Pestaflogista: Borong Keberuntungan di Reuni Akbar THP
Waaah.. jauhnya Sidoarjo-Malang. Tapi entah ada semangat apa kok sampe-sampe suamiku bela-belain datang ke reuni Teknologi Hasil Pertanian Univ. Brawijaya. Mungkin salah satu alasannya adalah: sudah dapat undangan fisik langsung dari tangan ketua himpunan HIMALOGISTA saat ini. Hayooo gak enak gimana lagi coba. Mana tuh mereka datang ke kita 2 kali! Eh, kok bisa dapat undangan fisik? Iya, kebetulan suamiku ketemu di Fakultas, pas jalan-jalan nostalgia hahahah… Ceritanya bisa kamu lihat di postingan ini: Kembali Ke Kampus Biru.
Keterpengaruhan yang kedua adalah, perkiraan kenalannya banyak yang datang. Terutama angkatan 2002. Jadi kan seru nantinya, bisa tukar pengalaman dan sharing info. Coba bandinginlah sama angkatanku: 2004. Ngajaknyaaa susah minta ampun. Wajar sih, kalau terbentur acara lain. Apalagi kalau masih kerja di hari Sabtu. Tapi ini acara intinya sampe malam lho, kalau kepentingannya sore atau siang, kan bisa dateng telatan dikiiit hehee..
Kami merencanakan berangkat jam 10 pagi. Karena acara awal semacam meeting gitu jam 12. Sedangkan acara gatheringnya sekitar jam3-4 sore. Tapi apalah daya, emak-emak yang tanpa persiapan. Siap-siapnya suka last minute, yang masih ngasih makan diri sendiri, anak-anak, gantiin popok, mandiin anak-anak… Selesainya pun pas adzan Dhuhur. Setelah itu pun, masih kepikiran nginep di Malang, daripada capek langsung balik rumah lagi. Duh, kenapa gak dari kemarin-kemarin hunting hotelnya. Kalau mepet gini pada full, tinggal yang mahal-mahal. Bisa sih pake HotelQuickly kalau mau gratis, tapi nama-nama hotel yang ditawarkan pun tinggal dikit banget dan ga ada yang cocok. Emang yang cocok apa sih? Maunya yang deket Matos aja. Ubud Hotel, Swiss Bell Inn, atau Atria ^_^ Browsing-browsing, patah semangat gak dapet, yaudah deh langsung berangkat tanpa voucher menginap di tangan. Gak tau deh nanti jadinya apa. Berangkat yuk, keberuntungan apa aja sih yang aku dapat?
Sepi dan Lengang
Sampai di Fakultas, kita jam 3 sore. Aduh lebai ya. Ada orang sih sebenarnya, cuma gak terlalu padat. Acara baru mulai jam setengah empatan kali ya. Aku masuk lah ke pintu masuk ngisi buku tamu. Aku isi dengan namaku dan suamiku. Tak lupa angkatan berapa, serta detil kontak.
“ALJ itu apa, bu?” tanya yang jagain buku tamu.
Haduhhh. Ibu lagi. Coba ya nak,, kamu turun sebentar biar bunda dipanggil mbak. Hahaha. Khusus hari ini dosen-dosen alumni THP dipanggil mas dan mbak, masa guweh masih dipanggil ibu? :p
“ALJ itu alih jenjang, dari diploma ke S1,” jawabku.
List nama di atas aku cuma angkatan tahunnya langsung, cuma aku yang membubuhkan keterangan ALJ 2005 di nama suamiku. Jelas saja dia nggak tahu. Dulu MSIP kan masih ada, sekarang udah gak musim.
Sesudah mengisi aku ketemu panitia yang nodong. Bukan dengan senjata tajam, tapi dengan kotak karton berlubang di atasnya semacam kotak amal. “Hai mbak… Berkenanlah berdonasi untuk kami. Ada juga lho yang paket 3 juta untuk desa binaan.”
Nggak gitu sih ngomongnya, tapi kira-kira begitu permintaannya. Kaget aja. TIGA JUTAAAA? Huaaah… donasi seikhlasnya aja deh. Emang kemarin niatnya buwuh by transfer. Tapi melihat rekeningnya kurang cocok, jadinya ntar di lokasi aja kalau diminta. Ternyata ditagih beneran hahaha.
Keberuntungan 1: Minuman Gratis
Lanjutlah perjalanan ke bagian berikutnya. Kita dikasih minuman buatan THP (atau dijual di THP? atau formula THP? atau produksi orang lain? entahlah). Ada minuman Cincau hitam, cincau hijau, Sari Beet, Sari Tebu, sama satu lagi lupa. Cincau udah pernah, jadinya aku ambil yang beet. Satu lagi sari tebu.
Kemudian, jalan beberapa langkah, dicegat lagi. Ehem… Disuruh foto di booth foto yang sudah disediakan. Bayarnya murah aja sih Rp. 10.000. Dibanding foto wisuda tahun 2010 dulu sekali foto 25ribu, hiks. Dan… inilah hasilnya
Keberuntungan 2: Area Play Ground
“Ibu jalan aja lurus, bisa duduk di meja bundar di situ. Terus ke sebelah kanan ada area bermain untuk anaknya juga.” jelas mbak-mbak panitia yang lain.
Anakku Tsaqiif langsung tanpa babibu ke area playground. Otomatis, tanpa mendengar penjelasan panitia dulu. Biasalah sudah lepas duluan. Kemudian aku duduk di meja bundar. Lihat sekeliling nggak ada teman seangkatanku. Ada juga angkatan yang lebih tua. Terus ketemu Bu Elok, kita salaman. Udah gitu bete acara gak dimulai-mulai, aku ke play ground ajalah. Dadah suamikuuuu hihihihi.
Adanya area play ground ini memudahkan aku dalam penjagaan anak. Kenapa? Karena ada panitia tersendiri yang setia menemani anak-anak bermain. Awalnya cuma anakku yang main karena yang lain pada nggak bawa anak. Eh, kemudian berdatangan juga yang bawa anak.
Area ini adalah area paling bahagia. Anak bahagia, ibunya bahagia, panitianya juga bahagia. Lumayan nggak bisisng, jadi cocok bagi bayi. Kalau menyusui juga santai. Permainannya ada permainan melempar bola masuk ke lubang, terus memasukkan bola dengan stick, mirip golf. Tak ketinggalan fasilitas untuk aktivitas mewarnai juga disediakan.
So many thanks to Mas Pras, Mbak Sonia, dan Mbak-mbak yang lain yang telaten banget nemenin anakku. Ada yang ngajak titah anakku yang kedua, Kei, umur setahun, ada juga (tepatnya beberapa karena kalau sendirian kewalahan) yang nemenin main anak pertamaku umur 4 tahun. Anakku Tsaqiif yang pertama (kebetulan jadi) jago masukin bola, dia dapat bonus susu kotak. Tapi jadinya dia sendiri yang dapat susu kotak berkali-kali, bukan karena prestasinya, tapi karena inisiatif permintaannya (sering minta sendiri #haus) hihhi… Maaf yah aji mumpung.
Keahlian Tsaqif mewarnai juga diasah di area playground ini. Errrrr… tepatnya ngerjain kakak-kakak panitia. Dia mewarnai sebentar, kemudian meminta kakak yang nemenin buat mewarnai. Ini yellow. Ini yang red ajah.. Begitu kira-kira. Maaf yah kakak-kakak, kalau merasa tersiksa karena didikte Aqif. Apalagi Mas Pras kasian banget pasti capek ngejar-ngejar Aqif yang bolak-balik keluar area sampe ke jalan. Emang gak bisa diam sih. Kalau aku ya dibiarin ajah :p
Keberuntungan 3: Makan Siang Wenaaak
Namanya reuni, kalau gak ada acara makan gak lengkap. Kita makan menjelang jam 5. Kebetulan belum makan siang. Ini makan rapelan antara siang dan malam. Katering yang dipakai katering langganan: Bu Minto. Menunya lumayan gak berubah. Nasi, Bihun, koloke, semur ayam, oseng-oseng sayur. Aku cukup memilih 3 potong ayam, 1 bihun menggunung, dan beberapa sendok oseng sayur. Jangan nuduh maruk yaaa. Saya makan buat 3 orang nih hehehe.
Keberuntungan 4: Bonus Wardah
Bosan di playground, menjelang maghrib, jalan-jalan ke stan-stan sponsor. Iseng ngunjungin stan Wardah. Walau iseng tapi kesedot juga. Pasalnya, ada bonus agenda dan kalender untuk pembelian Rp. 100.000. Wah, aku gak butuh sih, tapi kok ngelirik agendanya lucuk. Exfoliating gel, DD cream, dan Eau de toilet jadi serasa begitu penting. Kalau udah begini, rasanya rugi kalau gak belanja 100ribu. Jadi anggaplah ini keberuntunganku. Mana orangnya udah ringkes-ringkes, jadi serasa dipaksa cepetan beli juga.
Keberuntungan 5: Doorprize Kereeeen
Setelah jeda untuk shalat Maghrib, acara dilanjutkan. Selepas maghrib inilah baru aku ketemu teman seangkatanku, Nur Ida Panca alias Ida. Bu dosen THP ini habis kuliah tamu rupanya. Jadinya datang telat. Sayang gak sempat fotohhh, udah keburu pulang lagi dia. Tapi selain Ida, katanya juga ada Citra. Gegara asyik main sama anak kok kayaknya aku gak liat yah 🙁 Katanya juga ada Isa. Asli invisible bagiku hehehe.
Acara yang dinanti pun tiba. Di awal pintu masuk kita dapat potongan kupon untuk door prize. Aku dapat nomor 00295. Nomor yang satu lagi hilang. Nggak tau deh kesebut atau nggak.
“Mas, simpen, yah, inget-inget nomornya, jangan sampe hilang,” aku mewanti-wanti suamiku yang punya kantong baju. Nasib, satu nomor hilang.
“00295!” Suara itu kudengar dari mulut panitia.
Aku yang duduk agak berjauhan dari suamiku melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Dia lagi bicara sama Mas Dewa ank. 2002 juga. Dia gak nyadar sih. Untung aku ingat nomorku. Itu lhoooo.. nomornya kesebut.
Taraaaaaa… Inilah hadiahnya. Keren kan?
Kata Mas Dewa ini jualannya Mas Irawan. Harganya kalau nggak salah 500 ribuan. Wow! Barang ini cari di google pun belum terindeks. Tapi memang wooden glasses / wooden eyewear harganya ratusan ribu. #Endorsement :p
Keberuntungan 6: Dapat balon
Tsaqiif hilang! Aku cari di play ground udah nggak ada seorang pun disana. Segala peralatan sudah diberesin. Waduh kemana lagi anakku? Di gedung FTP dalam pun gak ada yang berlarian.
“Cari Tsaqiif ya mbak?” tanya seorang cowok panitia. Wah, anakku sudah terkenal rupanya hahaha.
“Itu. ada di samping sana, di balik partisi lagi main balon.”
Aku pun langsung menuju kesana sambil menggendong si bungsu. Tsaqiif pun berlari ke arahku.
“Bunda, aku dapat balon,” ujarnya senang.
“Jangan sampai lepas ya,” pesanku padanya, mengingat ini balon bisa terbang, walau sudah diikat ke stick phosphorus yang bisa nyala di kegelapan.
Aku juga dikasih balon. “Ini mbak buat nanti dilepas di akhir acara.”
Acara sudah di ujung tanduk. Eh, maksudnya sudah sampai di penghujung acara. Ternyata inilah yang dimaksud kejutan dari panitia. Dari balik partisi, panitia membawa balon satu-persatu berlarian menuju arah panggung diiringi lagu.. errrr… lagu apa ya? Guweh kudet nih, sudah pensiun dari dunia musik hahahh..
Ternyata itulah fungsinya balon. Karena selama acara penasaran, itu balon-balon kok ngumpul di situ gak dibikin hiasan atau dibagi-bagikan? Ternyata untuk joget-joget. Kemudian mereka memberi balon-balon itu ke peserta reuni termasuk dekan, Pak Dar. Semuanya melepas balon.
Aku bilang sama suamiku, mas jangan dilepas ya biar dibawa pulang. Otak emak-emak nih hahaha. Dia gak enakan, dilepas juga akhirnya. Punyaku aja yang tetap kupegang erat, sama punya Tsaqiif. Aqif awalnya ikut-ikutan ngelepas, tapi kutangkap. “Udah pegang aja jangan dilepas.” Terus dia mewek, nangis. Tapi akhirnya seneng juga dapat balon di bawa pulang. Ternyata gak hanya aku lho. Anaknya Mas Broto ank. 2000 juga nggak ngelepas balon. Asyiiiik ada temennya.
Keberuntungan 7: Souvenir Gelas
Kita pulang, melewati jalur keluar. Ya iyalaaah. Di sana ada meja dengan beberapa souvenir di atasnya. Tapi tumben kok kali ini gak dicegat. Yaudah tanyain aja. Ternyata bener, emang itu buat alumni yang datang. Kita dapat dua buah gelas. Beruntung ya, kalau sepasang suami istri alumni THP, jadinya dapat dua hehehe. Ih, dapat gelas aja girang banget. Iya sih, soalnya, gelas di rumah yang masih utuh sudah tinggal 4 doang. Lusinan yang lain pecah semua dibikin mainan.
Alhamdulillah, tinggal capeknya. Sampai ketemu lagi ya teman-teman.
Aku, Ruly, angkatan 2004, yang namanya berubah dalam buku-bukuku: Li Partic ^_^
Posted on: October 26, 2015, by : li partic
Baru baca saat ini. Dan saya mengucapkan sangat terima kasih kak atas review acara ini. Semoga selalu berkesan