesenteric (saluran yang menghubungkan usus janin ke talipusat ). Lihat gambar*

Bagaimana cara mengobati  granuloma akibat sisa saluran omphalomesnteric  ?
Harus diputus “akarnya” dengan operasi.

Apa artnya granuloma berbau feses ?
Granuloma yang keluar cairan bebau feses, artinya ada hubungan antara usus dan pusat.

Apa artinya granuloma berbau pesing ? 
Artinya ada hubungan antara kandung kemih ke pusar, terdapat sisa saluran Urachus yang tidak menutup.

Sumber : Room For Childrean

note :
Perawatan untuk tali pusat sampai dengan puput, adalah dengan membersihkannya dengan baik dan kering.
di cuci dengan sabun ketika mandi kemudian di lap dengan handuk lembut dan diangin-anginkan dsebentar
tanpa harus di tutup dengan kain kasa atau pemberian alkohol, minyak atau ramuan lainnya.
jika terkena pup atau pipis perlakukan hal yg sama dalam pembersihan.

tali pusat yang belum waktunya lepas (masih basah) tapi dipaksa lepas sering jd granuloma. Jika memang sudah kering dan copot sendiri yang berarti bukan dipaksa tidak akan menyebabkan granuloma. Tali pusat yg kecil biasanya cepat puput, bisa 3 hari sudah puput.

biasanya 3-4 minggu paling lama granuloma akan hilang bila diberikan obat luar atau hanya dibersihkan saja. tapi kalo lebih sebulan bahkan sampai besar masih ada ..baru curiga ada akarnya. bila berbau feses.ada fistel, satu lagi bila bau pesing.mungkin berhubungan dgn sisa saluran ke kandung kemih.

untuk kasus fistel & omphalomesnteric, dilakukan tindakan operatif pada saat kondisi optimal (paling baik), tidak sakit, battuk, demam dll. Pokoknya sehat. boleh setelah 10 minggu, Hb >10, lekosit <10 ribu, berat badan > 10 pon (5 kg).

Keterangan gambar
Insert : Granuloma pusar.
A.Pusar dihubungkan dengan sinus (kantong)  dan jaringan ikat  sisa yang masih berhugranulomabungan dengan usus.B.Pusar dihubungkan dengan usus melalui jaringan ikat.C.Pusat dihubungkan dengan usus dan terdapat kista ditengahnya.

D.Adanya hubungan terbuka (fistel) antara  usus dengan pusar.

E.Pusar dihubungkan dengan usus yang menonjol (divertikel).

Perisai Segala Penyakit Itu Telah Terbit

Sejak pertengahan September 2014, saya iseng ketik “Li Partic” di google. Muncullah profil-profil sosial media saya. Selain itu, ada list di webnya ELEX dan inibuku, buku terbaru saya: Perisai Segala Penyakit.

What a shocking surprise! Biasanya selalu ada ancang-ancang sebelum terbit. Ternyata ini sudah dijual di beberapa toko buku online. Belum ngecek juga sih ke toko buku. Mungkin beberapa bulan ke depan baru bisa. Soalnya umur anak bungsu saya saat ini baru sebulan. Lagipula lokasi toko buku jauuuuh banget beratus-ratus kilometer. Dimana sih saya saat ini? Di kampung halaman doooong: Pamekasan. Hehehe!

Awalnya buku ini berjudul Revolusi Nutrisi Perisai Segala Penyakit. Lahirnya ternyata dipangkas menjadi “Perisai Segala Penyakit”. Cukup simpel dan mencakup semua bahasan.

Isi buku ini adalah tentang bagaimana mencegah penyakit-penyakit. Hampir semua penyakit bisa dicegah dengan cara yang saya bahas dalam buku ini. Menjaga asupan makanan, gerak fisik, istirahat, detoks, dan nutrisi emosional. Insya Allah banyak hal yang belum kita ketahui terkait kesehatan yang diungkap dalam “Perisai Segala Penyakit”.

Saat proses penyusunan buku ini, saya membayangkan akan memandu orang tua saya terutama Papa, bagaimana seharusnya menjaga kesehatan. Biasanya secara lisan belum tentu dipercaya, siapa sih saya kok ngajarin orang tua? Hehehe gak pede aja saya ngomong face to face, paling jawabnya itu pasrahkan sama Allah. Nah, siapa tahu kalau lewat tulisan mereka lebih memahami. Sekarang ada rasa yang kuat untuk pamer ke Papa. Ini lho Pah, buku saya udah terbit lagi. Sayang rasa itu tak bisa tersampaikan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu.

Kalau sudah baca, kasih testimoni yaaa ^_^

Perisai Segala Penyakit

Horeee Perosotan Murah

perosotan

Bermain itu kegiatan wajib buah hati kita. Waktu itu anak saya diajak ke taman, dia lari kesana kemari kemudian secara otomatis memanjat perosotan. Di tempat lain pun begitu. Di Shangrilla Hotel, saat istirahat dari pertemuan bisnis, anak saya pun tak terkendali menuju ke playground. Mainan yang dipilih pun selalu perosotan dan panjat-panjatan, padahal tiga tahun saja belum genap. Nah, karena jarang banget keluar rumah khusus untuk bermain, saya berpikir membelikannya suatu saat.  Di sekolah kan bisa? Hmmm.. pengennya sih untuk preschool saya ajari sendiri dulu, jadi belum ada kata sekolah untuknya.

So glad, that I got a cheapy cheapy slide!

Perosotan murah bener. Biasanya nih, di ACE Hardware di bawah 2 jutaan cuma dapat slide alias perosotannya aja. Ini, 2 juta sekian dapat ayunan, keranjang basket, juga tangga perosotannya. 4 in 1 deh!

Lumayan nih, kalau saya sibuk mengurus ini itu, biar si kecil ga “mengganggu”, saya titipkan mereka di set permainan ini.

Mau saya bisikin gak tempat belinya?

Beli Jilbab Bukan Jilboob Bonus Pahala

jilbabukanjilboob

Buku Jilbab Bukan Jilboob ini terbitnya sekitar Maret-April 2014. Penulisnya juga bisa jualan ternyata hehehe. Banyak advantage sih kalau langsung beli ke saya. Apa saja?

  • Dapat tanda tangan, bisa request ya.
  • Dapat pahala karena membaca = pemasukan ilmu
  • Dapat pahala lagi karena hasil penjualan ini akan disumbangkan.

Alhamdulillah, setelah terkumpul banyak, saya sumbangkan untuk #SOSPalestine. Gelombang pertama ini terkumpul Rp. 1.015.000.Dulu rencananya saya salurkan sewaktu Ramadhan. Tetapi baru dapat terlaksana tanggal 5 September 2014. Jika saya flashback itu adalah sehari sebelum Papa meninggal 🙁

OOT yah 😀

Oh ya. Buku Jilbab Bukan Jilboob ini berisi tentang cara pemakain jilbab sesuai tuntunan agama, juga membahas akhlak. Nanti kan orang-orang bilang mending mana jilbab hati apa jilbab fisik? Nah, makanya biar ga dibully kayak gitu sembari langsung pakai jilbab sambil tata ulang akhlak. Akhlak bisa macam-macam: terhadap Allah, Rasulullah, orang tua, sesama, hewan, sampai tumbuhan ada caranya lho, ga sembarangan 🙂

Tahukah bahwa mengeluh tentang cuaca itu ga boleh?

Tahukah bahwa membujuk anak kecil dengan kata-kata bohong ada efeknya?

Tahukah cara menata rambut dan merawat rambut yang baik?

Tahukah cara berdandan yang diperbolehkan dalam Islam?

Buku Jilbab Bukan Jilboob membahas itu semua. Lengkap.. kap…kap. Jangan khawatiiiiir ^_^

 

Terima kasih untuk yang sudah membeli buku ini ya. Semoga bermanfaat 🙂

Birth Plan

Dalam kelahiran apapun dan dimanapun, hendaknya kita menyiapkan birth plan untuk menyambut kelahiran yang positif. Tunjukan pada provider birth plan kita, baik kepada bidan, rumah bersalin, atau rumah sakit. Bagaimana contoh birth plan? Sebagian saya tuliskan di sini yah.

Nama: Li Partic

Suami: Arief W

Kehamilan ke: 2

HPL : 5 September 2014

Saya berharap proses persalinan saya yang kedua ini menjadi persalinan yang positif, indah, dan menyenangkan bagi bayi saya dan saya sendiri, baik secara fisik maupun emosional. Artinya, proses berlangsung alami tanpa campur tangan medis, kecuali jika diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menghindari kerusakan permanen pada saya dan bayi.

Lokasi

PLAN A

Bersalin home water lotus birth

-Sebelum HPL: Florencia Regency CG12 Sidoarjo

-Setelah HPL: Mutiara Citra Graha J5/17 Sidoarjo

 

PLAN B

Sebelum HPL, jika tidak bisa homebirth dan saya kebetulan ada di Gresik, saya memilih RS Semen Gresik sebagai tempat bersalin

PLAN C

Setelah HPL jika tidak bisa homebirth dan kemungkinan saya sudah tinggal di Sidoarjo, saya akan merujuk pada RSD Sidoarjo

Tahap Kala 1 Persalinan

  1. Saya akan menunggu kontraksi hingga (Setidaknya) HPL + 10 sebelum tindakan induksi

  2. Saya harap infus & enema bukan merupakan prosedur rutin

  3. Bebas bergerak selama terjadi kontraksi

  4. Bebas memilih posisi bersalin

Jika saya meninggal, cari donor ASI atau ibu susuan untuk bayi saya.

Home Birth is More Than VVIP Class

World, meet Kei!

I gave birth to a boy (again) with no episiotomy at home. And this is my second little mujahid birth story.

Kaysan

Home birth alias melahirkan di rumah adalah suatu pengalaman tersendiri. Tentunya tidak semua orang setuju dengan metode melahirkan yang satu ini. Mulai dari kekhawatiran minim peralatan medis, sampai tuduhan lahiran jadul. Nanti baca aja klarifikasiku mengenai alasan itu. Hihihihi tapi tau gak siiih… Home birth itu sekarang lagi musim hohohoho…

Waktu itu saya sempat diserang (lebaiii) ancaman halus:

“tapi nanti lahirannya di bidan atau RS ya!”

“Enak lahir di RS kayak dulu lho. Ari-ari tuh udah ada yang ngurusin. Tinggal terima bersih.” Aduh.. apa susahnya sih cuma nyuci ari-ari? Kikikikkkk

Well, inilah kenapa saya lebih memilih home birth.

  1. Water birth. Pengen aja gitu ngerasain bedanya melahirkan di dalam air jika memungkinkan. Di RS sih bisa, tapi tarifnya nyamain umroh 😀
  2. Lotus birth. Apa itu? Intinya nih lahiran yang tali plasentanya ga dipotong, dibiarkan sampai puput. Jadi kemana-mana bawa ari-ari gitu? Iyaaa, biasanya cuma bentar kok 3-4 hari sudah puput pusar. Itu karena sistemnya tertutup, ga ada luka, jadi cepat keringnya. Tujuan yang lebih utama sebenarnya untuk mensuplai darah biar ga pucat maupun jaundice (am i rite?) walau kalau untuk tujuan ini, delayed cord clamping sudah cukup.
  3. Trauma episiotomi. Apa saya anti episiotomi? Nggak juga sih, kalau diperlukan, dan sebagai jalan terakhir saya mau banget. Cuma kalau sebagai tindakan rutin, belum apa-apa udah digunting, sakitnya tuh di siniiii.
  4. Ga nyaman sama enema. Dulu waktu lahiran anak pertama digituin. Tahun 2011. Tapi katanya sekarang udah ga boleh ya?
  5. Di RS tuh main suntak-suntik. Infus jugaaaa. Aduh apa ya yang dimasukin? Perawat sempat tanya apa alergi antibiotik? Mungkin itu yang disuntikin. Infus juga ga nyaman banget. Tindakan antisisapi sih katanya.
  6. Di RS dulu, sang Perawat cowok ga ketuk pintu dulu. Saya kan belum siaaaaaaap L terus mana tahu ada perawat cowok juga, jadi waktu itu dia lihat penampakan yang ga seharusnya dia lihat. Loh, kan di dalam ruangan toh? Ini alasannya…

Dikutip dari buku Jilbab Bukan Jilboob:

“Walaupun berada dalam rumah, ketika berjumpa atau satu ruangan dengan orang nonmahram, wanita juga harus berjilbab. Saat menemui laki-laki buta pun kita wajib berjilbab.”

Karena ini home birth, harus persiapan selengkap mungkin. Dimulai dari birth plan, bisa dibaca di sini yah!

Saya mempersiapkan kesehatan, nutrisi rohani sejak awal kehamilan agar bisa melahirkan normal di rumah.

