Insto Dry Eyes, Atasi Mata Kering Meski Multitasking

Insto Dry Eyes,

Atasi Mata Kering Meski Multitasking

Wanita berperan multitasking itu sudah lumrah. Tak hanya multitasking, multiprofesi juga bisa dijalani. Itulah yang aku alami sekarang. Pagi hingga malam, hidupku dipenuhi dengan berbagai peran: content creator, pebisnis, ibu rumah tangga yang dituntut memasak, hingga “sopir” pribadi untuk anak-anak dengan motor kesayangan.

Saking menikmati peran, masalah mata jadi terabaikan. Nyaris saja aku tidak sadar, kalau yang aku alami itu adalah gejala mata kering. Inilah kisahku.

Wanita Multitasking

Pagi yang Sibuk: Memulai Hari dengan Energi Penuh

Aku memulai hari jam 5 pagi. Setelah salat subuh, aku langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah sarapan selesai, aku mengambil motorku, sebuah skutik merah yang sudah setia menemaniku selama 5 tahun. Aku mengantar dua anakku ke sekolah yang berjarak 3 kilometer dari rumah. Di balik helm motor matikku, aku memutar otak merencanakan konten Instagram, Tiktok, dan merencanakan menu makan malam keluarga sekaligus. Sehari-hari, aku adalah content creator penuh energi, pebisnis kreatif, dan—tak kalah penting—ibu rumah tangga yang wajib memasak.

Pagi itu, angin terasa kencang, dan debu jalanan sedikit membuat mataku perih.

“Biasa sih, Sidoarjo gini,” gumamku sambil mengusap mata.

Memang Sidoarjo ini sebagai kota industri. Kalau jalanan kering bisa banyak debu, asap kendaraan bermotor, juga pastinya berbaur dengan asap pabrik.

Setelah mengantar anakku, aku kembali ke rumah untuk memulai pekerjaan utamaku.

Siang Hari: Content Creator dan Pebisnis Sekaligus

Aku adalah seorang content creator yang fokus pada niche lifestyle dan kehamilan. Aku memiliki lebih dari 90 ribu pengikut di Tiktok, dan setiap hari aku harus membuat konten yang menarik. Inget banget di siang itu, aku sedang merekam video edukasi tentang pijat perineum.

Namun, setelah dua jam menatap layar ponsel untuk mengedit video, mataku mulai terasa tidak nyaman.

“Kok rasanya kaya ada pasir gitu di mata,” keluhku.

Aku mencoba berkedip beberapa kali, tetapi sensasi itu tidak hilang. Aku akhirnya mengabaikannya dan melanjutkan pekerjaanku, karena tenggat waktu untuk mengunggah konten sudah dekat.

Selesai editing, aku cek pesanan yang masuk di laptop, lalu mengatur pengiriman. Aku juga harus membuat artikel untuk website bisnisku. Sambil mengetik di laptop, mataku semakin terasa perih, bahkan mulai memerah.

“Mungkin cuma capek,” pikirku, lalu aku melanjutkan pekerjaanku.

Sore yang Padat: Antar Jemput dan Kembali ke Dapur

Pukul 3 sore, aku kembali mengambil motor untuk menjemput anak-anakku dari sekolah. Sore itu, udara Sidoarjo terasa panas dan penuh polusi. Saat menunggu di lampu merah, lagi-lagi aku merasa mataku semakin kering dan panas.

“Kok tambah parah, ya?” gumamku.

Entahlah, rengekan anak-anak yang kelaparan membuatku mengabaikannya dan mempercepat laju motor agar cepat sampai di rumah. Aku langsung menyiapkan makan malam. Tampaknya ayam goreng tepung dan sambal matah akan jadi primadona malam ini. Namun, saat mengiris bawang untuk sambal, mataku terasa sangat perih, bahkan mulai berair.

“Ini bukan karena bawang kayaknya” pikirku.

Aku mulai khawatir, tetapi aku tetap menyelesaikan masakanku karena keluarga sudah menunggu.

