Meraih Mimpi Sejak Dini Walau Di Masa Pandemi
Dia adalah Tsaqiif, anakku. Saat ini dia duduk di kelas 3 SD. Ia punya mimpi besar menjadi dokter yang hafidz Al-Qur’an dan ingin memiliki rumah sakit.
Cita-cita besar tidak mungkin digapai dalam waktu singkat. Perlu proses agar sukses meraihnya. Tidak mungkin jika ia bersekolah SD nilainya di bawah rata-rata lalu berharap tiba-tiba nilainya menjadi tinggi di jenjang SMA agar bisa kuliah di kedokteran. Nilai yang bagus untuk masuk jenjang kuliah perlu nilai selama SMA yang bagus. Untuk masuk SMA favorit, perlu record yang bagus selama SMP. Begitu pula mau masuk SMP, SD-nya juga harus pintar. Dan kecerdasan tidak bisa dilatih selama setahun saja. Kelas 1 sampai kelas 6 harus berprestasi. Ya, kesuksesan harus ditempa sejak dini.
.
.
Di masa pandemi seperti sekarang ini, sistem belajar sangat berbeda. Ada untungnya bagiku dan si kecil, juga ada tidak enaknya. Enaknya, bisa agak terlambat mengikuti pelajaran dan masa belajar di rumah cuma sebentar. Menyimak penjelasan guru lewat e-book maupun power point dari rumah, lalu mengerjakan tugas, selesai. Karena waktu yang luang, Tsaqiif bisa leluasa bermain. Kalau ada kesempatan, ia berlatih menghafalkan Al-Qur’an dan mengikuti lomba tahfidz. Alhamdulillah, ia bisa mengumpulkan medali dan piala.
Di balik semua itu, ada bagian yang kubenci, yaitu ketika ia terlalu asyik nonton Youtube, main game hingga lupa waktu. Bahkan ketika mau penilaian semester ia masih abai. Ia hanya mau belajar 2-3 jam sebelum ujian dimulai! Belum lagi kalau dia lagi nggak mood, pelajaran susah banget nyantol di otaknya. Aku sampai bingung mau mengajarinya bagaimana lagi. Padahal sudah ku ulang-ulang, masak masih nggak ngerti juga?
Akhirnya, aku semakin emosi, sementara Tsaqiif menangis. Apa yang dipelajari tetap tidak ia pahami. Ya sudahlah aku pasrah apa kata besok. Untungnya, Penilaian Akhir Tahun kemarin tidak begitu mengecewakan. Nilai rapornya masih bagus. Tsaqiif berhasil naik kelas dari kelas 2 ke kelas 3.
***
Bicara tentang screen time yang menurutku menjadi masalah utama penghambat belajar si kecil, sebenarnya screen time tidak 100% negatif. Dr. Jenny Radesky MD, seorang dokter anak dan ahli anak di Rumah Sakit Anak CS Mott Universitas Michigan, memiliki pandangan yang berbeda tentang screen time di masa pandemi. Kecenderungan memakai screen media selama pandemi tentu akan bertambah, dan membatasi waktu bukan hal yang bisa mengatasi masalah. Dr. Radesky menyarankan 3C untuk menyeimbangkan kehidupan dengan gadget. Konsep 3C itu adalah Child, Content, Context.
Child
Kenali child atau siapa anak kita. Tentu kita yang paling tahu dibandingkan orang lain. Jika anak kita penakut, ya jangan dibiarkan nonton video seram atau berita yang buruk. Dampingi saja menonton video yang disukai. Mungkin kartun lucu? Atau animasi religius?
Content
Content berkaitan dengan apa yang dilihat oleh si kecil. Jika berupa film, e-book, atau game, perhatikan rating umurnya. Pastikan sesuai dengan usia si kecil. Terutama film dan game juga harus dilihat genrenya. Hindari yang memperlihatkan kekerasan. Menonton video yang ada live camera-nya juga asyik, lho. Biasanya ini diadakan oleh tempat rekreasi yang menggelar event wisata virtual.
Bagi anak usia dini, hindari gambar yang bergerak terlalu cepat, baik dalam video maupun game. Misalnya tontonan film PJ Masks, game Talking Tom Hero Dash, atau yang sejenisnya. Gambar yang bergerak terlalu cepat akan mengganggu fokus anak menjadi pendek dan memicu masalah fokus perhatian dalam jangka panjang.
Context
Context adalah bagaimana kita berinteraksi dengan anak selama atau setelah menonton media. Hal ini akan membuat anak merasa baik dalam belajar, karena apa yang dipelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Misalnya setelah menonton video masak, kita bisa masak bareng anak; setelah nonton vlog berkebun, bisa coba ajak anak berkebun dengan menjelaskan jenis tumbuhan apa, makan dengan apa; atau setelah nonton animasi tentang “Shapes” kita bisa tantang anak mencari benda-benda di sekitar yang bentuknya seperti di video tadi. Cara belajar seperti ini disebut dengan pendidikan kontekstual yang diperkenalkan oleh John Dewey, Filsuf dan Pemikir Pendidikan Amerika Serikat.
Dengan adanya pengetahuan baru tentang konsep 3C dalam screen time itu, aku jadi memperbarui jadwal harian Tsaqiif. Jangan sampai di tahun ajaran barunya sekarang seperti Pembelajaran Jarak Jauhnya di akhir semester Kelas 2 lalu yang hanya mengerjakan tugas, lalu terlena hp seharian. Mungkin sistemku ini akan lebih fun sehingga belajar di masa pandemi tidak membuatnya sangat stres.
- Hari Senin s.d Jumat setiap pagi sampai jam 12 siang waktunya sekolah secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), termasuk mengerjakan tugas.
- Boleh main game dan Youtube yang bermanfaat 1-2 jam saja.
- Sore untuk bermain di luar rumah seperti bersepeda, engklek, dan bola. Kadang diisi dengan nonton TV atau video yang bermanfaat untuk brain development.
- Malam untuk muraja’ah dan menambah hafalan ayat baru.
- Hari Sabtu dan Minggu waktunya istirahat. Kita nonton tayangan art dan percobaan di program TV, lalu mencobanya agar Tsaqiif dapat pengetahuan baru.
Hanya saja yang masih bikin galau adalah cara mengajarku yang kadang-kadang bikin emosi. Sementara ini aku mengaturnya dengan jangan terlalu mepet untuk belajar menjelang ulangan, biar nggak gupuhi. Jadi kalau ada tanda-tanda ia bosan belajar ya berhenti dulu. Dilanjutkan lagi setelah mood-nya balik.
Minggu lalu aku nonton TV. Kebetulan ada Festival Ruangguru yang memeringati ulang tahunnya yang ke-6. Di situ aku jadi tahu lebih dalam tentang Ruangguru, dan kok aku rasa pas ya sebagai solusi belajar anak sejak dini?
Dulu aku pikir Ruangguru itu bimbel online khusus untuk anak yang mau naik jenjang. Misalnya untuk Ujian Nasional, mau naik dari SMP ke SMA, atau masuk ke perguruan tinggi. Tapi ternyata jenjang awal untuk anak SD juga ada, lho!
Pasti banyak orang berpikir buat apa sih, nyuruh anak kelas 1-3 SD les? Pelajarannya kan gampang? Iya, buat kita yang dewasa pasti merasa gampang. Tapi mengajar menurutku tak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti aku tadi, mencoba mengajari Tsaqiif. Kalau dia sudah gak mood, aku bisa stres, dirinya juga bisa stres. Aku marah, dia nangis. Mungkin cara mengajarinya kurang tepat, atau aku yang hilang kesabaran, bisa juga faktor lain. Entahlah. Yang jelas kalau di masa pandemi ini, pasti belajarnya lebih banyak didampingi oleh orang tua. Yang mana penyampaian orang tua akan jauh berbeda dengan guru. Sudah pernah ngalamin, kan, biasanya anak lebih nurut sama guru dari pada orang tua?
Jadi, menurutku, mengikutkan si kecil untuk ikut bimbingan belajar secara online sejak dini seperti melalui Ruangguru itu juga penting. Mengapa? Ini dia alasannya.
Sesuai Konsep 3C untuk screen time
Pertama konsep 'Child'. Anak pasti cocok dengan video belajar maupun animasi yang ada di Ruangguru. Kedua 'Content', video yang disampaikan dan kecepatan berbicara Master Teacher itu pelan-pelan, kelambatannya pas sehingga mudah dimengerti. Kalaupun jika dirasa terlalu cepat bisa disetel lebih lambat. Dan yang terakhir 'Context'. Video belajar yang ada di Ruangguru selalu mengontekskan materi belajar dengan contoh-contoh yang ada di sekitar kita. Dengan demikian anak lebih mudah mencerna dan memahami. Kalau pemaham belajarnya baik, kita tidak perlu repot-repot menjelaskan secara terperinci, cukup menjadi teman diskusinya saja.
Anak perlu tambahan sudut pandang berbeda
Anak perlu tambahan sudut pandang berbeda dalam mempelajari sesuatu agar lebih paham. Tidak monoton dari penjelasan guru saja.
Bimbingan yang interaktif lebih menarik di mata anak
Dengan bimbingan interaktif seasyik nonton video dan klik-klik game akan lebih menarik menurut anak sehingga tidak cepat bosan.
Tidak ada marah-marah
Master Teacher yang membimbing dalam video tidak akan marah seperti ibunya yang cepat emosi. Bahasa yang digunakan sudah pasti mudah dipahami.
Pengganti main game dan Youtube.
Daripada si kecil buang waktu dengan game dan youtube yang tidak berguna, lebih baik diganti dengan pelajaran seru dari video yang sama menariknya dengan youtube dan game.
Dengan pertimbangan manfaat dan diskon, setelah nonton acara di tv itu aku segera unduh Ruangguru. Setelah mengunduh, ternyata kita bisa menikmati free trial. Kita tidak langsung ditagih untuk berlangganan tanpa tahu seperti apa di dalamnya. Jadi, aku coba dulu videonya, latihan soalnya, asah otaknya. Setelah puas, aku semakin yakin untuk berlangganan selama 1 tahun. Lumayan banget diskonnya. Kalau per bulan biayanya Rp. 250.000. Kalau 1 tahun cuma nambah dikit jadi Rp. 540.000 saja pakai kode diskon CITACITAMULIA.
Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih dalam tentang Ruangguru dan pengalamanku menggunakannya bersama si kecil, baca terus sampai habis ya.
Mengenal Ruangguru
Ruangguru adalah platform bimbingan belajar online yang bisa diakses melalui smartphone dan desktop kapan saja dan di mana saja. Beberapa layanan yang ada adalah:
- Ruangbelajar: adalah Bimbingan belajar berupa video dan latihan soal komplit.
- Brain Academy: isinya ruang belajar, bimbel intensif, dan kelas soft skills. Ini memerlukan tatap muka.
- RuangGuru Adventure: kita bisa berpetualang dengan teman belajar berupa maskot animasi yang membuat belajar semakin seru.
- Roboguru: merupakan mesin jawab otomatis untuk menjawab soal yang sulit. Kita tinggal foto soalnya saja.
- Ruangkelas: layanan baru yang merupakan sistem pembelajaran jarak jauh gratis dan terlengkap untuk sekolah.
- RuangBelajar Plus: bergabung dengan grup belajar dengan live streaming dengan tutor yang standby.
- Ruang lesonline: layanan untuk chat dengan tutor agar dibimbing secara personal.
- Ruanguji: untuk mengikuti try out online gratis dengan IRT.
- Ruangbaca: berisi tip-tip belajar dan pengembangan diri.
- Ruangles: cari guru privat ke rumah.
Nah, yang merupakan layanan utama adalah RuangBelajar. Di sini kita bisa memilih bimbingan belajar sesuai jenjang akademis.
Mengapa Ruangguru?
Setelah berlangganan Ruangguru, saya semakin mengerti manfaat dan keunggulannya. Manfaat dan keunggulan Ruangguru dibanding bimbel biasa (tatap muka) adalah seperti berikut ini.
Harga lebih murah
Jika dibandingkan dengan bimbel tatap muka biasa jelas Ruangguru lebih murah. Untuk jenjang SD saja, kata teman 300.000 per bulan. Sedangkan Ruangguru, harga setelah diskon adalah Rp. 540.000 untuk 1 tahun, dari harga normalnya yang sebesar Rp. 1.350.000. Jelas lebih hemat dengan soal latihan yang lengkap.
Bisa akses untuk beberapa kelas sesuai jenjangnya
Aku ambil paket untuk Kelas 3 SD. Ternyata di paket ini, aku bisa mengakses pelajaran kelas 1 dan kelas 2 juga. Jadi lebih enak bisa mereview pelajaran yang lalu.
Bisa diakses di manapun dan kapanpun
Sistem belajar tidak terikat waktu dan tempat. Kapan pun ada waktu luang untuk belajar bisa digunakan. Sambil menunggu antrean beli makanan, di perjalanan dalam mobil, atau apapun bisa saja sambil belajar.
Tidak perlu keluar rumah
Mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi, ikut bimbel Ruangguru juga tidak mengharuskan kita keluar belajar di tempat tertentu. Cukup belajar di rumah. Jadi, tetap aman dari ancaman wabah.
Jadwal belajar
Kita bisa menentukan jadwal belajar. Ruangguru bisa membantu mengatur jadwal kita atau bisa juga kita atur sendiri.
Tanya jawab
Kita bisa bertanya pada teman yang lain. Pertanyaan kita nanti akan dikomentari oleh pengguna Ruangguru lainnya.
Latihan soal dengan pembahasan
Setiap selesai menyimak video, kita dapat menjawab kuis sesuai level. Setelah selesai menjawab dan nilai keluar, akan ada pembahasan atas soal tersebut.
Materi Belajar Lengkap
Materi belajar sangat lengkap sesuai kurikulum sekolah. Untuk Kelas 1-2 SD kita bisa memilih kurikulum K13 Revisi, K13 Revisi Tematik, atau Dafa & Lulu K13 Revisi Tematik. Sedangkan kelas 3 SD tersedia pilihan K13 Revisi dan K13 Revisi Tematik.
Video belajar beranimasi
Video materi setiap topik disajikan dengan animasi yang menarik. Anak akan lebih tertarik daripada mendengar ocehan kita yang monoton jika mengajarinya sendiri.
Rangkuman semua materi
Setiap topik pelajaran pasti ada rangkumannya. Asyiknya, rangkuman ini disajikan dengan infografis yang menarik. Dengan demikian penyerapan ke otak akan lebih mudah.
Pendidikan karakter & ruangngaji
Selain mata pelajaran penting, juga ada pendidikan karakter yang disajikan dengan video cerita menggunakan boneka karakter. Fitur Ruangngaji juga dapat diakses dengan bebas untuk siraman rohani. Isinya ada adzan, hikmah Al-Qur'an, dan Juz Amma. Wah, cita-cita Tsaqiif sebagai hafidz makin didukung juga oleh Ruangguru.
Animasi Interaktif Dafa & Lulu
Setelah puas mengeksplorasi materi untuk kelas 3 SD secara sekilas, aku mencoba pilihan kelas 2 SD. Ternyata di situ ada 3 pilihan kurikulum, yaitu K13 Revisi, K13 Revisi Tematik, dan Dafa & Lulu (K13 Revisi Tematik). Aku tertarik dengan Dafa & Lulu. Ternyata pilihan kurikulum ini adalah K13 Revisi Tematik yang disajikan secara animasi interaktif. Tampilannya lebih menarik, persis game.
Tsaqiif pun tertarik mencoba. Dia sangat antusias! Aku tidak menyangka, materi yang diberikan seakan-akan baru baginya. Padahal itu sudah dipelajari di kelas 2 dulu. Tapi ia baru tahu.
Tsaqiif belajar lagi Bahasa Indonesia tentang ungkapan. Ia baru tahu apa arti buah hati, buah tangan, dan rendah hati. Mungkin dulu dia sekadar menghafal dan mudah hilang. Semoga pengulangan belajar dengan animasi kali ini merekat kuat di otaknya.
"Wah, Bunda, keren banget ini. Seperti game, Bun!"
Sejauh ini, Tsaqiif sangat suka belajar di rumah menggunakan aplikasi Ruangguru. Terlebih lagi, setiap mengerjakan soal kuis ia bersemangat, karena dapat menambah poinnya.
“Lihat, Bunda, XP-ku nambah!” serunya setelah mengerjakan suatu level soal.
Sebagai informasi, di Ruangguru ada fitur Ruangguru Adventure. Fitur tersebut bisa membuat anak kecanduan belajar. Karena setiap belajar, melihat video, dan mengerjakan soal, si kecil akan mengumpulkan poin seperti bermain game. Poin-poin yang sudah dikumpulkan bisa ditukar dengan item digital yang menarik untuk menghias avatar. Seperti mengganti sepatu, baju, celana, dan jenis rambut atau penghias kepala.
Selain itu, di Ruangguru Adventure ada Teman Belajar yang lucu. Mereka adalah Modo The Giant Dragon, Cendra The Bird of Paradise, dan Harry The Diamond Tiger. Mereka bisa berevolusi menjadi spesies yang lebih besar dan kuat. Dengan belajar minimal 15 menit sehari selama 4 hari dalam seminggu akan mendapatkan 1 elemen evolusi. Tsaqiif memilih avatar Modo The Giant Dragon. Dia anggap itu sebagai pet-nya. Kalau ia makin giat belajar, petnya ceria. Kalau lama nggak belajar, pet-nya bisa sakit.
Catatan pencapaian juga tersedia di Ruangguru melalui beberapa fitur. Misalnya dengan memeriksa keadaan teman belajar, Ranking yang dibandingkan dengan Squad (pengguna) Ruangguru lain, pengumpulan poin dan level, serta koleksi beragam Trophy.
Usaha belajar Tsaqiif dengan Ruangguru tak sia-sia. Hanya dengan waktu 30 menit, Ulangan Harian Tematik pertamanya benar semua. Penjumlahan teknik menyimpan, pengurangan dengan meminjam, dan soal cerita yang biasanya bikin ia lemah, kini ia libas habis. Materi daur hidup makhluk hidup juga tidak ada yang salah. Alhamdulillah.
“Easy, Bun!” ujarnya.
Testimonial Ruangguru
Ruangguru telah dipercaya oleh 10 juta lebih siswa di Indonesia. Aplikasi pendidikan ini memiliki rating yang tertinggi, yaitu 4.7 di Playstore, dengan ribuan ulasan di Playstore dan AppStore. Sebanyak 85% siswanya mengalami peningkatan nilai sekolah setelah belajar dengan Ruangguru. Tak heran testimonial positif pun didapatkan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Begitulah keseruan pengalamanku dan Tsaqiif ketika belajar di rumah selama pandemi dengan Ruangguru. Jika Tsaqiif senang belajar, aku pun lega. Semoga dengan tambahan belajar menggunakan Ruangguru dapat memupuk cita-cita Tsaqiif menjadi dokter yang hafidz dan pemilik rumah sakit. Cita-cita memang harus direncanakan dan diusahakan sejak dini. Dari awal sudah harus berprestasi.
Kamu tertarik juga? Yuk, download juga Ruangguru, karena banyak manfaatnya dan tidak akan rugi jika anak semakin pintar. Jangan lupa gunakan kode CITACITAMULIA agar dapat diskon 60%!
Referensi:
- https://www.nytimes.com/2020/04/13/parenting/manage-screen-time-coronavirus.html
- https://blog.ruangguru.com/testimoni-sekolah-online
- https://blog.ruangguru.com/tag/cerita-juara
- https://blog.ruangguru.com/pentingnya-pendidikan-kontekstual-di-rumah
Tanggap Alergi di Masa Pandemi dengan Gerakan 3K
Hai, Bunda!
Apakah si kecil menderita alergi? Atau ada gejala alergi tapi Bunda belum tahu? Kita wajib waspada, lho, apalagi di masa pandemi seperti ini. Apakah ada hubungannya wabah Covid-19 dengan alergi si kecil?
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia, di masa pandemi ini anak-anak termasuk golongan yang rentan terkena infeksi. Terlebih lagi, di Indonesia angka kasus terkonfirmasi positifnya tertinggi di ASEAN. Tingkat kematian anak akibat Covid-19 pun tertinggi di ASEAN. Sementara, jika si kecil ada riwayat alergi akan lebih rentan, karena sistem daya tahan tubuh anak alergi unik dan lebih sensitif.
Mengapa Bunda harus Tanggap Alergi?
Alergi bisa berasal dari makanan atau sesuatu yang terhirup. Alergi susu sapi adalah salah satu alergi yang umum terjadi. Anak-anak alergi susu sapi bisa diketahui saat usia 4 bulan. Dan umumnya terjadi keterlambatan ketahuan anak alergi atau bahkan terjadi pembiaran, hingga anak sudah lumayan besar (contohnya sampai umur 1 tahun). Anak saya baru ketahuan menjelang 2 tahun. Karena terlambat tahu ini akan ada risiko yang dialami. Dalam masa ini kan merupakan periode emas tumbuh kembang. Anak alergi ini akan menderita gejala-gejala alergi susu sapi yang menyiksa. Sementara gizi yang terkandung dalam susu sapi tidak akan masuk. Jadi, yang diharapkan awalnya akan membantu tumbuh kembangnya, malah jadi tidak terserap, sehingga pertumbuhan agak terhambat. Oleh karena itu, sangat penting agar Bunda tanggap alergi.
Untungnya, saya berkesempatan mengikuti webinar “Tanggap Alergi di Masa Pandemi” yang diadakan oleh PT Sarihusada Generasi Mahardika melalui brand SGM Eksplor Advance Soya. Webinar yang diadakan pada Senin, 29 Juni 2020 ini adalah salah satu rangkaian dari acara edukasi yang dilakukan SGM dalam rangka mendukung World Allergy Week 2020. Edukasi tentang alergi ini berlangsung dalam “Pekan Tanggap Alergi Maju” yang berlangsung pada 28 Juni-4 Juli 2020. Hadir dalam webinar ini Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan dr., SpA(k), M. Kes; Senior Brand Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Anggi Morika Septie; Digital Marketing Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Mediana Herwijayanti; dan Selebriti sekaligus seorang Bunda yang anaknya alergi, Natasha Rizky.
Mengenal Alergi
Webinar diawali dengan penjelasan dari Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan dr., SpA(k), M. Kes. tentang seluk beluk alergi. Alergi disebabkan oleh pencetus yang disebut dengan alergen. Alergen dibagi menjadi dua, yaitu:
- Makanan. Contohnya susu sapi, telur, makanan laut, gandum, kacang tanah, kacang pohon (hazelnut, kacang almond, kacang mede), dan ikan.
- Sesuatu yang terhirup. Contohnya tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang, dan jamur kapang.
Prof. Budi menjelaskan di antara jenis-jenis alergi, protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah putih telur pada anak-anak Asia. Peringkat ini senada dengan contoh kasus di RS Cipto Mangunkusumo. Dari data klinik anak di rumah sakit tersebut pada tahun 2012, sebanyak 31% pasien anak alergi terhadap putih telur dan 23,8% alergi susu sapi. Secara keseluruhan, sebanyak 7,5% anak mengalami alergi susu sapi di Indonesia.
Alergi susu sapi adalah reaksi tubuh yang menyimpang terhadap protein dalam susu sapi berupa kasein dan whey. Reaksi alergi ini diperantarai IgE dan bisa juga non-IgE. Reaksi alergi yang diperantarai IgE cenderung memiliki manifestasi klinis lebih berat, memakan waktu lama untuk sembuh tetapi lebih mudah untuk mengdiagnosisnya. Angka kejadian anak alergi susu sapi di Indonesia sebanyak 0,5-7,5%. Dari angka kejadian sebanyak itu, manifestasi terbanyaknya berupa dermatitis atopik.
Dampak Alergi Susu Sapi
Anak yang alergi harus cepat diketahui, agar tumbuh kembang mereka optimal. Bayangkan jika mereka telat diketahui, gejala-gejala alergi akan mengganggu hari-harinya. Pasalnya, mereka akan menderita masalah yang cukup sulit.
Pertama, KESEHATAN. Anak yang menderita alergi susu sapi akan menderita dengan gejala-gejala yang dialami. Saluran pencernaan anak alergi memiliki ciri khas cenderung menolak protein susu sapi, sehingga bisa saja sakit perut, diare. Ada kalanya kekebalan tubuh mereka belum sempurna, sehingga jika terkena protein susu sapi, sel-sel tubuh bisa meradang timbullah gatal-gatal, dermatitis atopik, sampai batuk pilek. Belum lagi di kemudian hari, jika alergi ini terus dibiarkan akan timbul penyakit degenaratif, obesitas, hipertensi, dan sakit jantung.
Kedua, TUMBUH KEMBANG-nya bisa terhambat. Hal ini karena anak yang alergi susu sapi otomatis akan pilih-pilih makanan maupun minuman yang bebas susu. Selain itu, alergi makanan lain biasanya akan menyertai. Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Padahal makanan-makanan itu siapa tahu mengandung gizi-gizi yang baik tetapi tidak dapat dikonsumsi anak alergi. Akibat menghindari makanan tertentu bisa jadi si kecil akan kekurangan nutrisi. Kalau nutrisi kurang, tumbuh kembangnya akan terhambat.
Kedua dampak di atas akan semakin parah akibatnya saat si kecil sekolah nanti. Alergi berkepanjangan menganggu pola tidur si kecil hingga menjadikannya stres. Si Kecil akan minder karena tubuhnya kecil dibanding temannya, kalah cerdas, ketinggalan, dikatain kurus, pendek, dan yang jelas mengarah gagal menjadi generasi maju. Dampak PSIKOLOGIS seperti ini tak hanya menimpa si kecil tapi juga orang tuanya.
Akhirnya, pengobatan demi pengobatan dilakukan untuk si kecil. Biaya yang dihabiskan bisa jadi tak sedikit. Orang tua pun harus meluangkan hari-hari untuk merawat si kecil, yang berarti harus tidak bekerja dahulu sementara. Dengan kata lain, orang tua juga berpotensi pendapatannya berkurang.
Tanggap Alergi dengan 3K
Terbayang bukan, bagaimana tersiksanya anak alergi? Walau sebenarnya alergi susu sapi ini saat si kecil sudah agak besar (biasanya mulai 3 tahun) akan berkurang, bahkan hilang, ya masak mau tunggu tiga tahun dulu? Sementara selama 3 tahun itu banyak yang terjadi dalam periode emas tumbuh kembangnya. Tumbuh kembangnya sangat pesat, terlebih perkembangan otak si kecil pada 2 tahun pertama mencapai 80%. Otak mereka sedang ‘semangat-semangatnya’ menyerap stimulasi. Sayang sekali kalau si kecil gagal belajar, gagal aktif, karena sering gatal-gatal, diare, atau bersin-bersin karena alergi susu sapi.
Karena tanggap alergi sangat penting agar tumbuh kembang si kecil optimal, Senior Brand Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Anggi Morika Septie mengatakan bahwa SGM Eksplor Advance+ Soya sebagai pemimpin pasar mengajak para Bunda Untuk Tanggap Alergi melalui gerakan 3K. Gerakan 3K ini meliputi Kenali gejalanya, Konsultasikan ke dokter, dan Kendalikan faktor penyebab alergi dengan nutrisi yang tepat.
1. Kenali
Alergi merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua. Jika ada orang tua ada riwayat alergi, maka si kecil kemungkinan besar akan alergi juga. Begitu juga, jika orang tua tidak ada riwayat alergi, si kecil punya risiko alergi juga meski persentasenya kecil. Oleh karena itu, segera waspadai gejala-gejala alergi susu sapi yang bisa timbul. Gejala alergi susu sapi ini bisa berdampak pada kulit, saluran cerna, saluran napas, hingga anafilaksis.
- Gejala pada kulit. Kulit timbul bentol gatal semacam urtikaria. Bisa juga bintik-bintik merah gatal, bentol merah berisi cairan, atau kulit kering dan gatal yang disebut dermatitis atopik.
- Gejala pada saluran cerna. Timbul reaksi diare, dan sebagian lainnya berupa kolik.
- Gejala pada saluran napas. Gejalanya berupa rhinitis, yaitu bersin-bersin disertai gatal di hidung, hidung tersumbat, namun ingusnya encer. Bisa juga ditunjukkan dengan sesak napas atau asma.
- Anafilaksis. Timbul gejala alergi berat tiba-tiba seperti ruam gatal, pembengkakan tenggorokan, dispnea, muntah, kepala terasa ringan, dan tekanan darah rendah sehingga dapat menyebabkan kematian.
Ada kalanya kita bertanya-tanya, kalau sama-sama pilek, alergi dan penyakit infeksi karena virus hampir sama dong ya? Tentu tidak. Karena ada gejala yang membedakannya. Pertama, perhatikan apakah pilek itu disertai demam? Apakah saat siang lebih dominan daripada pagi atau malam? Lalu apakah dahak/ingusnya kental atau berwarna? Jika salah satu jawabannya iya maka, pilek itu adalah karena infeksi virus. Namun jika semuanya jawabannya tidak, maka pilek itu adalah pilek alergi.
2. Konsultasikan
Jika Bunda menjumpai gejala alergi susu sapi salah satunya saja dari yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter. Kabar baiknya konsultasi ke dokter ini sekarang bisa dilakukan lewat telepon maupun secara online. Jika dicurigai adanya alergi, dokter akan menyarankan uji alergi agar diketahui alergen yang merupakan penyebab alergi si kecil. Setelah itu, dokter akan merekomendasikan tata laksana alergi yang benar.
3. Kendalikan
Alergi susu sapi bisa dikendalikan dengan menghindari makanan tertentu yang mengandung susu sapi. Berdasarkan Rekomendasi Tata Laksana Alergi dan Manajemen Alergi pada Anak IDAI (2014), anak alergi bisa diberikan obat-obatan sesuai indikasi jika perlu. Selain itu, harus dilakukan penghindaran protein susu sapi dan produk turunannya, dengan 3 langkah, yaitu:
- Pemberian ASI. Beri ASI eksklusif selama 6 bulan, dan dilanjutkan hingga 2 tahun. ASI mengandung alergen makanan dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga dapat menginduksi intoleransi. Dengan demikian, lama-lama si kecil akan kebal terhadap alergen.
- Beri makanan bergizi sesuai Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jika memberi produk olahan, perhatikan label. Jangan pilih yang mengandung susu sapi dan turunannya.
- Jika karena indikasi medis ASI tidak dapat diberikan, beri formula alternatif sesuai berat tidaknya gejala alergi si kecil. Gejala alergi berat bisa diberikan formula asam amino. Sedangkan gejala alergi ringan sedang dapat diberikan formula protein terhidrolisis ekstensif maupun formula isolat protein soya.
SGM Eksplor Advance+ Soya, Bantu Penuhi Nutrisi Si Kecil Yang Tidak Cocok Susu Sapi
Untuk melengkapi nutrisi si kecil yang alergi susu sapi setelah berusia 1 tahun hingga 5 tahun, si kecil dapat diberikan susu pertumbuhan berbasis isolat protein soya seperti SGM Eksplor Advance+ Soya. Rasanya enak, lebih creamy. Terdapat 2 varian SGM Eksplor Advance+ Soya, yaitu Vanila dan Madu.
SGM Eksplor Advance+ Soya merupakan pilihan yang tepat untuk melengkapi nutrisi si kecil yang tidak cocok susu sapi karena mengandung 5 kebaikan yang disebut Complinutri Soy+. Apa saja 5 kebaikan Complinutri Soy+ itu? Ini dia.
Dengan Isolat Protein Soya
Isolat protein soya bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang optimal si kecil.Dengan isolat protein soya, tidak khawatir lagi alergi karena protein susu sapi. Kandungan protein yang berasal dari isolat protein soya kualitasnya melebihi sumber protein nabati lain. Tak hanya itu, SGM Eksplor Advance+ Soya juga mengandung asam-asam amino esensial seperti isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin, dan histidin.
Dengan Minyak Ikan, Omega 3 & 6
Omega 3 dan 6 adalah asam lemak yang penting untuk perkembangan otak. Tentu saja ini akan mendukung perkembangan kognitif atau daya pikir yang optimal.
Bebas Protein Sapi
SGM Eksplor Advance+ Soya tidak mengandung protein sapi sama sekali. Hal ini menjadikannya aman untuk anak dengan alergi susu sapi.
Mengandung Serat Pangan Inulin
Serat pangan inulin penting untuk mendukung saluran cerna sehat. Hal ini karena serat membantu melancarkan proses pencernaan. Selain itu, serat juga akan menstimulasi pertumbuhan bakteri baik yang dapat menyehatkan pencernaan, dan memberi efek positif terhadap mood dan psikologi.
Mengandung 13 Vitamin & 11 Mineral
SGM Eksplor Advance+ Soya mengandung 13 vitamin dan 11 mineral yang berfungsi untuk mendukung tumbuh kembang, daya tahan tubuh, dan memperkuat tulang si kecil. Kesebelas vitamin itu adalah vitamin A, C, D, E, K, B1, B2, B3, B5, B6, B9, B12, dan biotin. Sedangkan mineral yang dikandung adalah kalsium, fosfor, zat besi, seng, tembaga, yodium, kalium, selenium, dll.
9 dari 10 Bunda Setuju
Berdasar survei Home Tester Club terhadap terhadap 300 responden yang dilakukan pada Februari 2020, sebanyak 9 dari 10 Bunda percaya bahwa SGM Eksplor Advance+ Soya dapat mengurangi gejala alergi pada si kecil. Beberapa selebriti juga termasuk dalam 9 dari 10 Bunda yang setuju itu. Mereka adalah:
- Revalina S. Temat, “Dulu Rajendra ada ruam-ruam di kulitnya yang bikin gatal dan gak nyaman. Tapi setelah minum SGM Eksplor Advance+ Soya ruam-ruam merah di kulitnya pelan-pelan hilang. Dia bisa main dan belajar tanpa gangguan gatal-gatal lagi.”
- Joanna Alexandra, “Zuriel dulu mengalami ruam di pipi, leher, dan bersin-bersin. Gara-gara ruam dan bersin, kegiatan Zuriel jadi terganggu. Nah, semenjak minum SGM Eksplor Advance+ Soya, kegiatannya menjadi lebih nyaman, tumbuh kembangnya optimal.”
- Natasha Rizky, “Semenjak Miskha minum SGM Eksplor Advance+ Soya, udah nggak ada lagi ruam-ruam merah di kulitnya. Alhamdulillah udah nggak bersin-bersin lagi.”
Tip-Tip Hadapi New Normal Bagi Anak Alergi
Karena anak alergi susu sapi itu sistem imunitasnya unik dan lebih sensitif di masa pandemi, Prof. Budi menyarankan hal-hal berikut dalam menghadapi new normal. Apa saja?
- Imunisasi tetap diberikan sesuai periodenya. Jangan menunda imunisasi karena virus bukan hanya Covid-19. Virus-virus lain yang biasa menyerang si kecil juga mengancam. Oleh karena itu lengkapilah imunisasi dasar.
- Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pantau sesuai SDIDTK (Stimulasi Deteksi, Intervesi Dini Tumbuh Kembang).
- Tetap menjaga kesehatan dengan nutrisi lengkap dan seimbang, perbanyak buah dan sayur, hindari asap rokok, dan aktivitas fisik yang sesuai.
- Ajari anak mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menghindari kerumunan.
- Berjemur di depan rumah setiap pagi sekitar 10-15 menit untuk mengoptimalkan asupan Vitamin D agar daya tahan tubuh kuat.
Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju
Untuk memberikan inspirasi dan mendukung para Bunda Tanggap Alergi Generasi Maju agar tetap memperoleh edukasi nutrisi serta cara mengatasi dan mengendalikan faktor yang menyebabkan alergi susu sapi, SGM Eksplor Advance+ Soya menggelar Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju. Acara ini berlangsung dari 29 Juni hingga 4 Juli 2020. Digital Marketing Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Mediana Herwijayanti mengatakan bahwa kegiatan ini berupa edukasi digital melalui konten-konten yang bisa Bunda jangkau dengan mudah. Contoh konten yang ditayang misalnya interaksi langsung melalui Expert Chat yang bekerja sama dengan beberapa publishers seputar nutrisi dan penanganan anak yang alergi susu sapi, kelas zumba Tanggap Alergi dengan gerakan senam ringan untuk Bunda dan Si Kecil agar tetap aktif dan sehat. Inspirasi resep sehat berbahan dasar SGM Soya yang bekerja sama dengan celebrity chef serta tip-tip agar si kecil yang alergi susu sapi sehat dan nyaman selama di rumah.
Yuk, Bunda coba akses konten-konten edukasi alergi si kecil melalui:
- Facebook Page: Soya dukung Generasi Maju
- Instagram: @soya_generasimaju
- Website: www.generasimaju.co.id/AlergiAnak
Pengalaman Natasha Rizky dalam Mengasuh Anak yang Alergi Susu Sapi
Natasha Rizky punya pengalaman mengasuh anak yang alergi susu sapi. Anak pertamanya tidak ada alergi susu sapi sama sekali. Namun, anak keduanya, Miskha, terindikasi gejala alergi susu sapi. Dengan adanya Pekan Tanggap Alergi ini Natasha sangat mengapresiasi SGM Eksplor Advance+ Soya yang terus mengadakan berbagai kegiatan edukasi terkait anak alergi susu sapi. Dengan demikian, lebih banyak Bunda di Indonesia terinspirasi untuk menjadi Bunda Tanggap Alergi dengan Gerakan 3K.
Natasha pun senang bisa mengakses website www.generasimaju.co.id/AlergiAnak karena informasi yang diberikan didalamnya terjamin benar. Bahkan kita bisa cek alergi anak dari website.
“Kalau mencari info alergi di mesin pencari biasa, banyak yang simpang siur belum tentu valid kebenarannya. Kalau dari generasimaju.co.id/AlergiAnak enak, infonya bertanggung jawab karena terjamin oleh para ahli,” ujarnya.
Ia juga berpesan dalam sesi webinar ini bahwa Bunda yang anaknya alergi susu sapi agar tidak perlu khawatir. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berdasarkan pengalamannya, setelah memberi alternatif nutrisi yang tepat untuk si kecil, gejala yang muncul akibat alergi sudah tidak muncul lagi. Sekarang Miskha bisa lebih aktif bermain dan belajar dengan tumbuh kembang yang optimal.
.
.
Saya pun Tertarik Mencoba!
Setelah mengikuti webinar tadi, saya jadi tertarik mencoba mengakses www.generasimaju.co.id/AlergiAnak
Hal yang saya lakukan pertama kali adalah mengecek apakah anak saya alergi susu sapi atau tidak, di “TOOLS ALERGI”. Soalnya ada riwayat alergi dari saya sebagai orang tuanya, selain itu pernah minum susu sapi beberapa kali langsung timbul bintik-bintik merah di sekitar leher dan lipatan lengan. Saya input jawaban dari beberapa pertanyaan. Hasilnya adalah: Anak saya kemungkinan MEMILIKI GEJALA ALERGI!
Dari info yang tertera saya disarankan untuk memeriksakan ke dokter spesialis anak dan melakukan tes alergi.
Kemudian saya mengeksplor website lebih dalam. Ada info langkah-langkah gerakan Tanggap Alergi dengan 3K dan artikel seputar alergi. Di Kategori KENALI, kita bisa cek kemungkinan si kecil ada alergi atau tidak dengan Tools Alergi yang saya coba tadi. Di Kategori KONSULTASIKAN, ada Expert Chat dan Tanya Dokter. Oh ya, fitur Tanya Dokter ini memungkinkan kita untuk berkonsultasi dengan dokter dan para pakar secara daring tanpa janji bertemu. Yang paling menarik bagi saya adalah di bagian KENDALIKAN. Di kategori ini ada banyak resep berbahan dasar SGM Eksplor Advance+ Soya. Wah, resepnya lezat-lezat, menarik untuk dicoba.
Ternyata SGM Eksplor Advance+ Soya tidak hanya bisa dijadikan minuman biasa, tetapi juga dikreasikan menjadi makanan dan minuman lainnya seperti jus, puding, hingga lauk-pauk atau camilan.
Akhirnya, saya mencoba resep makanan yang berjudul “Bola Ayam Soya Krispi”. Berbekal bahan-bahan sederhana seperti SGM Eksplor Advance+ Soya, daging ayam giling, tepung dll, jadilah makanan recook-nya. Taraaa!
Bagaimana Bunda? Tertarik untuk mencoba juga, bukan?
Begitulah info tanggap alergi anak selama masa pandemi. Ingat selalu Gerakan Tanggap Alergi 3K dan jangan lupa kunjungi www.generasimaju.co.id/AlergiAnak. Semoga bermanfaat ya, Bunda!