Month: October 2015

Pestaflogista: Borong Keberuntungan di Reuni Akbar THP

Waaah.. jauhnya Sidoarjo-Malang. Tapi entah ada semangat apa kok sampe-sampe suamiku bela-belain datang ke reuni Teknologi Hasil Pertanian Univ. Brawijaya. Mungkin salah satu alasannya adalah: sudah dapat undangan fisik langsung dari tangan ketua himpunan HIMALOGISTA saat ini. Hayooo gak enak gimana lagi coba. Mana tuh mereka datang ke kita 2 kali! Eh, kok bisa dapat undangan fisik? Iya, kebetulan suamiku ketemu di Fakultas, pas jalan-jalan nostalgia hahahah… Ceritanya bisa kamu lihat di postingan ini: Kembali Ke Kampus Biru.

Keterpengaruhan yang kedua adalah, perkiraan kenalannya banyak yang datang. Terutama angkatan 2002. Jadi kan seru nantinya, bisa tukar pengalaman dan sharing info. Coba bandinginlah sama angkatanku: 2004. Ngajaknyaaa susah minta ampun. Wajar sih, kalau terbentur acara lain. Apalagi kalau masih kerja di hari Sabtu. Tapi ini acara intinya sampe malam lho, kalau kepentingannya sore atau siang, kan bisa dateng telatan dikiiit hehee..

Kami merencanakan berangkat jam 10 pagi. Karena acara awal semacam meeting gitu jam 12. Sedangkan acara gatheringnya sekitar jam3-4 sore. Tapi apalah daya, emak-emak yang tanpa persiapan. Siap-siapnya suka last minute, yang masih ngasih makan diri sendiri, anak-anak, gantiin popok, mandiin anak-anak… Selesainya pun pas adzan Dhuhur. Setelah itu pun, masih kepikiran nginep di Malang, daripada capek langsung balik rumah lagi. Duh, kenapa gak dari kemarin-kemarin hunting hotelnya. Kalau mepet gini pada full, tinggal yang mahal-mahal. Bisa sih pake HotelQuickly kalau mau gratis, tapi nama-nama hotel yang ditawarkan pun tinggal dikit banget dan ga ada yang cocok. Emang yang cocok apa sih? Maunya yang deket Matos aja. Ubud Hotel, Swiss Bell Inn, atau Atria ^_^ Browsing-browsing, patah semangat gak dapet, yaudah deh langsung berangkat tanpa voucher menginap di tangan. Gak tau deh nanti jadinya apa. Berangkat yuk, keberuntungan apa aja sih yang aku dapat?

Sepi dan Lengang

Sampai di Fakultas, kita jam 3 sore. Aduh lebai ya. Ada orang sih sebenarnya, cuma gak terlalu padat. Acara baru mulai jam setengah empatan kali ya. Aku masuk lah ke pintu masuk ngisi buku tamu. Aku isi dengan namaku dan suamiku. Tak lupa angkatan berapa, serta detil kontak.

2015-10-26_07.53.26

“ALJ itu apa, bu?” tanya yang jagain buku tamu.

Haduhhh. Ibu lagi. Coba ya nak,, kamu turun sebentar biar bunda dipanggil mbak. Hahaha. Khusus hari ini dosen-dosen alumni THP dipanggil mas dan mbak, masa guweh masih dipanggil ibu? :p

“ALJ itu alih jenjang, dari diploma ke S1,” jawabku.

List nama di atas aku cuma angkatan tahunnya langsung, cuma aku yang membubuhkan keterangan ALJ 2005 di nama suamiku. Jelas saja dia nggak tahu. Dulu MSIP kan masih ada, sekarang udah gak musim.

Sesudah mengisi aku ketemu panitia yang nodong. Bukan dengan senjata tajam, tapi dengan kotak karton berlubang di atasnya semacam kotak amal. “Hai mbak… Berkenanlah berdonasi untuk kami. Ada juga lho yang paket 3 juta untuk desa binaan.”

Nggak gitu sih ngomongnya, tapi kira-kira begitu permintaannya. Kaget aja. TIGA JUTAAAA? Huaaah… donasi seikhlasnya aja deh. Emang kemarin niatnya buwuh by transfer. Tapi melihat rekeningnya kurang cocok, jadinya ntar di lokasi aja kalau diminta. Ternyata ditagih beneran hahaha.

Keberuntungan 1: Minuman Gratis

Lanjutlah perjalanan ke bagian berikutnya. Kita dikasih minuman buatan THP (atau dijual di THP? atau formula THP? atau produksi orang lain? entahlah). Ada minuman Cincau hitam, cincau hijau, Sari Beet, Sari Tebu, sama satu lagi lupa. Cincau udah pernah, jadinya aku ambil yang beet. Satu lagi sari tebu.

Kemudian, jalan beberapa langkah, dicegat lagi. Ehem… Disuruh foto di booth foto yang sudah disediakan. Bayarnya murah aja sih Rp. 10.000. Dibanding foto wisuda tahun 2010 dulu sekali foto 25ribu, hiks. Dan… inilah hasilnya

629ca9a0-1e4b-4bc3-9431-1af690b79a78

Keberuntungan 2: Area Play Ground

“Ibu jalan aja lurus, bisa duduk di meja bundar di situ. Terus ke sebelah kanan ada area bermain untuk anaknya juga.” jelas mbak-mbak panitia yang lain.

Anakku Tsaqiif langsung tanpa babibu ke area playground. Otomatis, tanpa mendengar penjelasan panitia dulu. Biasalah sudah lepas duluan. Kemudian aku duduk di meja bundar. Lihat sekeliling nggak ada teman seangkatanku. Ada juga angkatan yang lebih tua. Terus ketemu Bu Elok, kita salaman. Udah gitu bete acara gak dimulai-mulai, aku ke play ground ajalah. Dadah suamikuuuu hihihihi.

Adanya area play ground ini memudahkan aku dalam penjagaan anak. Kenapa? Karena ada panitia tersendiri yang setia menemani anak-anak bermain. Awalnya cuma anakku yang main karena yang lain pada nggak bawa anak. Eh, kemudian berdatangan juga yang bawa anak.

2015-10-26_07.52.21

Area ini adalah area paling bahagia. Anak bahagia, ibunya bahagia, panitianya juga bahagia. Lumayan nggak bisisng, jadi cocok bagi bayi. Kalau menyusui juga santai. Permainannya ada permainan melempar bola masuk ke lubang, terus memasukkan bola dengan stick, mirip golf. Tak ketinggalan fasilitas untuk aktivitas mewarnai juga disediakan.

2015-10-26_08.23.16

So many thanks to Mas Pras, Mbak Sonia, dan Mbak-mbak yang lain yang telaten banget nemenin anakku. Ada yang ngajak titah anakku yang kedua, Kei, umur setahun, ada juga (tepatnya beberapa karena kalau sendirian kewalahan) yang nemenin main anak pertamaku umur 4 tahun. Anakku Tsaqiif yang pertama (kebetulan jadi) jago masukin bola, dia dapat bonus susu kotak. Tapi jadinya dia sendiri yang dapat susu kotak berkali-kali, bukan karena prestasinya, tapi karena inisiatif permintaannya (sering minta sendiri #haus) hihhi… Maaf yah aji mumpung.

2015-10-26_08.22.41

Keahlian Tsaqif mewarnai juga diasah di area playground ini. Errrrr… tepatnya ngerjain kakak-kakak panitia. Dia mewarnai sebentar, kemudian meminta kakak yang nemenin buat mewarnai. Ini yellow. Ini yang red ajah.. Begitu kira-kira. Maaf yah kakak-kakak, kalau merasa tersiksa karena didikte Aqif. Apalagi Mas Pras kasian banget pasti capek ngejar-ngejar Aqif yang bolak-balik keluar area sampe ke jalan. Emang gak bisa diam sih. Kalau aku ya dibiarin ajah :p

Keberuntungan 3: Makan Siang Wenaaak

Namanya reuni, kalau gak ada acara makan gak lengkap. Kita makan menjelang jam 5. Kebetulan belum makan siang. Ini makan rapelan antara siang dan malam. Katering yang dipakai katering langganan: Bu Minto. Menunya lumayan gak berubah. Nasi, Bihun, koloke, semur ayam, oseng-oseng sayur. Aku cukup memilih 3 potong ayam, 1 bihun menggunung, dan beberapa sendok oseng sayur. Jangan nuduh maruk yaaa. Saya makan buat 3 orang nih hehehe.

Keberuntungan 4: Bonus Wardah

Bosan di playground, menjelang maghrib, jalan-jalan ke stan-stan sponsor. Iseng ngunjungin stan Wardah. Walau iseng tapi kesedot juga.  Pasalnya, ada bonus agenda dan kalender untuk pembelian Rp. 100.000. Wah, aku gak butuh sih, tapi kok ngelirik agendanya lucuk. Exfoliating gel, DD cream, dan Eau de toilet jadi serasa begitu penting. Kalau udah begini, rasanya rugi kalau gak belanja 100ribu. Jadi anggaplah ini keberuntunganku. Mana orangnya udah ringkes-ringkes, jadi serasa dipaksa cepetan beli juga.

Keberuntungan 5: Doorprize Kereeeen

Setelah jeda untuk shalat Maghrib, acara dilanjutkan. Selepas maghrib inilah baru aku ketemu teman seangkatanku, Nur Ida Panca alias Ida. Bu dosen THP ini habis kuliah tamu rupanya. Jadinya datang telat. Sayang gak sempat fotohhh, udah keburu pulang lagi dia. Tapi selain Ida, katanya juga ada Citra. Gegara asyik main sama anak kok kayaknya aku gak liat yah 🙁 Katanya juga ada Isa. Asli invisible bagiku hehehe.

Acara yang dinanti pun tiba. Di awal pintu masuk kita dapat potongan kupon untuk door prize. Aku dapat nomor 00295. Nomor yang satu lagi hilang. Nggak tau deh kesebut atau nggak.

“Mas, simpen, yah, inget-inget nomornya, jangan sampe hilang,” aku mewanti-wanti suamiku yang punya kantong baju. Nasib, satu nomor hilang.

“00295!” Suara itu kudengar dari mulut panitia.

Aku yang duduk agak berjauhan dari suamiku melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Dia lagi bicara sama Mas Dewa ank. 2002 juga. Dia gak nyadar sih. Untung aku ingat nomorku. Itu lhoooo.. nomornya kesebut.

Taraaaaaa… Inilah hadiahnya. Keren kan?

2015-10-26_08.33.35

Kata Mas Dewa ini jualannya Mas Irawan. Harganya kalau nggak salah 500 ribuan. Wow! Barang ini cari di google pun belum terindeks. Tapi memang wooden glasses / wooden eyewear harganya ratusan ribu. #Endorsement :p

Keberuntungan 6: Dapat balon

Tsaqiif hilang! Aku cari di play ground udah nggak ada seorang pun disana. Segala peralatan sudah diberesin. Waduh kemana lagi anakku? Di gedung FTP dalam pun gak ada yang berlarian.

“Cari Tsaqiif ya mbak?” tanya seorang cowok panitia. Wah, anakku sudah terkenal rupanya hahaha.

“Itu. ada di samping sana, di balik partisi lagi main balon.”

Aku pun langsung menuju kesana sambil menggendong si bungsu. Tsaqiif pun berlari ke arahku.

“Bunda, aku dapat balon,” ujarnya senang.

“Jangan sampai lepas ya,” pesanku padanya, mengingat ini balon bisa terbang, walau sudah diikat ke stick phosphorus yang bisa nyala di kegelapan.

Aku juga dikasih balon. “Ini mbak buat nanti dilepas di akhir acara.”

Acara sudah di ujung tanduk. Eh, maksudnya sudah sampai di penghujung acara. Ternyata inilah yang dimaksud kejutan dari panitia. Dari balik partisi, panitia membawa balon satu-persatu berlarian menuju arah panggung diiringi lagu.. errrr… lagu apa ya? Guweh kudet nih, sudah pensiun dari dunia musik hahahh..

Ternyata itulah fungsinya balon. Karena selama acara penasaran, itu balon-balon kok ngumpul di situ gak dibikin hiasan atau dibagi-bagikan? Ternyata untuk joget-joget. Kemudian mereka memberi balon-balon itu ke peserta reuni termasuk dekan, Pak Dar. Semuanya melepas balon.

Aku bilang sama suamiku, mas jangan dilepas ya biar dibawa pulang. Otak emak-emak nih hahaha. Dia gak enakan, dilepas juga akhirnya. Punyaku aja yang tetap kupegang erat, sama punya Tsaqiif. Aqif awalnya ikut-ikutan ngelepas, tapi kutangkap. “Udah pegang aja jangan dilepas.” Terus dia mewek, nangis. Tapi akhirnya seneng juga dapat balon di bawa pulang. Ternyata gak hanya aku lho. Anaknya Mas Broto ank. 2000 juga nggak ngelepas balon. Asyiiiik ada temennya.

Keberuntungan 7: Souvenir Gelas

Kita pulang, melewati jalur keluar. Ya iyalaaah. Di sana ada meja dengan beberapa souvenir di atasnya. Tapi tumben kok kali ini gak dicegat. Yaudah tanyain aja. Ternyata bener, emang itu buat alumni yang datang. Kita dapat dua buah gelas. Beruntung ya, kalau sepasang suami istri alumni THP, jadinya dapat dua hehehe. Ih, dapat gelas aja girang banget. Iya sih, soalnya, gelas di rumah yang masih utuh sudah tinggal 4 doang. Lusinan yang lain pecah semua dibikin mainan.

Alhamdulillah, tinggal capeknya. Sampai ketemu lagi ya teman-teman.

Aku, Ruly, angkatan 2004, yang namanya berubah dalam buku-bukuku: Li Partic ^_^

 

 

Menginap Gratis Di Hotel Berbintang Dengan Hotel Quickly

Ketika mendengar gratisan, pasti excited banget kan? Apalagi kalau nilai berbayarnya ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Contohnya niiih menginap  di hotel berbintang gratis tis tisss! Iya bener. Biasanya promo penyedia voucher booking hotel itu cuma diskon-diskon atau banting harga, tapi yang ini gratis, alias nol rupiah! Gimana caranya?

Pastinya sudah pada tahu tentang GO-JEK kan? Atau Grab Bike? Atau Grab Taxi? Atau Uber Taxi? Mereka adalah perusahaan start-up yang promonya gila-gilaan untuk menjaring pelanggan. Saling beradu harga, bahkan gratis! Nah, pola serupa juga terdapat pada hotel. Sebelum mencari laba, mereka menghambur-hamburkan dana investor dalam bentuk promo.
Promo heboh ini diluncurkan oleh Hotel Quickly. Pas banget buat teman-teman yang hobi travelling. Kalau ga hobi travelling, bisalah juga dicoba untuk dapat suasana baru. Siapa tahu sumpek dengan kegiatan sehari-hari. Semalam bermalam di hotel dalam kota aja sudah ngasih suasana berbeda. Gimana gak beda, tidurnya nyaman, ada breakfast, bisa renang ngegym gratis. Tergantung fasilitas hotelnya juga ya.
Kita bisa menginap dengan biaya murah bahkan gratis dengan mengumpulkan saldo memakai aplikasi HotelQuickly. Beberapa punya masa berlaku 3 bulan, ada juga yang seumur hidup. Berikut cara mendapatkan saldo gratisnya.
Caranya:
1. Download aplikasinya di PlayStore. Search dulu, namanya HotelQuickly
2. Install / pasang
3. Setelah berhasil diinstal, lakukan sign in dengan email, bisa juga dengan akun facebook.
4. Pastikan nama yang dimasukkan nanti adalah nama sesuai KARTU IDENTITAS, karena berguna untuk check in hotel.
5. Setelah selesai klik menu/option di pojok kiri atas seperti ini

2015-10-19-05-50-35

 6. Pilih Kredit

2015-10-19-05-50-447. Akan tampak seperti ini, kemudian klik REDEEM / MENEBUS

2015-10-19-05-51-03

2015-10-19-05-51-388. Masukin kode AWARDHA5 untuk mendapatkan saldo Rp 130.000.

Masukkan kode AWARDHA5
Masukkan kode AWARDHA5
Masukkan Nomor HP
Masukkan Nomor HP

9. Redeem Voucher berhasil

Redeem voucher hotel quickly
Redeem voucher berhasil

Kita baru bisa booking 1 atau 2 hari sebelumnya. Kamar yang available biasanya diupdate setiap jam 08.00 pagi. Inilah namanya booking hotel last minute. Tapi kamarnya hotel bintang 5 bo! Kadang harganya cuma 100-200 ribuan per malam, Kalau harganya segituan, redeem voucher dengan kode AWARDHA5 udah bisa dipakai, kan?

Happy free travelling!

Kembali Ke Kampus Biru

Tetiba dapat text message dari seorang teman alumni THP juga. Ehem, tepatnya suamiku yang terima. Dia meminta suamiku untuk mengisi acara pelepasan wisuda Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB). Sebagai apa? Yang jelas bukan untuk menyanyi atau menari, apalagi baca puisi. Sebagai apa dong? Sebagai MOTIVATOR!

Huwhaaaat? Motivator? Yah, walau bukan sebagai motivator beneran sekelas Ipho Sentosa, Tung Desem Waringin, atau yang lainnya, peran itu dibutuhkan untuk acara pelepasan wisuda nanti. Intinya kita diminta untuk memberi wejangan berisi motivasi dan wawasan dunia kerja dan dunia wirausaha. Dulu ada wisuda fakultas. Sekarang ditiadakan, diganti dengan pelepasan wisuda. Acaranya pas diadakan sewaktu mengambil toga.

Pertanyaannya, kenapa suami saya yang dihubungi? Bukannya banyak alumni lain yang sukses? Mungkin jawabannya adalah, suami saya yang punya banyak waktu luang karena dia gak punya kerjaan. Hohohoho.

Yah, akhirnya kita berangkat pagi-pagi pada tanggal 9 Oktober 2015 itu. Eits, bukan tanpa rintangan. Ternyata saya masih punya tanggungan pengiriman barang beberapa koli. Wah, padahal acaranya dimulai setelah shalat jumat. Belum lagi jika suatu saat di tengah perjalanan ada macet. Dengan pertimbangan daripada nanti di Malang nggak tenang, akhirnya kita nggak pagi bener berangkatnya.

Banyak Perubahan

Syukurlah, sampai di kampus biru tercintaku itu belum adzan Dhuhur. Kita masih sempat makan pagi di sana. Banyak yang berubah.

  • Gedung fakultas jadi tuinggiiiii banged. Sampai 8 lantai!
  • Renewed Masjid Raden Patah. Lagi tahap renovasi jadi berlantai-lantai. Yang bisa dibuat shalat lantai paling bawah.20151009_095522
  • Ada UKM baru, namanya ABC. Agritechno Bussiness Center. Ini UKM kewirausahaan. Keren yah?
  • Kantin baru. Di kantin itu seperti sentra pujasera yang di dalamnya ada beberapa penjual makanan dengan beberapa menu. Lihat-lihat menunya muraaaah tenan. Sepiring nasi cuma berkisar 7ribu-10ribu. Ya Allah, apa gara-gara saya keseringan makan di mall yak? Atau karena ini harga anak kos?
  • Terdapat parkiran sepeda. Kayak di luar negeri aja. Bike to campus. Lucu lho parkiran khusus sepeda ini. Jadi, ada sekat-sekat besi untuk naruh roda depan sepeda di sekat itu. Kemudian kita bisa ngunci/ngasi gembok antara roda dan sekat besi itu.
  • 2015-10-26_03.00.32

Sewaktu makan, kita ketemu Pak Kum – Pak Kumis Alias Pas Koes. Dia yang biasa jaga perpus. Tapi sekarang udah gak di perpus katanya. Ternyata dia sudah melupakanku. Hiks… Ya sudahlah ^_^

Kangen Roti Kopi ala Rotiboy

Dulu biasanya aku beli roti kopi di Cafe THP. Harganya tiga ribuan. Lihat-lihat etalase, ternyata udah ga ada. Akhirnya aku memilih roti hotdog. Eh, selang beberpa lama, aroma kopi tercium. Itulah roti kopi! Yeeeeay. Sekarang harganya 7ribu. Rasa masih sama enyaaak.

Di sana juga dijual minuman cincau. Bu Dewanti sudah sounding-sounding di facebook. Jadi aku penasaran rasanya gimana 😉

2015-10-26_02.58.57

Eksplorasi Kampus

Anakku Tsaqiif nggak pernah bisa diam. Selalu mondar-mandir, lari kesana kemari. Begitu pun saat acara dimulai, dia juga ikutan ke dalam aula. Sampair-sampai Bu Retno bag. akademik menghampiriku. “Itu anaknya ada di depan panggung. Nggak enak sama Dekan.”

Aduh, Qiiiif kok malu-maluin. Kesanalah aku menyusul. Ternyata dia sudah keluar. Dia mau bilang: “Papanda pose.

Aku gak ngerti maksudnya. Tapi mungkin Papandanya lagi bicara di panggung kali ya. Lalau aku mengajak Tsaqiif keluar gedung. Lihat ikan. Dia suka lihat ikan, ada yang kecil, anak-anak, ada yang besar katanya. Gak cuma liat ikan, kita keliling-keliling seputar fakultas.

Sehabis capek kesana-kemari aku dan Tsaqiif kembali lagi ke lantai 2. Syukurlah acaranya selesai. Tinggal makan-makan. Horeeee.

Acara sudah selesai, kita nggak langsung balik ke Darjo. Kita refreshing dulu di Kampung Lumbung Batu. Nantikan reviewnya yaaa ^_^

 

Pikniknya Ibu-Ibu Tak Mau Rugi

Ibu-ibu adalah gender wanita yang sudah menikah. Kerjaannya seabrek. Kerja di luar rumah, mengurus suami, mengurus rumah tangga. Apalagi jika memiliki anak. Anaklah yang menjadi fokus utama. Memberinya makan, membersihkan badannya. Belum lagi jika anak-anaknya aktif, pekerjaan bersih-bersih rumah tak kunjung usai. Diberantakin lagi, dirapikan, berserakan lagi, terus berulang. Mau memandikan anak juga harus kejar-kejaran dulu, begitupun sewaktu makan dan menidurkan. Rasa-rasanya ibu-ibu adalah orang yang gampang stres jika urusannya demikian setiap hari.

Stres jangan dianggap remeh. Stres bukan hanya berkautan dengan masalah kejiwaan saja. Menurut Plaut dan Friedman sang peneliti, stres dapat meningkatkan peluang seseorang terinfeksi penyakit, imunutas menurun, dan antibodi berkurang. Jadi stres dapat berakibat ke penyakit fisik.

Untuk mengobati stres, ibu pun butuh piknik. Ia harus beristirahat dari rutinitas hariannya. Ia butuh me time. Termasuk ibu yang di rumah saja alias ibu rumah tangga.

Mengapa piknik sebagai pilihan pereda stres? Well. Stres bisa diredakan dengan berbagai cara. Mendekatkan diri pada Tuhan, menangis, mencurahkan hati tentang persoalan yang mengganjal bisa meredakan stres. Pilihan piknik adalah pilihan yang lebih menguras uang tapi bahagianya tak terkira.

Nah, mengapa piknik mengakibatkan kebahagiaan yang tak terkira? Piknik tidak cuma satu atau dua jam seperti berkunjung ke mall. Piknik bisa memakan waktu berhari-hari. Oleh karenanya kita bisa melupakan masalah yang dihadapi untuk waktu yang lumayan lama dibandingkan teknik pereda stres lainnya (berdoa, menangis, dll).

Satu syarat untuk melepaskan stres dengan berpiknik. Jangan bawa sumber masalah ke tempat piknik. Misalnya kita jenuh dengan pekerjaan, janganlah membawa PR pekerjaan bersama kita sewaktu piknik. Jika demikian berarti sama saja dengan pindah lokasi kerja tapi stres tidak hilang.

Biasanya ibu-ibu diajak piknik atau berlibur sih senang-senang saja. Tapi ketika ia ingat soal keuangan, ia akan memilih untuk mengatakan tidak. Ia rela mengirit. Mending uang ditabung daripada dihambur-hamburkan. Padahal piknik untuk kesehatannya juga lho. Daripada merawat sakit mending cegah penyakit sebelum datang kan? Karena pengobatan biayanya juga tidak murah.

Nah, bagaimana kita siasati agar piknik tidak merugi seperti anggapan ibu-ibu? Setidaknya ada beberapa trik seperti berikut.

1. Pilih lokasi yang adem dan memiliki tujuan wisata edukatif

Apa jadinya kalau kita menuju ke lokasi yang dingin? Tentu akan merasa fresh. Rutinitas kita sehari-hari biasanya di ruang yang panas, pulang pergi macet, rumah jadi sumpek. Ketika bertemu dengan lokasi yang dingin akan terasa legaaaa banget. Nah, setelah kita menargetkan kota yang dingin, kita cari tempat wisata yang bersifat mendidik. Ini alasannya untuk anak. Biasanya kan ibu-ibu rela melakukan apa saja demi kecerdasan anak. Wisata edukatif inilah yang mengcover kebutuhan tersebut. Jadi ibu-ibu tak rugi. Bukan sekadar piknik biasa tapi juga menambah pengetahuan bagi anak.

Tapi liburan dimana ya yang kotanya dingin dan punya wahana edukatif? Bagaimana jika liburan di Bogor? Di sana tentu banyak pilihan mulai dari Kebun Raya Bogor yang kaya akan variasi tanaman, Taman Safari Cisarua yang punya banyak koleksi hewan hutan, Museum Zoologi atau Taman Wisata Mekarsari.

Istana Bogor Di Dalam Kebun Raya Bogor
Istana Bogor Di Dalam Kebun Raya Bogor

2. Berlibur sambil memotret barang jualan

Kalo ketemu tempat yang indah maunya fotooo terus. Foto selfie, wefie, atau pemandangannya ajah. Sekarang waktunya anti mainstream nih. Kalau punya barang dagangan, biasanya bagi ibu-ibu yang dagang online, foto aja produknya dengan berbagai latar pemandangan. Atau kalau ketemu bule kita bisa minta dia berpose dengan barang dagangan kita. Foto-foto itu lalu kita post ke social media. Karena bagus jadi banyak yang penasaran siapa tahu berujung closing order? Dengan demikian kita tidak merasa dirugikan dengan piknik. Malah menambah pundi-pundi uang bukan?

Contoh foto liburan setelah diedit menjadi bahan promosi kita -- Strategi soft selling
Contoh foto liburan setelah diedit menjadi bahan promosi kita — Strategi soft selling

3. Berlibur sambil mengaji

Menimba ilmu agama bisa dilakukan dengan sambil berlibur lho. Biasanya event ini diadakan oleh pihak tertentu. Dan biasanya lagi liburan diadakan di lokasi yang sejuk dekat pegunungan. Lagi-lagi liburan di Bogor deh. Kenapa? Karena event berlibur sambil mengaji sering diadakan di Bogor.

Lalu dimana letak hubungannya piknik tak merugi dengan mengaji? Ya iyalah ada. Jika ilmu agama bertambah pastinya kita tidak akan rugi dunia akhirat. Keimanan bertambah berarti menjadi bekal untuk menuju ke akhirat nanti. Tidak hanya sukses di dunia saja.

Liburan Sambil Mengaji, Bisa Pamer Foto Ke Teman, Tambah Ilang deh stresnya -- Bersama Teuku Wisnu
Liburan Sambil Mengaji, Bisa Pamer Foto Ke Teman, Tambah Ilang deh stresnya — Bersama Teuku Wisnu

Bagaimana ide piknik agar tidak rugi di atas? Cukup menarik dan out of the box bukan?

 

Artikel ini berpartisipasi dalam “Lomba Blog Piknik itu Penting”