Malam: Waktu untuk Refleksi dan Kesadaran

Setelah makan malam selesai dan anak-anak tertidur, aku akhirnya punya waktu untuk diri sendiri. Aku duduk di sofa sambil membaca pesan dari pelanggan di ponselku. Namun, mataku terasa sangat tidak nyaman. Penglihatanku sedikit buram, dan aku merasa seperti ada benda asing di mataku.

“Ini nggak wajar,” kataku pada diri sendiri.

Akhirnya aku mencari informasi di internet tentang gejala yang kualami. Setelah membaca beberapa artikel, aku menemukan bahwa gejalanya mirip dengan dry eye syndrome atau mata kering. Aku mulai menyadari bahwa gaya hidupku yang multitasking mungkin menjadi penyebabnya. Paparan angin dan debu saat naik motor, penggunaan gadget yang berlebihan, serta kurangnya istirahat mata ternyata menjadi faktor utama.

Mata Kering: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Mata kita adalah jendela ke dunia. Setiap hari, mata bekerja keras untuk membantu kita melihat, membaca, bekerja, hingga menikmati hiburan digital. Tapi sayangnya, banyak orang mengabaikan tanda-tanda bahwa mata mereka mulai “protes” — salah satunya adalah mata kering.

Mata kering mungkin terdengar seperti masalah ringan, tapi jika dibiarkan, bisa memengaruhi kenyamanan, bahkan kesehatan mata secara keseluruhan. Makanya, #MataKeringJanganSepelein. Dalam artikel ini, kita akan membahas tuntas mulai dari pengertian, penyebab, dampak, hingga cara mencegah dan mengatasi mata kering.

Apa Itu Mata Kering?

Secara medis, mata kering dikenal sebagai sindrom mata kering atau keratoconjunctivitis sicca. Mata kering adalah suatu kondisi yang terjadi ketika mata tidak memproduksi air mata yang cukup, atau ketika air mata yang diproduksi tidak berkualitas baik untuk menjaga kelembapan permukaan mata. Akibatnya, mata menjadi kering, iritasi, dan tidak nyaman. Kondisi ini dapat memengaruhi siapa saja, mulai dari anak muda hingga lansia, dan menjadi semakin umum di era digital karena penggunaan perangkat elektronik yang intens.

Air mata tidak hanya untuk menangis, fungsinya sangat penting dalam menjaga kesehatan mata. Air mata memiliki fungsi penting untuk menjaga kelembapan mata, melindungi permukaan mata dari infeksi, dan membantu menjaga penglihatan yang jernih. Air mata terdiri dari tiga lapisan utama:

Lapisan Lipid

Mencegah penguapan air mata.

Lapisan Air

Memberikan kelembapan dan nutrisi pada mata.

Lapisan Mukus

Membantu air mata menyebar merata di permukaan mata.

Lapisan Air Mata

Gangguan pada salah satu lapisan ini dapat menyebabkan mata kering. Misalnya, jika kelenjar meibom (yang menghasilkan lapisan lipid) tersumbat, air mata akan menguap lebih cepat, menyebabkan kekeringan.

Penyebab Mata Kering

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan mata kering, mulai dari gaya hidup hingga kondisi medis tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab utama:

1. Faktor Lingkungan

– Udara kering: Paparan terhadap udara kering, seperti di ruangan ber-AC atau daerah dengan kelembapan rendah, dapat mempercepat penguapan air mata.

– Angin dan asap: Angin kencang, debu, atau asap rokok dapat mengiritasi mata dan mengurangi produksi air mata.

– Cahaya matahari: Paparan sinar UV yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mata.

2. Penggunaan Gadget yang Berlebihan

Di era digital, banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer, ponsel, atau tablet. Kebiasaan ini dapat menyebabkan computer vision syndrome, yang salah satu gejalanya adalah mata kering. Saat menatap layar, frekuensi kedipan seseorang cenderung berkurang, sehingga air mata tidak menyebar dengan baik di permukaan mata.

3. Faktor Usia

Penuaan alami dapat mengurangi produksi air mata, terutama pada wanita pascamenopause karena perubahan hormon. Studi menunjukkan bahwa lebih dari 50% orang di atas usia 60 tahun mengalami gejala mata kering.

4. Kondisi Medis

Beberapa penyakit dapat memengaruhi produksi air mata, seperti:

Penyakit autoimun: Lupus, rheumatoid arthritis, atau sindrom Sjögren sering dikaitkan dengan mata kering.

Diabetes: Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat merusak saraf yang mengatur produksi air mata.

Gangguan tiroid: Dapat memengaruhi metabolisme tubuh, termasuk fungsi kelenjar air mata.

5. Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan mata kering sebagai
efek samping, termasuk:

  • Antihistamin (untuk alergi)
  • Dekongestan
  • Antidepresan
  • Obat tekanan darah
  • Terapi pengganti hormon

6. Penggunaan Lensa Kontak

Lensa kontak dapat menyerap air mata, sehingga mengurangi kelembapan mata. Penggunaan lensa kontak yang tidak higienis atau terlalu lama juga dapat memperburuk gejala mata kering.

7. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan asam lemak omega-3 atau vitamin A dapat memengaruhi kualitas air mata. Omega-3, yang ditemukan dalam ikan seperti salmon atau suplemen minyak ikan, membantu menjaga lapisan lipid air mata.

Gejala Mata Kering

Gejala mata kering dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan sering kali memengaruhi kedua mata. Beberapa gejala yang umum meliputi:

Rasa perih atau terbakar di mata

Rasanya seperti ada api kecil di matamu, terutama kalau kamu lagi di ruangan ber-AC atau terkena angin kencang. Aku sendiri sering ngerasa gini pas habis naik motor! Sensasi seperti ada pasir atau benda asing di mata.

Sensasi seperti ada pasir atau benda asing di mata

Kamu akan merasa ada pasir atau debu di mata, padahal tidak ada apa-apa. Itu salah satu gejala klasik mata kering.

Mata Merah

Mata Merah

Mata kering sering menyebabkan kemerahan karena permukaan mata kekurangan pelumasan, sehingga mudah iritasi.

Mata Berair

Aneh, bukan? Mata kering justru bisa memicu air mata berlebih sebagai respons tubuh untuk melawan kekeringan. Sayangnya, air mata ini biasanya tidak cukup berkualitas untuk melembapkan mata.

Penglihatan Buram

Mata kering bisa membuat penglihatan sedikit buram, terutama saat membaca atau menyetir di malam hari. Tapi ini akan membaik setelah berkedip.

Faktor Risiko Mata Kering

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami mata kering, seperti:

Jenis kelamin: Wanita lebih rentan karena perubahan hormon, terutama selama kehamilan, menyusui, atau menopause.

Pekerjaan: Pekerjaan yang membutuhkan fokus visual tinggi, seperti programmer atau desainer grafis, meningkatkan risiko mata kering.

Kebiasaan merokok: Asap rokok dapat mengiritasi mata dan mengurangi produksi air mata.

Riwayat operasi mata: Prosedur seperti LASIK dapat memengaruhi saraf yang mengatur produksi air mata.

Cara Mengatasi Mata Kering

Mata kering dapat diatasi dengan berbagai cara, mulai dari perubahan gaya hidup hingga pengobatan medis. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Gunakan Tetes Mata (Artificial Tears)

Tetes mata yang dirancang khusus untuk mata kering dapat membantu menjaga kelembapan mata. Tetes mata buatan ini akan secara instan melembapkan mata keringmu.

2. Terapkan Aturan 20-20-20

Untuk mengurangi ketegangan mata akibat penggunaan gadget, ikuti aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini membantu mata berkedip lebih sering dan mencegah kekeringan.

3. Tingkatkan Kelembapan Ruangan

Gunakan humidifier untuk menjaga kelembapan udara di ruangan, terutama kalau kamu sering berada di ruangan ber-AC. Hindari paparan langsung dari kipas angin atau pengering rambut.

4. Konsumsi Makanan Kaya Omega-3

Tambahkan makanan seperti ikan salmon, sarden, atau biji chia ke dalam pola makanmu. Suplemen omega-3 juga dapat membantu meningkatkan kualitas air mata.

5. Hindari Asap dan Debu

Gunakan kacamata pelindung saat berada di lingkungan berdebu atau berangin. Kalau kamu merokok, pertimbangkan untuk berhenti karena asap rokok dapat memperburuk gejala mata kering.

6. Perhatikan Penggunaan Lensa Kontak

Kalau kamu menggunakan lensa kontak, pastikan untuk membersihkannya dengan benar dan tidak memakainya terlalu lama. Berikan waktu bagi mata untuk “bernapas” dengan mengganti lensa kontak dengan kacamata sesekali.

7. Konsultasi ke Dokter Mata

Ini dilakukan kalau  mata keringmu tidak membaik dengan perawatan di rumah. Bisa jadi ada kondisi lain yang mendasarinya. Mungkin kamu mengalami mata yang kemerahan atau nyeri yang parah, penglihatan buram yang tidak membaik, atau gejala yang tidak kunjung reda meski sudah menggunakan tetes mata. Baru deh, ke dokter mata.

Insto Dry Eyes,

Atasi Mata Kering Tanpa Ke Dokter

Tadi sudah dibahas, untuk mengatasi mata kering bisa gunakan tetes air mata. Insto Dry Eyes adalah merek yang populer di Indonesa untuk mengatasi mata kering. Insto Dry Eyes adalah tetes mata yang diformulasikan khusus untuk membantu mengatasi mata kering dan iritasi ringan. Produk ini berbeda dari varian Insto Reguler (Insto Cool) yang lebih ditujukan untuk menyegarkan mata merah karena iritasi ringan.

#InstoDryEyes cocok digunakan untuk meredakan iritasi akibat kurangnya produksi air mata, seperti pada kondisi tertentu (misalnya rheumatoid arthritis atau keratoconjunctivitis) atau karena aktivitas sehari-hari, seperti terlalu lama menatap layar. Kalau sudah merasakan gejala mata kering, langsung saja beli Insto Dry Eyes di toko terdekat tanpa harus ke dokter. Soalnya Insto Dry Eyes ini dijual bebeas tanpa resep dokter.

Kini, Insto Dry Eyes tampil dengan kemasan baru. Produk ini dikemas dalam botol mungil berukuran 7,5 ml dengan warna biru yang khas, jadi gampang dibawa ke mana-mana.

KOMPOSISI UTAMA

Insto Dry Eyes mengandung dua bahan aktif utama:

  • Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC) 3 mg/ml: Bahan ini bekerja sebagai artificial tear atau pelumas buatan, yang membantu melembapkan dan melindungi permukaan mata.
  • Benzalkonium Chloride: Digunakan sebagai pengawet dalam jumlah kecil.

Aku mulai menggunakan Insto Dry Eyes saat aku merasa mataku sangat kering setelah seharian kerja di depan laptop. Biasanya, setelah 6-7 jam menatap layar tanpa jeda, mulai terasa tuh mata SEpet, PErih, LElah. Aku teteskan 1-2 tetes di setiap mata, tiga kali sehari, sesuai petunjuk di kemasan. Sensasi pertama yang aku rasakan adalah kelembapan instan di mata. Rasa seperti ada pasir di mata langsung hilang, dan mataku terasa lebih segar. Aku juga pakai ini setelah naik motor, karena angin dan debu di jalan sering bikin mataku kering.

Selama dua minggu pemakaian, aku merasa Insto Dry Eyes cukup membantu untuk meredakan gejala mata kering ringan. Namun, aku juga notice beberapa hal yang menurutku perlu diperhatikan. Nah, biar lebih jelas, aku jabarkan yang aku rasakan, ya!

Memberikan Kelembapan dengan Cepat

Salah satu hal yang aku suka dari Insto Dry Eyes adalah efeknya yang langsung terasa. Begitu diteteskan, mataku langsung terasa lebih lembap, dan rasa perih atau gatal berkurang. Ini sangat membantu, terutama setelah seharian bekerja di ruangan ber-AC atau saat mataku terasa kering karena paparan angin dan debu.

