Review Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia – Perjalanan Cinta dan Spiritual yang Menyentuh

Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia adalah sekuel yang dinantikan dari film Assalamualaikum Beijing (2014), yang kali ini hadir dengan cerita baru, karakter segar, dan latar yang memukau di Ningxia, Tiongkok. Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto dan diadaptasi dari novel karya Asma Nadia, film ini mengusung genre drama religi romansa yang kaya akan makna. Dengan jajaran pemain seperti Yasmin Napper, Baskara Mahendra, Emir Mahira, dan Ria Ricis, film ini menawarkan pengalaman emosional yang mendalam.

Awalnya tuh, aku pengen nonton Lost in Ningxia ini di hari pertama tayang, yaitu 19 Juni 2025. Itu pas hari kamis kan, masih harga weekday 25rb.  Tapi, jadwal yang ada cuma 1, di sekitar jam 5 sore. Lah, nanti maghribnya gimana? masa ninggalin studio dulu? Alhasil, aku nunggu weekday berikutnya, tapi sayangnya bioskop yang nampilin juga cuma 1 layar. Ini udah hari ke-5 tayang. Syukurlah, jamnya pas 14.35, nanti ngejar salat asharnya juga masih bisa. Kebetulan anak-anak di rumah bisa ditipin ke mertua yang berkunjung ke rumah kami. Yeaaay!

Mau beli tiket di kasir, di depanku ada ibu yang mau nonton sendirian. Kayaknya dia dibilangin kasirnya belum ada yang beli, jadi bakal nonton sendirian. Terus kayaknya dia ragu gitu. Sampai akhrnya aku beli. Daaaan. kita ada temannya. Dan selanjut-selanjutnya juga ada lumayan kok yang masuk nonton di studio.

Oke, lanjut, kita serius review, ya!

Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia

Sinopsis Singkat

Film ini berpusat pada Aisha (Yasmin Napper), seorang jurnalis televisi yang memeluk Islam demi cinta kepada kekasihnya, Arif (Emir Mahira). Untuk memberikan kejutan, Aisha terbang ke Ningxia, Tiongkok, tempat Arif sedang menempuh studi S2. Namun, rencananya berantakan ketika Arif tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Dalam pencariannya, Aisha bertemu Mo (Baskara Mahendra), seorang pemuda keturunan Tionghoa-Indonesia yang tulus dan sabar. Perjalanan ini tidak hanya tentang menemukan Arif, tetapi juga menjadi perjalanan spiritual Aisha dalam memahami keimanan dan cinta sejati.

Kekuatan Film

1. Visual dan Sinematografi yang Memukau

Salah satu daya tarik utama film ini adalah keindahan visual Ningxia, daerah otonom dengan populasi Muslim terbesar di Tiongkok. Lanskap gurun, pegunungan, dan arsitektur khas Hui berhasil ditangkap dengan apik oleh sinematografi Guntur Soeharjanto. Adegan-adegan di Xi’an, dengan warisan Islam seperti Masjid Agung Xi’an, menambah kekayaan budaya yang jarang terlihat di film Indonesia. Pemandangan ini tidak hanya eye-pleasing, tetapi juga memperkuat narasi tentang toleransi lintas budaya. Seperti yang diungkapkan Yasmin Napper, “Keindahan Ningxia benar-benar tersaji dengan cantik di film ini.”

2. Akting yang Natural dan Emosional

Yasmin Napper berhasil menghidupkan karakter Aisha dengan penuh emosi, menampilkan perjuangan batin seorang mualaf yang tangguh namun rapuh. Chemistry antara Yasmin dan Baskara Mahendra sebagai Mo terasa alami, dengan dialog yang sederhana namun menyentuh. Baskara memerankan Mo dengan karisma yang hangat, membuat penonton mudah bersimpati. Ria Ricis dan Lolox sebagai Evy dan Victor memberikan sentuhan komedi yang pas, menyeimbangkan suasana tanpa terasa berlebihan.

Fyi, tokoh Victor itu katanya tidak ada di novelnya. Aku sendiri belum baca novelnya. Kalau di filmnya, bikin hidup, suasana jadi kocak. Entah gimana kalau di novel tanpa sentuhan humor. Apakah selalu serius?

3. Pesan Spiritual dan Toleransi

Film ini bukan sekadar drama romansa, tetapi juga menyampaikan pesan tentang keimanan, toleransi, dan pencarian jati diri. Aisha, sebagai mualaf, belajar lebih dalam tentang Islam melalui interaksinya dengan Mo dan budaya Muslim Hui di Ningxia. Narasi ini disampaikan tanpa terasa menggurui, membuatnya relatable bagi penonton dari berbagai latar belakang. Seperti yang dikatakan seorang penonton, “Film ini memberikan gambaran hangat tentang Islam di Tiongkok.”

Sempat baper ya waktu ada adegan Aisha minta Mo untuk jadi imamnya. Mo keheranan, dikira jadi imam alias suami kali ya, ternyata imam salat. Di sinilah dijelaskan jika hanya berdua imam dan makmum bukan mahram, itu ga boleh berjamaah. Kayaknya ini bakal jadi pencerahan, karena masih banyak yang belum tahu. Hal ini lumrah di masyarakat, misal saat pacaran, ngaku pacarannya islami karena rajin salat berduaan. Bahkan ini juga banyak jadi adegan di sinetron-sinetron.

Yang relate banget di aku, saat Aisha emosi karena salatnya, doanya jadi sia-sia karena saat itu dia alami kesialan. Semakin salat, semakin celaka. Kalau kita dapat musibah, ingatnya kebaikan apa yang sudah kita lakukan, kenapa jadi percuma? Misalnya nih, musibah yang baru aku alami. Aku merasa setiap hari sudah mendekat pada Allah, keuangan kurang, bahkan cash yang aku punya cuma 8ribu. Itu isi tabungan, bukan isi dompet. Tiba-tiba kena musibah, anak kena luka robek, jahitnya butuh biaya ratusan ribu. Uang dari mana? Harus salahkan siapa? Apa layak salahkan takdir Tuhan?

Hendaknya sih reframing memandang masalah untuk introspeksi. Idealnya, masalah itu bisa jadi ujian, bisa jadi penghapus dosa, atau hukuman. Tentu ada solusinya menghadapi itu semua, untuk mendapatkan yang kita harapkan. Coba deh, kalau kamu punya masalah yang mirip, bacaan ‘Unlocking The Ultimate Rizq‘ sangat recommended buat kamu.

Kelemahan Film

Meski memikat, film ini tidak luput dari kekurangan. Sub-plot tentang keluarga Mo terasa terlalu panjang dan kurang relevan dengan cerita utama, sehingga sedikit mengganggu alur. Selain itu, beberapa konflik emosional, seperti dilema Aisha antara Arif dan Mo, terasa diselesaikan dengan cepat, kurang memberikan ruang untuk pengembangan karakter yang lebih mendalam. Penonton yang mengharapkan plot twist besar mungkin merasa endingnya agak mudah ditebak, meski tetap memuaskan secara emosional.

Terus aku gagal paham. Aisha mengenalkan pada Mo, dirinya adalah Rania Angelina sebelum kenal Arif. Terus kenapa jadi Aisha kalau belum mualaf? Dan Arif tahu nama Aisha itu. Saat ditelepon, Aisha baru cerita ke Arif kalau dirinya baru mualaf. Ada yang bisa jelaskan? 😀

Kelemahan lainnya adalah, kurangnya promosi. Di Tiktok aku ga ada lewat sama sekali tentang film Assalamualaikum Beijing 2.  Beda sama Jumbo yang lewat terus. Teman-teman blogger dan content creator juga tidak ramai bahas ini, tidak ada undangan nonton di kota tertentu. Di akun gosip juga ga ada, katakanlah Lambe Turah, Dagelan, Undercover, akun2 rumpi, akun2 suroboyo.

Ria Ricis sebagai pemeran pun ga rajin promo film ini. Postingannya pun cuma satu waktu gala premier. Itu pun tidak menyebut filmnya sama sekali. Di captionnya cuma nyebut muanya, fashion stylistnya, dan sejenisnya. Seakan-akan followernya yang puluhan juta itu tidak membantu sama sekali.

Chemistry dan Dinamika Karakter

Interaksi antara Aisha dan Mo menjadi jantungan cerita, dengan momen-momen kecil seperti curhatan Aisha yang didengar sabar oleh Mo menciptakan ikatan yang kuat. Namun, kehadiran Arif di paruh akhir film terasa kurang dieksplorasi, membuat karakternya sedikit overshadows oleh dinamika Aisha-Mo. Meski begitu, konflik cinta segitiga ini tetap menarik dan menggugah, terutama bagi penggemar drama romansa.

Nilai Produksi

Produksi film ini patut diacungi jempol, terutama dengan kolaborasi lintas negara bersama Nanyang Bridge Media, yang memastikan pengambilan gambar di Ningxia dan Xi’an berjalan lancar. Bayangin, kan susah tuh perizinan lokasinya, persetujuan pemerintah setempat, rekrut pemeran lokal, sampai pemanduan lokasi Masya Allah banget! Soundtrack seperti Atas Izin-Mu oleh Hanin Dhiya juga memperkuat emosi di beberapa adegan kunci. Meski sempat tertunda akibat pandemi COVID-19, hasil akhirnya menunjukkan dedikasi tim produksi untuk menghadirkan karya berkualitas.

 

 

Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia adalah film yang menghangatkan hati dengan cerita cinta yang dibalut nilai-nilai spiritual dan toleransi. Meski ada beberapa kekurangan dalam alur dan pengembangan karakter, keindahan visual, akting yang kuat, dan pesan yang mendalam menjadikannya tontonan yang layak. Cocok untuk penggemar drama religi romansa atau siapa saja yang ingin menikmati perjalanan emosional di tengah lanskap Ningxia yang memukau.

Ayo dong, tonton film ini, jangan lupa bawa tisu, ya!

Skor: 8/10

Jangan lupa bagikan pengalamanmu setelah menonton di kolom komentar atau media sosial! Apa pendapatmu tentang perjalanan Aisha?

Posted on: June 25, 2025, by : li partic

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *