Menebar Manfaat dengan Menulis Sampai Menerbitkan Buku
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan menelurkan buku yang saya tulis sendiri. Saya telah menulis buku Jilbab Bukan Jilboob (Gramedia), Perisai Segala Penyakit (Elex), kontributor buku antologi Storycake (Gramedia). Sedari kecil saya memang menggemari buku. Mulai dari bentuk majalah, buku cerita, novel, dll. Setiap ke toko buku saya selalu mengincar bagian buku-buku fiksi. Setelah beranjak remaja, kegemaran saya teralihkan, dari fiksi ke nonfiksi.
Seringnya membaca buku-buku nonfiksi itulah yang menginspirasi saya untuk menulis. Bagaimana ya jika suatu saat nanti menjadi seperti mereka yang sukses menulis di bidangnya. Kebetulan saya menguasai beberapa bidang seperti kesehatan, pangan, bisnis, dan dunia online karena saya lulusan Teknologi Pangan yang berprofesi sebagai konselor laktasi dan pebisnis. Saya ingin berbagi ilmu dengan orang lain. Tentu hidup akan lebih berarti. Ilmu mengalir pahala pun mengalir. Kemudian saya sering mencari inspirasi di toko buku, tema apa yang akan saya bikin.
Pastinya ide datang tak kenal waktu dan tempat. Oleh karena itu, penting sekali begitu ide lewat, tangkaplah ia dan tuangkan di buku tulis. Sempatkanlah setiap hari untuk mengembangkannya dan menyusunnya hingga terbentuk suatu kerangka. Kembangkan kerangka menjadi isi. Jika naskah sudah utuh segera ajukan ke penerbit.
Jika buku disetujui penerbit, ikuti proses administrasinya. Setelah buku terbit kita tinggal menikmati aliran royalti yang besarnya sekitar 7-10%. Tapi ingat, sebagai penulis, kita juga wajib mempromosikan buku kita sendiri. Aliran royalti akan lebih cepat bukan? Daripada kita pasif menunggu income datang lebih baik kita aktif berkoar-koar tentang buku kita. Lalu bagaimana jika ditolak penerbit? Tentunya janganlah berkecil hati. Teruslah asah kemampuan menulis melalui catatan, blog, atau apapun ketika ide datang.
Tidak sabar menanti buku kita terbit? Atau daripada bertanya-tanya dalam hati dan berharap-harap cemas buku kita diterima atau tidak, ada alternatif lain. Self publishing! Yup, kita bisa menerbitkan buku sendiri. Aduh, saya kan tidak punya modal? Tenaaaang! Terbitkan lewat Rasibook bisa kok. Tersedia paket yang GRATIS sampai berbayar. Tidak asal terbit saja, Rasibook juga menawarkan beberapa keuntungan diantaranya:
- Royalti lebih besar, yaitu 15%
- Dipromosikan via web, facebook, twitter
- Dijual di penyedia buku digital seperti Google Play, App Store, Scoop, dll.
Jadi, gimana kesimpulannya biar bisa jadi penulis?
- Cintai buku
- Temukan inspirasi dari buku-buku yang kita sukai
- Tulis segera ide yang didapat, kembangkan menjadi kerangka dan isi.
- Naskah yang sudah jadi segera terbitkan. Bisa lewat penerbit mayor atau penerbit indie dengan self publishing.
Semoga bermanfaat 🙂
Posted on: October 31, 2014, by : li partic
Sangat bermanfaat mbak. Mulai dari cintai buku dulu ya. Kalo bukan passionnya ga bisa nulis walo ngaku-ngaku suka nulis hehehe