Praktis dan Mudah Didapat

Botolnya kecil dan ringkas, jadi gampang dibawa ke mana-mana—entah di tas kerja atau saku jaket. Selain itu, Insto Dry Eyes termasuk obat bebas terbatas, jadi aku bisa beli tanpa resep dokter di Indomaret, Alfamart, Alfagift, apotek, platform online. Harganya juga ramah di kantong, cocok buat yang butuh solusi cepat tanpa harus keluar banyak biaya.

Cocok untuk Berbagai Aktivitas

Produk ini aku pakai dalam berbagai situasi, seperti setelah naik motor, saat kerja lama di depan layar, atau bahkan setelah membaca buku digital di malam hari. Insto Dry Eyes cukup efektif untuk meredakan gejala mata kering ringan, seperti rasa sepet, perih, atau sensasi mengganjal. Aku juga baca bahwa produk ini bisa digunakan sebagai pelumas untuk mata palsu, jadi cukup serbaguna.

Aturan Pakai yang Simpel

Cara pakainya gampang banget: teteskan 1-2 tetes di setiap mata, 3 kali sehari atau sesuai anjuran dokter. Aku suka karena nggak perlu repot menghitung dosis yang rumit, dan aku bisa pakai kapan saja saat merasa mata mulai nggak nyaman.

Aku mulai menggunakan Insto Dry Eyes saat aku merasa mataku sangat kering setelah seharian kerja di depan laptop. Biasanya, setelah 6-7 jam menatap layar tanpa jeda, mulai terasa tuh mata SEpet, PErih, LElah. Aku teteskan 1-2 tetes di setiap mata, tiga kali sehari, sesuai petunjuk di kemasan. Sensasi pertama yang aku rasakan adalah kelembapan instan di mata. Rasa seperti ada pasir di mata langsung hilang, dan mataku terasa lebih segar. Aku juga pakai ini setelah naik motor, karena angin dan debu di jalan sering bikin mataku kering.
Li Partic
Enterpreneur

Secara keseluruhan, aku cukup puas dengan Insto Dry Eyes. Produk ini benar-benar membantu mengatasi mata kering ringan dengan cepat, praktis, dan harganya terjangkau. Cocok banget buat yang punya gaya hidup sibuk, sering terpapar layar gadget, atau berada di lingkungan yang bikin mata kering, seperti ruangan ber-AC atau saat berkendara. Tapi, aku juga belajar bahwa penggunaannya harus bijak—nggak boleh sembarangan atau dipakai terus-menerus.

Buat teman-teman yang juga mengalami mata kering, Insto Dry Eyes bisa jadi pilihan yang oke untuk pertolongan pertama. Tapi, jangan lupa untuk tetap jaga kesehatan mata dengan cara lain, seperti istirahat cukup, berkedip lebih sering, dan minum air yang cukup. Kalau gejala nggak membaik, segera ke dokter mata, ya!

Kamu punya pengalaman pakai Insto Dry Eyes atau produk lain untuk mata kering? Share dong di kolom komentar, aku penasaran!

Referensi:

  1. American Academy of Ophthalmology. (2023). What Is Dry Eye? Symptoms, Causes and Treatment. Diakses dari: https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-dry-eye
  2. Cleveland Clinic. (2023). Dry Eye: Diagnosis and Treatment. Diakses dari: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9030-dry-eyes
  3. Harvard Health Publishing. (2021). Dry Eye Syndrome: Causes and Treatments. Diakses dari: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/dry-eye-syndrome
  4. Mayo Clinic. (2023). Dry Eyes: Symptoms & Causes. Diakses dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-eyes/symptoms-causes/syc-20371863
  5. National Eye Institute. (2022). Dry Eye. Diakses dari: https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/dry-eye
Posted on: May 15, 2025, by : li partic

3 thoughts on “Insto Dry Eyes, Atasi Mata Kering Meski Multitasking

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *