Dongeng Cinderela Bukan Konsumsi Anak-anak

Mungkin sudah sejak dulu dongeng percintaan menjadi konsumsi hiburan untuk anak-anak. Kalau di Indonesia ada cerita rakyat Tangkuban Perahu, Rorojonggrang, Si Jaka yang mencuri selendang bidadari sehngga tidak bisa pulang ke kahyangan, kemudian timbul imajinasi, bagaimana tubuh wanita jika tidak berpakaian.

Masih lumayanlah, ya. Ada lagi dongeng-dongeng luar negeri seperti kisah-kisah puteri-puteri Disney. Sebut saja puteri salju, puteri duyung, cinderella. Semua berisi cerita dewasa yang dikartunkan. Takluput dari adegan berpelukan antara wanita dan pria yang bukan mahramnya, berpegangan tangan, sampai berciuman. Pakaian yang mewah, cerita yang so sweet, gaun yang cantik nan berkilau akan menjadi impian anak-anak.

Nah, sekarang ini ada lagi cerita animasi yang asalnya untuk anak-anak, dijadikan film aksi langsung. Filmnya diputar mulai 13 Maret 2015. Apalagi kalau bukan Cinderella yang pemeran utamanya adalah Lily James sebagai Cinderellanya. Sutradaranya sendiri Kenneth Branagh mengklaim bahwa cerita ini ditujukan untuk perempuan dewasa. Ia ingin menginspirasi wanita saat ini untuk kuat dan murah hati seperti Cinderella. Di sisi lain Ia ingin mendongkrak penjualan fashion terkait seperti brand-brand tertentu yang dipakai dalam filmnya.

Sayangnya, tak sedikit juga anak kecil yang ikut-ikut nonton, bahkan atas inisiatif keinginannya sendiri, tentunya dengan mengajak orang tuanya. Salah satu presenter Irfan Hakim pun mewanti-wanti setelah berpengalaman menonton Cinderella bersama putrinya.

“Aisyah usai nonton film itu dia mau cium, karena inget adegan kissingnya habis nonton,” ujarnya setelah nonton bareng di Paddle Pop Magilika di XXI Senayan Jakarta Pusat.

Itulah salah satu contoh berdasarkan pengalam pribadi sang presenter. Mending ya, kalau minta dicium sama orang tuanya, kalau request sama temannya apalagi yang cowok bagaimana?

Tidak mungkin juga mendampinginya sepanjang film-film semacam begitu. Mau ditutupi mukanya? Tidak mungkin menutup masalah kan? Si kecil pasti sudah tahu alur ceritanya, dan berimajinasilah dia.

Menurut saya, dongeng-dongeng percintaan luar negeri itu, meski aman dari gambar-gambar, anak-anak akan belajar mengimajinasikan. Hati mana yang tidak akan berdesir mendengar dongeng-dongeng cinta? Ia akan memimpikan wedding dream, prince charming dan sejenisnya. Besarnya, ia akan mempraktekkan dengan cari pacar, pergaulan yang bebas.

I think, belum waktunya. Itu.

Posted on: March 26, 2015, by : li partic

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *