Month: September 2017

Tips Kecantikan: Memerahkan Bibir Secara Murah dan Alami

Berbicara mengenai tips kecantikan alami, pastinya menjadi hal yang paling banyak dicari oleh kaum hawa di internet. Setiap orang pasti menginginkan tampilan yang maksimal. Cantik luar maupun dalam. Namun dibandingkan dengan inner beauty yang memang tidak bisa terlihat, kecantikan luar jadi hal yang paling diutamakan. Berbagai cara dilakukan untuk bisa tampil cantik. Tak peduli berapapun besarnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Mulai dari prosedur yang murah meriah, hingga memakan banyak biaya dengan datang ke klinik kecantikan.

lipstick-1942173_960_720

Diantara sekian banyak prosedur kecantikan yang banyak dilakukan oleh wanita, adalah memutihkan kulit. Selain itu juga ada memerahkan bibir. Bibir menjadi salah sagu bagian paling penting bagi wanita. Bibir yang cantik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi lawan jenisnya. Banyak orang yang memang terlahir dengan bibir berwarna hitam. Sehingga agak sulit untuk bisa tampil sempurna tanpa menggunakan lipstik. Padahal pemakaian lipstik yang berlebihan juga berdampak kurang bagus bagi kesehatan kulit bibir mereka.

Untuk itu tak jarang diantaranya yang mengeluarkan uang sangat tinggi untuk melakukan prosedur sulam bibir guna dapatkan hasil merah yang alami. Padahal sebenarnya ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk dapatkan bibir merah alami, bahkan tanpa harus melakukan sulam bibir, diantaranya adalah:

  1. Scrubbing menggunakan lemon dan gula, kedua bahan ini memiliki efek yang sangat bagus untuk mengangkat sel-sel kulit mati, khususnya yang ada di bibir. Kandungan vitamin C juga bagus untuk memerahkan bibir secara alami. Caranya sangat mudah, cukup dengan 2 sendok makan gula ditambah perasan air lemon, kemudian gunakan sebagai scrub untuk bibir Anda, lakukan secara teratur minimal 1 kali dalam 2 minggu.
  2. Manfaatkan minyak zaitun, jangan salah, minyak zaitun tak hanya bagus untuk menjaga kesehatan kulit saja, melainkan juga sebagai bahan alami pemerah bibir, caranya cukup mudah, yaitu cukup dengan mengaplikasikannya setiap hari sebelum tidur di area bibir tersebut.
  3. Gunakan air bunga mawar, air atau sari dari bunga mawar, khususnya adalah mawar merah memiliki zat alami yang bisa memerahkan warna bibir Anda. Caranya sangat mudah yaitu dengan menghaluskan kelopak mahkotanya, kemudian ambil airnya, oleskan pada bibir secara rutin.
  4. Susu untuk memerahkan bibir, selain dengan cara mengkonsumsinya secara teratur, maka juga bisa dengan mengoleskan susu tersebut ke bagian bibir Anda. Kandungan asam laktatnya secara alami bisa mengikis sel-sel kulit mati yang ada pada bibir.

 

Langkah mudah lainnya adalah dengan mengkonsumsi air putih secara cukup, minimal 8 gelas setiap hari untuk mendapatkan kulit bibir yang selalu nampak segar, terhindari dari dehidrasi. Itulah tips kecantikan alami memerahkan bibir yang bisa Anda coba.

Meikarta Belum Mengantongi Izin Pembangunan, Tetap Berlanjutkah?

Meikarta. Sudah pernah dengar bukan? Yang sempat ramai di jagad maya itu, lho. Yup! Kota baru yang akan mirip dengan Jakarta bikinan Lippo Group. Proyek raksasa Meikarta di Cikarang sungguh menuai polemik sejak awal perencanaannya. Terang saja, mulai dari kasak-kusuk tentang hegemoni asing di Indonesia, hingga izin pembangunan proyek pemukiman, sedang gencar dibicarakan publik. Lahan 600 hektar ini disebut-sebut baru memiliki Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) sebagai tindak lanjut adanya izin lokasi.

Hal itu diperkuat dengan penjelasan dari Eddy Nasution selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), bahwa pihaknya telah meminta Lippo Group untuk menghentikan pembangunan Meikarta sampai seluruh perizinan rampung. Berdasarkan pemantauan dari lokasi, saat ini pembangunan tersebut baru sebatas penanaman pohon, rumput, dan pengiriman alat konstruksi seperti crane dan sebagainya.

Mengacu kepada peraturan, setelah mendapatkan IPPT, seharusnya pihak Lippo menyampaikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), mendapatkan Izin Lingkungan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), setelah itu baru bisa memulai proses pembangunan. Jika seluruhnya sudah terpenuhi, barulah pembangunan bisa dilakukan.

Belum cukup sampai di situ, muncul kehebohan baru karena Meikarta menyelenggarakan Grand Launching sekaligus promosi pada 17 Agustus lalu, dengan mengadakan sistem booking fee sebesar 2 juta rupiah saja. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar sempat menyayangkan tindakan Lippo yang tetap melangsungkan aktivitasnya meski belum mengantongi izin lengkap. “Harusnya pihak berwenang bisa menghentikan itu,” ujarnya kepada salah satu media.

Berbanding terbalik dengan kabar yang beredar, Danang Kemayan selaku Direktur PT Lippo Karawaci mengungkapkan bahwa tidak ada masalah dalam pembangunan, dan penuntasan perizinan proyek ke Pemerintah Kabupaten Bekasi sedang diproses oleh pihak manajemen.

Lebih lanjut, Danang menjelaskan bahwa aktivitas pemasaran yang dilakukan Lippo adalah sebuah hal yang wajar, yakni dengan terlebih dulu menjual konsep. Toh yang dibayarkan oleh pelanggan saat ini bukan berupa down payment atau uang muka, melainkan hanya booking fee, dan hal tersebut tidak memerlukan perizinan.

Oalah… oalah. Beda ya ternyata bayar booking fee sama uang muka. Sebagai masyarakat, pelik rasanya mengikuti perkembangan informasi Meikarta dari satu masalah ke masalah lain. Masalah yang ada seolah tak kunjung henti bermunculan. Jika kita telaah kembali, bener ga sih, Meikarta menyalahi aturan? Sedangkan menurut pemberitaan, lahan sebesar 84,6 ha sudah mengantongi izin untuk membangun pemukiman (baca di sini http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/08/22/meikarta-kantongi-izin-pembangunan-hunian-84-ha-dari-pemkab-bekasi) dan izin yang dikeluarkan pun blok per blok sesuai dengan blok-blok yang dipasarkan saat launching. (Baca juga https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/bos-meikarta-klaim-sudah-kantongi-izin-dari-pemerintah)

Jadi, salahkah mereka melakukan promosi dengan menjual sebuah konsep? Atau… perlukah polemik ini terus digembar-gemborkan? Bukankah lebih baik kita menanti dan percaya terhadap pihak pembangun dan pemerintah, bahwa mereka akan menjalankan proses perizinan dengan cermat dan tepat hingga tuntas?