  1. Mendekatkan diri pada Allah lebih sering, baik itu dzikir, doa, tilawah, sedekah, dll.
  2. Karena sudah mendekati Allah, yakin akan pertolongannya, saya menjauhi hypnobirthing ^_^
  3. Menjaga nutrisi ditambah dengan tambahan makanan seperti minyak zaitun di trisemester akhir, propolis tablet, bee pollen (untuk melancarkan ASI kelak), kurma, minyak omega halal dengan antioksidan dari udang-udangan, multivitamin multimineral fitonutrien alami Lifepak. Semua ada di toko saya: filanika.com
  4. Makan secukupnya. Entah ya, bawaan bayi atau apa, porsi sedikit saja sudah kenyang. Makanya bayinya kecil 😀
  5. Memberdayakan diri denan gerakan-gerakan yang mendukung persalinan normal, seperti yoga hamil, pelvic rocking di birth/gymnastic ball, belly dance, jalan kaki pagi.
  6. Menyerap ilmu-imu tentang kehamilan dan persalinan. Alhamdulillah nih, dapat buku impor dari Mbak Astrid: AMANI Birth 😀
  7. Tes darah lengkap
  8. Perineum massage, akupresur induksi alami, endorphin massage –> belum sempat dipraktikkan 😀

Lokasi melahirkan

Masih bingung ya soalnya kan fast moving (eh kok kayak barang aja).. bukan..bukan mobilitas tinggi maksudnya. Maklumlah, business woman gitu (hueeeek).

Antara Anyer-Jakarta Sidoarjo-Gresik. Rumah sendiri apa rumah kontrakan.


 

Menemukan Provider

Sejak bulan Ramadhan (Juli), saya udah nemu nih birth provider. Cuma susaaah banget nemu waktu dan tempat yang cocok. Baru jodoh saat mendekati due date. My due date is Sept 5th. Saat itu lagi dalam kedukaan, karena eyang uti meninggal 29 Agustus 2014. Tanggal 30 nya saya balik ke Gresik, sorenya ke Surabaya lagi.


 

Sabtu, 30 Agustus 2014

Lokasi: Dunkin Donut

Sabtu sore akhirnya ketemu bidan Wina. Aqif sedang sesak napas parah, tapi lumayan mereda, dibawa aja deh :D. Kami ngobrol-ngobrol tentang rencana melahirkan, sampai maghrib. Kemudian kami pulangnya ke Bangkalan.


Selasa, 2 September 2014

Selasa malam ini, serasa ada sesuatu yang mengalir. Ternyata flek coklat keluar tapi tanpa kontraksi.


Rabu, 3 September 2014

Penasaran terjadi apa-apa, jadi pengen periksa ke dsog. Sayangnya jadwal dsog kemarin. Hmm untung ingat ada RS lain yang dsognya sama tapi malam. Biasanya RS Semen Gresik sekarang di RS Rachmi Dewi. Dapat antrian panjang, baru periksa jam 10 malam. Sembari menunggu antrian, saya hunting kurma.

Kurma sukkary sudah lama habis. Rencananya mau beli kurma ajwa. Padahal masih punya ajwa tapi ketinggalan di Sidoarjo. Naik motor udah ga nyaman banget, tapi harus dapet kurma nih. Masih meraba-raba tempat juga, ga nguasain daerah Gresik sih walau udah 2 tahun di sini. Dapatlah kurma ajwa seharga 140000 padahal cuma 200g. Sekalian air zamzam 1 jerigen kecil, mungkin 1 liter ya, 45000.

FYI, kurma dan air zam-zam berguna membantu memperlancar persalinan.

Anjuran makan kurma dipersering apalagi saat sudah mendekati hari H. Ini juga berguna mencukupkan kebutuhan nutrisi bumil. Ada di Al-Qur’an lho.

“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata : “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah ;”Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu…”(QS Maryam (19):22-26)

Sedangkan air zam-zam juga berkhasiat untuk memudahkan proses persalinan, menghalau kesulitan-kesulitan. Caranya: bacakan Al Qur’an surah Al-Insyiqaq (84) : 1-4 ke dalam air zam-zam, kemudian minum dan sebagian lain dioleskan ke perut ibu (Syaikh Ibnul Qoyyim Al-Jauziah dalam kitab Ath-Thibbun Nabawi).

Nah, setelah kontrol, kata dokter nunggu kontraksi aja. Kondisi kandungan: air ketuban sedikit. Apa kepala sudah masuk panggul? Katanya belum. Biasanya sudah masuk panggul kalau sudah kontraksi. Tambah galau kan? Secara dulu waktu 9 bulan hamil anak pertama, jaman gini udah masuk panggul. Apa jarang jalan kaki ya? Tapi sering yoga, belly dance, pelvic rocking juga kok. #Pembelaan diri


Kamis, 4 September 2014

Galau, flek coklat ini kadang keluar kadang ga. Padahal dulu hamil anak pertama, langsung bloody show sebelum kontraksi, kontraksinya pun langsung hari itu juga. Nah, sekarang ini kok ga ngerasain kontraksi ya? Curhatlah saya sama bidan Wina. Saya disarankan untuk periksa ke bidan. Waduh… Saya ga tau dimana tempat bidan berada. Seharusnya malam itu saya harus cek bukaan ke bidan, tapi saya lebih memilih hunting kolam hehehe.

Jujur belum nyiapin apa-apa nih. Rencana water birth tapi kok belum nyiapin kolam? Masalahnya ga ada waktu nih buat cari-cari hehehe baru kalo mepet waktu, disempat-sempatkan. Karena kemarinnya capek perjalanan luar kota, maka hari ini disempatkan hunting kolam. Hasilnya.. Taraaaa.. nemu cuma di satu toko harganya 500ribuan. Kemahalan, lebih murah beli online. Akhirnya batal beli. Rencana mau beli online aja.

Selain itu, saya cari-cari rempah-rempah dan garam untuk perlakuan lotus birth. Dapatnya cuma garam meja tak beryodium yang berbentuk bata, lumayan kasar. Seharusnya sih sea salt. Rempah? Ga dapat sama sekali! Kunyit bubuk ga ada, temulawak bubuk ada tapi dikit. Akhirnya nemu bubuk ngo hiong, saya comot ajah. Suka baunya, harum. Ga apa deh, kalo pun ga kepake bisa dibikin buat masak ayam bumbu ngo hiong #eh.


Jumat, 5 September 2014

Inilah HPL-ku. Pas gak lebih gak kurang, hari ini saya merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Sangat berbeda dengan pengalaman pertama. Anak pertama lahir HPL+5.

Sekitar 00.30

Saya merasakan kontraksi lembut. Ah, this is the time. Insya Allah besok melahirkan. Menurut pengalaman anak pertama, kelahiran terjadi setelah 24 jam adanya kontraksi pertama kali. Mulai muncul lendir darah. Itupun cuma sekali. Kontraksi makin kuat menjelang subuh. Sudah 5 menit sekali, tapi darah ga muncul lagi. Selama kontraksi, saya hibur si perut dengan goyang inul, belly dance, biar kepala cepat turun juga. Kok ga pake gym ball? Itu sudah robek, digunting sama anak pertama saya. Geram kan? Waktu itu baru beli kok udah dibocorin 🙁

Saat ini saya ada di Gresik, ga mungkin melanjutkan plan untuk melahirkan di Sidoarjo. Kalau mbrojol di jalan gimana? Lagipula, ruangan di Sidoarjo penuh banget sama ASI BOOSTER TEA berkoli-koli.

Saya hubungi bidan Wina via bbm *duh, seharusnya telpon ya. Saya pun ngaku belum punya rempah-rempah, cuma garam saja (ngo hiongnya ga saya ceritain ah, malu hihhi). Nitip belikan aja 😀

Kontraksi makin kuat 2-3 menit sekali. Ini sekitar sebelum jam 6 pagi sampai setengah tujuh. Saya tahan kontraksi dengan posisi merangkak, child position (istilah dalam yoga), sambil terus berdzikir. Belly dance sambil berdiri udah ga nyaman lagi. Habis ini mau sarapan dulu, sedari tadi cuma ngemil kurma, tetep lapar.

“Mbak, sekarang kontraksinya gmn? Darahnya gmn?”

Nah, kalo kontraksi sudah kuat, darah harus lihat dulu nih. Jadi sebelum balas, saya cek dulu. Pergilah saya ke kamar mandi. Kontraksi terus berjalan. Dan.. perasaan pengen mengejan, saya turuti deh, tapi ga begitu kuat. Habis ga kuat nahan rasa pengen mengejan sih. Keluar kamar mandi, sudah ada rencana mau makan pecel, baru datang dibelikan yahnda. Eh, tapi kok gelombang cinta datang lagi. Ga bisa makan nih, tunggu reda aja. Gelombang cinta dari adik bayi datang lebih besar, mau ngelaporin maasalah bloody show (yang baru keluar lagi setelah jam setengah satu tadi) udah ga sempat, karena rasa pengen mengejan makin kuat. Akhirnya saya mengejan sampai ketuban pecah. Airnya memang benar sedikit, paling segelas ya.

Aihhh.. kondisi genting gini saya belum apa-apa. Mengharapkan Bidan Wina di Surabaya kayak ga mungkin (karena perjalanan ke Gresik 1-2 jam), mau berangkat ke rumah sakit sudah ga kuat jalan. Lemas rasanya (belum makan sih). Akhirnya, suami memanggil bidan yang rumahnya berjarak 5 rumah dari rumah kami. Sebelumnya saya belum pernah ketemu, belum pernah kontrol ke bidan ini. Namanya bidan Rika. Malam sebelumnya yang mana saya mau cek bukaan, maunya ke bidan Rika, tapi lewat depan rumahnya kok ga ada plang praktek jadi batal deh ke sana. Bidan Rika mau berangkat dinas waktu itu, untung yah belum berangkat.

Begitu bidan Rika datang, langsung cek. Saya disuruh berbaring. Belum cek VT, ternyata kepala sudah kelihatan! Saya ingin mengejan lagi. Saya dipersilahkan mengejan. Saya mengejan tapi tertahan di leher, jadi bayi belum keluar. Bidan memutuskan untuk episiotomi, tapi belum ada alatnya. Dia minta suaminya untuk mengambilkan alat partusnya.

“Diepis aja ya, sebentar.. sebentar..”

06.45

Rasa mengejan datang lagi. Kali ini all out deh (bukan walk out yaaa 😀 ), dengan total exhale. Suami disuruh sambil mendorong perut saya (sebenarnya kok kayak ga ngefek ya?). Alhamdulillah, adik bayi bisa keluar dengan mudah. Langsung loncat katanya.

Terus, bidan Rika menangani bayi, memotong tali pusarnya. Saya masih dalam kondisi lemas belum sempat bilang apa-apa. Oh nooooooo… sudah terlanjur dipotong. Ga jadi lotus deh.

Oh iya, belum balas BBM nih.

“Kalau semakin kuat, kayaknya ga sempat beli rempah nunggu toko buka mbak.”

“Alhamdulillah, sudah lahir barusan mbak.”

Maaf yah, mbak Wina, serasa di PHP-in 🙁

That was my sudden VVIP home birth story. Lebih dari sekadar VVIP malah. Kenapa?

  • Segala fasilitas ada: kulkas, suasana dingin (kayak ber-AC padahal ga ada :D), kamar mandi
  • Bebas dari kekhawatiran ada yang ngintip
  • Tanpa infus
  • No enema
  • No vaginal toucher
  • No episiotomy

Kok sudden? Iya tiba-tiba banget. Saya kira akan lebih dari HPL. Saya pun tidak menyangka prosesnya akan cepat sekali, perkiraan saya siang atau sore baru lahir, ternyata pagi itu juga sudah lahir. Baju bayi pun seadanya. Saat bidan minta bedong, saya kasih sarung 😀

 20140905_082704

Belum siap sempurna, tapi alhamdulillah semua sehat dan selamat. Saya yang tadinya lapar baru makan jam 12-an karena lapar hilang.

Btw, yang ga terpakai untuk persiapan melahirkan ini:

Bola gym, karena sudah bolong

Air zam-zam, ga terpikir untuk minum. Baru diminum pasca melahirkan.

Semua di luar rencana. Birth plan sudah disusun, tapi tidak terlaksana. Itulah takdir hehe. Terima kasih buat semua yang sudah membantu dan menjenguk.

Welcome to the world, Muhammad Kaysanarsya a.k.a Kaysan a.k.a Kei ^_^

 Red to red

*)Ditulis saat Kei 40 hari karena saya ber- honeymoon babymoon dulu.

**)Kadang suka sedih papa ga kebagian lihat cucunya. Beliau pergi duluan 6 Agustus 2014, sebulan sebelum Kei lahir T_T