Pikniknya Ibu-Ibu Tak Mau Rugi

Ibu-ibu adalah gender wanita yang sudah menikah. Kerjaannya seabrek. Kerja di luar rumah, mengurus suami, mengurus rumah tangga. Apalagi jika memiliki anak. Anaklah yang menjadi fokus utama. Memberinya makan, membersihkan badannya. Belum lagi jika anak-anaknya aktif, pekerjaan bersih-bersih rumah tak kunjung usai. Diberantakin lagi, dirapikan, berserakan lagi, terus berulang. Mau memandikan anak juga harus kejar-kejaran dulu, begitupun sewaktu makan dan menidurkan. Rasa-rasanya ibu-ibu adalah orang yang gampang stres jika urusannya demikian setiap hari.

Stres jangan dianggap remeh. Stres bukan hanya berkautan dengan masalah kejiwaan saja. Menurut Plaut dan Friedman sang peneliti, stres dapat meningkatkan peluang seseorang terinfeksi penyakit, imunutas menurun, dan antibodi berkurang. Jadi stres dapat berakibat ke penyakit fisik.

Untuk mengobati stres, ibu pun butuh piknik. Ia harus beristirahat dari rutinitas hariannya. Ia butuh me time. Termasuk ibu yang di rumah saja alias ibu rumah tangga.

Mengapa piknik sebagai pilihan pereda stres? Well. Stres bisa diredakan dengan berbagai cara. Mendekatkan diri pada Tuhan, menangis, mencurahkan hati tentang persoalan yang mengganjal bisa meredakan stres. Pilihan piknik adalah pilihan yang lebih menguras uang tapi bahagianya tak terkira.

Nah, mengapa piknik mengakibatkan kebahagiaan yang tak terkira? Piknik tidak cuma satu atau dua jam seperti berkunjung ke mall. Piknik bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karenanya kita bisa melupakan masalah yang dihadapi untuk waktu yang lumayan lama dibandingkan teknik pereda stres lainnya (berdoa, menangis, dll).

Satu syarat untuk melepaskan stres dengan berpiknik. Jangan bawa sumber masalah ke tempat piknik. Misalnya kita jenuh dengan pekerjaan, janganlah membawa PR pekerjaan bersama kita sewaktu piknik. Jika demikian berarti sama saja dengan pindah lokasi kerja tapi stres tidak hilang.

Biasanya ibu-ibu diajak piknik atau berlibur sih senang-senang saja. Tapi ketika ia ingat soal keuangan, ia akan memilih untuk mengatakan tidak. Ia rela mengirit. Mending uang ditabung daripada dihambur-hamburkan. Padahal piknik untuk kesehatannya juga lho. Daripada merawat sakit mending cegah penyakit sebelum datang kan? Karena pengobatan biayanya juga tidak murah.

Nah, bagaimana kita siasati agar piknik tidak merugi seperti anggapan ibu-ibu? Setidaknya ada beberapa trik seperti berikut.

1. Pilih lokasi yang adem dan memiliki tujuan wisata edukatif

Apa jadinya kalau kita menuju ke lokasi yang dingin? Tentu akan merasa fresh. Rutinitas kita sehari-hari biasanya di ruang yang panas, pulang pergi macet, rumah jadi sumpek. Ketika bertemu dengan lokasi yang dingin akan terasa legaaaa banget. Nah, setelah kita menargetkan kota yang dingin, kita cari tempat wisata yang bersifat mendidik. Ini alasannya untuk anak. Biasanya kan ibu-ibu rela melakukan apa saja demi kecerdasan anak. Wisata edukatif inilah yang mengcover kebutuhan tersebut. Jadi ibu-ibu tak rugi. Bukan sekadar piknik biasa tapi juga menambah pengetahuan bagi anak.

Tapi liburan dimana ya yang kotanya dingin dan punya wahana edukatif? Bagaimana jika liburan di Bogor? Di sana tentu banyak pilihan mulai dari Kebun Raya Bogor yang kaya akan variasi tanaman, Taman Safari Cisarua yang punya banyak koleksi hewan hutan, Museum Zoologi atau Taman Wisata Mekarsari.

Istana Bogor Di Dalam Kebun Raya Bogor
Istana Bogor Di Dalam Kebun Raya Bogor

2. Berlibur sambil memotret barang jualan

Kalo ketemu tempat yang indah maunya fotooo terus. Foto selfie, wefie, atau pemandangannya ajah. Sekarang waktunya anti mainstream nih. Kalau punya barang dagangan, biasanya bagi ibu-ibu yang dagang online, foto aja produknya dengan berbagai latar pemandangan. Atau kalau ketemu bule kita bisa minta dia berpose dengan barang dagangan kita. Foto-foto itu lalu kita post ke social media. Karena bagus jadi banyak yang penasaran siapa tahu berujung closing order? Dengan demikian kita tidak merasa dirugikan dengan piknik. Malah menambah pundi-pundi uang bukan?

Contoh foto liburan setelah diedit menjadi bahan promosi kita -- Strategi soft selling
Contoh foto liburan setelah diedit menjadi bahan promosi kita — Strategi soft selling

3. Berlibur sambil mengaji

Menimba ilmu agama bisa dilakukan dengan sambil berlibur lho. Biasanya event ini diadakan oleh pihak tertentu. Dan biasanya lagi liburan diadakan di lokasi yang sejuk dekat pegunungan. Lagi-lagi liburan di Bogor deh. Kenapa? Karena event berlibur sambil mengaji sering diadakan di Bogor.

Lalu dimana letak hubungannya piknik tak merugi dengan mengaji? Ya iyalah ada. Jika ilmu agama bertambah pastinya kita tidak akan rugi dunia akhirat. Keimanan bertambah berarti menjadi bekal untuk menuju ke akhirat nanti. Tidak hanya sukses di dunia saja.

Liburan Sambil Mengaji, Bisa Pamer Foto Ke Teman, Tambah Ilang deh stresnya -- Bersama Teuku Wisnu
Liburan Sambil Mengaji, Bisa Pamer Foto Ke Teman, Tambah Ilang deh stresnya — Bersama Teuku Wisnu

Bagaimana ide piknik agar tidak rugi di atas? Cukup menarik dan out of the box bukan?

 

Artikel ini berpartisipasi dalam “Lomba Blog Piknik itu Penting”

Posted on: October 6, 2015, by : li partic

5 thoughts on “Pikniknya Ibu-Ibu Tak Mau Rugi

  1. Articel yang sangat mendidik dan tambahan wawasan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan badan terutama bagi ibu ibu muda yang masih punya anak yang kecil2,terima kasih mbak li partic yang telah menulis articel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *