Meraih Mimpi Sejak Dini Walau Di Masa Pandemi
Dia adalah Tsaqiif, anakku. Saat ini dia duduk di kelas 3 SD. Ia punya mimpi besar menjadi dokter yang hafidz Al-Qur’an dan ingin memiliki rumah sakit.
Cita-cita besar tidak mungkin digapai dalam waktu singkat. Perlu proses agar sukses meraihnya. Tidak mungkin jika ia bersekolah SD nilainya di bawah rata-rata lalu berharap tiba-tiba nilainya menjadi tinggi di jenjang SMA agar bisa kuliah di kedokteran. Nilai yang bagus untuk masuk jenjang kuliah perlu nilai selama SMA yang bagus. Untuk masuk SMA favorit, perlu record yang bagus selama SMP. Begitu pula mau masuk SMP, SD-nya juga harus pintar. Dan kecerdasan tidak bisa dilatih selama setahun saja. Kelas 1 sampai kelas 6 harus berprestasi. Ya, kesuksesan harus ditempa sejak dini.
.
.
Di masa pandemi seperti sekarang ini, sistem belajar sangat berbeda. Ada untungnya bagiku dan si kecil, juga ada tidak enaknya. Enaknya, bisa agak terlambat mengikuti pelajaran dan masa belajar di rumah cuma sebentar. Menyimak penjelasan guru lewat e-book maupun power point dari rumah, lalu mengerjakan tugas, selesai. Karena waktu yang luang, Tsaqiif bisa leluasa bermain. Kalau ada kesempatan, ia berlatih menghafalkan Al-Qur’an dan mengikuti lomba tahfidz. Alhamdulillah, ia bisa mengumpulkan medali dan piala.
Di balik semua itu, ada bagian yang kubenci, yaitu ketika ia terlalu asyik nonton Youtube, main game hingga lupa waktu. Bahkan ketika mau penilaian semester ia masih abai. Ia hanya mau belajar 2-3 jam sebelum ujian dimulai! Belum lagi kalau dia lagi nggak mood, pelajaran susah banget nyantol di otaknya. Aku sampai bingung mau mengajarinya bagaimana lagi. Padahal sudah ku ulang-ulang, masak masih nggak ngerti juga?
Akhirnya, aku semakin emosi, sementara Tsaqiif menangis. Apa yang dipelajari tetap tidak ia pahami. Ya sudahlah aku pasrah apa kata besok. Untungnya, Penilaian Akhir Tahun kemarin tidak begitu mengecewakan. Nilai rapornya masih bagus. Tsaqiif berhasil naik kelas dari kelas 2 ke kelas 3.
***
Bicara tentang screen time yang menurutku menjadi masalah utama penghambat belajar si kecil, sebenarnya screen time tidak 100% negatif. Dr. Jenny Radesky MD, seorang dokter anak dan ahli anak di Rumah Sakit Anak CS Mott Universitas Michigan, memiliki pandangan yang berbeda tentang screen time di masa pandemi. Kecenderungan memakai screen media selama pandemi tentu akan bertambah, dan membatasi waktu bukan hal yang bisa mengatasi masalah. Dr. Radesky menyarankan 3C untuk menyeimbangkan kehidupan dengan gadget. Konsep 3C itu adalah Child, Content, Context.
Child
Kenali child atau siapa anak kita. Tentu kita yang paling tahu dibandingkan orang lain. Jika anak kita penakut, ya jangan dibiarkan nonton video seram atau berita yang buruk. Dampingi saja menonton video yang disukai. Mungkin kartun lucu? Atau animasi religius?
Content
Content berkaitan dengan apa yang dilihat oleh si kecil. Jika berupa film, e-book, atau game, perhatikan rating umurnya. Pastikan sesuai dengan usia si kecil. Terutama film dan game juga harus dilihat genrenya. Hindari yang memperlihatkan kekerasan. Menonton video yang ada live camera-nya juga asyik, lho. Biasanya ini diadakan oleh tempat rekreasi yang menggelar event wisata virtual.
Bagi anak usia dini, hindari gambar yang bergerak terlalu cepat, baik dalam video maupun game. Misalnya tontonan film PJ Masks, game Talking Tom Hero Dash, atau yang sejenisnya. Gambar yang bergerak terlalu cepat akan mengganggu fokus anak menjadi pendek dan memicu masalah fokus perhatian dalam jangka panjang.
Context
Context adalah bagaimana kita berinteraksi dengan anak selama atau setelah menonton media. Hal ini akan membuat anak merasa baik dalam belajar, karena apa yang dipelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Misalnya setelah menonton video masak, kita bisa masak bareng anak; setelah nonton vlog berkebun, bisa coba ajak anak berkebun dengan menjelaskan jenis tumbuhan apa, makan dengan apa; atau setelah nonton animasi tentang “Shapes” kita bisa tantang anak mencari benda-benda di sekitar yang bentuknya seperti di video tadi. Cara belajar seperti ini disebut dengan pendidikan kontekstual yang diperkenalkan oleh John Dewey, Filsuf dan Pemikir Pendidikan Amerika Serikat.
Dengan adanya pengetahuan baru tentang konsep 3C dalam screen time itu, aku jadi memperbarui jadwal harian Tsaqiif. Jangan sampai di tahun ajaran barunya sekarang seperti Pembelajaran Jarak Jauhnya di akhir semester Kelas 2 lalu yang hanya mengerjakan tugas, lalu terlena hp seharian. Mungkin sistemku ini akan lebih fun sehingga belajar di masa pandemi tidak membuatnya sangat stres.
- Hari Senin s.d Jumat setiap pagi sampai jam 12 siang waktunya sekolah secara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), termasuk mengerjakan tugas.
- Boleh main game dan Youtube yang bermanfaat 1-2 jam saja.
- Sore untuk bermain di luar rumah seperti bersepeda, engklek, dan bola. Kadang diisi dengan nonton TV atau video yang bermanfaat untuk brain development.
- Malam untuk muraja’ah dan menambah hafalan ayat baru.
- Hari Sabtu dan Minggu waktunya istirahat. Kita nonton tayangan art dan percobaan di program TV, lalu mencobanya agar Tsaqiif dapat pengetahuan baru.
Hanya saja yang masih bikin galau adalah cara mengajarku yang kadang-kadang bikin emosi. Sementara ini aku mengaturnya dengan jangan terlalu mepet untuk belajar menjelang ulangan, biar nggak gupuhi. Jadi kalau ada tanda-tanda ia bosan belajar ya berhenti dulu. Dilanjutkan lagi setelah mood-nya balik.
Minggu lalu aku nonton TV. Kebetulan ada Festival Ruangguru yang memeringati ulang tahunnya yang ke-6. Di situ aku jadi tahu lebih dalam tentang Ruangguru, dan kok aku rasa pas ya sebagai solusi belajar anak sejak dini?
Dulu aku pikir Ruangguru itu bimbel online khusus untuk anak yang mau naik jenjang. Misalnya untuk Ujian Nasional, mau naik dari SMP ke SMA, atau masuk ke perguruan tinggi. Tapi ternyata jenjang awal untuk anak SD juga ada, lho!
Pasti banyak orang berpikir buat apa sih, nyuruh anak kelas 1-3 SD les? Pelajarannya kan gampang? Iya, buat kita yang dewasa pasti merasa gampang. Tapi mengajar menurutku tak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti aku tadi, mencoba mengajari Tsaqiif. Kalau dia sudah gak mood, aku bisa stres, dirinya juga bisa stres. Aku marah, dia nangis. Mungkin cara mengajarinya kurang tepat, atau aku yang hilang kesabaran, bisa juga faktor lain. Entahlah. Yang jelas kalau di masa pandemi ini, pasti belajarnya lebih banyak didampingi oleh orang tua. Yang mana penyampaian orang tua akan jauh berbeda dengan guru. Sudah pernah ngalamin, kan, biasanya anak lebih nurut sama guru dari pada orang tua?
Jadi, menurutku, mengikutkan si kecil untuk ikut bimbingan belajar secara online sejak dini seperti melalui Ruangguru itu juga penting. Mengapa? Ini dia alasannya.
Sesuai Konsep 3C untuk screen time
Pertama konsep 'Child'. Anak pasti cocok dengan video belajar maupun animasi yang ada di Ruangguru. Kedua 'Content', video yang disampaikan dan kecepatan berbicara Master Teacher itu pelan-pelan, kelambatannya pas sehingga mudah dimengerti. Kalaupun jika dirasa terlalu cepat bisa disetel lebih lambat. Dan yang terakhir 'Context'. Video belajar yang ada di Ruangguru selalu mengontekskan materi belajar dengan contoh-contoh yang ada di sekitar kita. Dengan demikian anak lebih mudah mencerna dan memahami. Kalau pemaham belajarnya baik, kita tidak perlu repot-repot menjelaskan secara terperinci, cukup menjadi teman diskusinya saja.
Anak perlu tambahan sudut pandang berbeda
Anak perlu tambahan sudut pandang berbeda dalam mempelajari sesuatu agar lebih paham. Tidak monoton dari penjelasan guru saja.
Bimbingan yang interaktif lebih menarik di mata anak
Dengan bimbingan interaktif seasyik nonton video dan klik-klik game akan lebih menarik menurut anak sehingga tidak cepat bosan.
Tidak ada marah-marah
Master Teacher yang membimbing dalam video tidak akan marah seperti ibunya yang cepat emosi. Bahasa yang digunakan sudah pasti mudah dipahami.
Pengganti main game dan Youtube.
Daripada si kecil buang waktu dengan game dan youtube yang tidak berguna, lebih baik diganti dengan pelajaran seru dari video yang sama menariknya dengan youtube dan game.
Dengan pertimbangan manfaat dan diskon, setelah nonton acara di tv itu aku segera unduh Ruangguru. Setelah mengunduh, ternyata kita bisa menikmati free trial. Kita tidak langsung ditagih untuk berlangganan tanpa tahu seperti apa di dalamnya. Jadi, aku coba dulu videonya, latihan soalnya, asah otaknya. Setelah puas, aku semakin yakin untuk berlangganan selama 1 tahun. Lumayan banget diskonnya. Kalau per bulan biayanya Rp. 250.000. Kalau 1 tahun cuma nambah dikit jadi Rp. 540.000 saja pakai kode diskon CITACITAMULIA.
Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih dalam tentang Ruangguru dan pengalamanku menggunakannya bersama si kecil, baca terus sampai habis ya.
Mengenal Ruangguru
Ruangguru adalah platform bimbingan belajar online yang bisa diakses melalui smartphone dan desktop kapan saja dan di mana saja. Beberapa layanan yang ada adalah:
- Ruangbelajar: adalah Bimbingan belajar berupa video dan latihan soal komplit.
- Brain Academy: isinya ruang belajar, bimbel intensif, dan kelas soft skills. Ini memerlukan tatap muka.
- RuangGuru Adventure: kita bisa berpetualang dengan teman belajar berupa maskot animasi yang membuat belajar semakin seru.
- Roboguru: merupakan mesin jawab otomatis untuk menjawab soal yang sulit. Kita tinggal foto soalnya saja.
- Ruangkelas: layanan baru yang merupakan sistem pembelajaran jarak jauh gratis dan terlengkap untuk sekolah.
- RuangBelajar Plus: bergabung dengan grup belajar dengan live streaming dengan tutor yang standby.
- Ruang lesonline: layanan untuk chat dengan tutor agar dibimbing secara personal.
- Ruanguji: untuk mengikuti try out online gratis dengan IRT.
- Ruangbaca: berisi tip-tip belajar dan pengembangan diri.
- Ruangles: cari guru privat ke rumah.
Nah, yang merupakan layanan utama adalah RuangBelajar. Di sini kita bisa memilih bimbingan belajar sesuai jenjang akademis.
Mengapa Ruangguru?
Setelah berlangganan Ruangguru, saya semakin mengerti manfaat dan keunggulannya. Manfaat dan keunggulan Ruangguru dibanding bimbel biasa (tatap muka) adalah seperti berikut ini.
Harga lebih murah
Jika dibandingkan dengan bimbel tatap muka biasa jelas Ruangguru lebih murah. Untuk jenjang SD saja, kata teman 300.000 per bulan. Sedangkan Ruangguru, harga setelah diskon adalah Rp. 540.000 untuk 1 tahun, dari harga normalnya yang sebesar Rp. 1.350.000. Jelas lebih hemat dengan soal latihan yang lengkap.
Bisa akses untuk beberapa kelas sesuai jenjangnya
Aku ambil paket untuk Kelas 3 SD. Ternyata di paket ini, aku bisa mengakses pelajaran kelas 1 dan kelas 2 juga. Jadi lebih enak bisa mereview pelajaran yang lalu.
Bisa diakses di manapun dan kapanpun
Sistem belajar tidak terikat waktu dan tempat. Kapan pun ada waktu luang untuk belajar bisa digunakan. Sambil menunggu antrean beli makanan, di perjalanan dalam mobil, atau apapun bisa saja sambil belajar.
Tidak perlu keluar rumah
Mendampingi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi, ikut bimbel Ruangguru juga tidak mengharuskan kita keluar belajar di tempat tertentu. Cukup belajar di rumah. Jadi, tetap aman dari ancaman wabah.
Jadwal belajar
Kita bisa menentukan jadwal belajar. Ruangguru bisa membantu mengatur jadwal kita atau bisa juga kita atur sendiri.
Tanya jawab
Kita bisa bertanya pada teman yang lain. Pertanyaan kita nanti akan dikomentari oleh pengguna Ruangguru lainnya.
Latihan soal dengan pembahasan
Setiap selesai menyimak video, kita dapat menjawab kuis sesuai level. Setelah selesai menjawab dan nilai keluar, akan ada pembahasan atas soal tersebut.
Materi Belajar Lengkap
Materi belajar sangat lengkap sesuai kurikulum sekolah. Untuk Kelas 1-2 SD kita bisa memilih kurikulum K13 Revisi, K13 Revisi Tematik, atau Dafa & Lulu K13 Revisi Tematik. Sedangkan kelas 3 SD tersedia pilihan K13 Revisi dan K13 Revisi Tematik.
Video belajar beranimasi
Video materi setiap topik disajikan dengan animasi yang menarik. Anak akan lebih tertarik daripada mendengar ocehan kita yang monoton jika mengajarinya sendiri.
Rangkuman semua materi
Setiap topik pelajaran pasti ada rangkumannya. Asyiknya, rangkuman ini disajikan dengan infografis yang menarik. Dengan demikian penyerapan ke otak akan lebih mudah.
Pendidikan karakter & ruangngaji
Selain mata pelajaran penting, juga ada pendidikan karakter yang disajikan dengan video cerita menggunakan boneka karakter. Fitur Ruangngaji juga dapat diakses dengan bebas untuk siraman rohani. Isinya ada adzan, hikmah Al-Qur'an, dan Juz Amma. Wah, cita-cita Tsaqiif sebagai hafidz makin didukung juga oleh Ruangguru.
Animasi Interaktif Dafa & Lulu
Setelah puas mengeksplorasi materi untuk kelas 3 SD secara sekilas, aku mencoba pilihan kelas 2 SD. Ternyata di situ ada 3 pilihan kurikulum, yaitu K13 Revisi, K13 Revisi Tematik, dan Dafa & Lulu (K13 Revisi Tematik). Aku tertarik dengan Dafa & Lulu. Ternyata pilihan kurikulum ini adalah K13 Revisi Tematik yang disajikan secara animasi interaktif. Tampilannya lebih menarik, persis game.
Tsaqiif pun tertarik mencoba. Dia sangat antusias! Aku tidak menyangka, materi yang diberikan seakan-akan baru baginya. Padahal itu sudah dipelajari di kelas 2 dulu. Tapi ia baru tahu.
Tsaqiif belajar lagi Bahasa Indonesia tentang ungkapan. Ia baru tahu apa arti buah hati, buah tangan, dan rendah hati. Mungkin dulu dia sekadar menghafal dan mudah hilang. Semoga pengulangan belajar dengan animasi kali ini merekat kuat di otaknya.
"Wah, Bunda, keren banget ini. Seperti game, Bun!"
Sejauh ini, Tsaqiif sangat suka belajar di rumah menggunakan aplikasi Ruangguru. Terlebih lagi, setiap mengerjakan soal kuis ia bersemangat, karena dapat menambah poinnya.
“Lihat, Bunda, XP-ku nambah!” serunya setelah mengerjakan suatu level soal.
Sebagai informasi, di Ruangguru ada fitur Ruangguru Adventure. Fitur tersebut bisa membuat anak kecanduan belajar. Karena setiap belajar, melihat video, dan mengerjakan soal, si kecil akan mengumpulkan poin seperti bermain game. Poin-poin yang sudah dikumpulkan bisa ditukar dengan item digital yang menarik untuk menghias avatar. Seperti mengganti sepatu, baju, celana, dan jenis rambut atau penghias kepala.
Selain itu, di Ruangguru Adventure ada Teman Belajar yang lucu. Mereka adalah Modo The Giant Dragon, Cendra The Bird of Paradise, dan Harry The Diamond Tiger. Mereka bisa berevolusi menjadi spesies yang lebih besar dan kuat. Dengan belajar minimal 15 menit sehari selama 4 hari dalam seminggu akan mendapatkan 1 elemen evolusi. Tsaqiif memilih avatar Modo The Giant Dragon. Dia anggap itu sebagai pet-nya. Kalau ia makin giat belajar, petnya ceria. Kalau lama nggak belajar, pet-nya bisa sakit.
Catatan pencapaian juga tersedia di Ruangguru melalui beberapa fitur. Misalnya dengan memeriksa keadaan teman belajar, Ranking yang dibandingkan dengan Squad (pengguna) Ruangguru lain, pengumpulan poin dan level, serta koleksi beragam Trophy.
Usaha belajar Tsaqiif dengan Ruangguru tak sia-sia. Hanya dengan waktu 30 menit, Ulangan Harian Tematik pertamanya benar semua. Penjumlahan teknik menyimpan, pengurangan dengan meminjam, dan soal cerita yang biasanya bikin ia lemah, kini ia libas habis. Materi daur hidup makhluk hidup juga tidak ada yang salah. Alhamdulillah.
“Easy, Bun!” ujarnya.
Testimonial Ruangguru
Ruangguru telah dipercaya oleh 10 juta lebih siswa di Indonesia. Aplikasi pendidikan ini memiliki rating yang tertinggi, yaitu 4.7 di Playstore, dengan ribuan ulasan di Playstore dan AppStore. Sebanyak 85% siswanya mengalami peningkatan nilai sekolah setelah belajar dengan Ruangguru. Tak heran testimonial positif pun didapatkan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Begitulah keseruan pengalamanku dan Tsaqiif ketika belajar di rumah selama pandemi dengan Ruangguru. Jika Tsaqiif senang belajar, aku pun lega. Semoga dengan tambahan belajar menggunakan Ruangguru dapat memupuk cita-cita Tsaqiif menjadi dokter yang hafidz dan pemilik rumah sakit. Cita-cita memang harus direncanakan dan diusahakan sejak dini. Dari awal sudah harus berprestasi.
Kamu tertarik juga? Yuk, download juga Ruangguru, karena banyak manfaatnya dan tidak akan rugi jika anak semakin pintar. Jangan lupa gunakan kode CITACITAMULIA agar dapat diskon 60%!
Referensi:
- https://www.nytimes.com/2020/04/13/parenting/manage-screen-time-coronavirus.html
- https://blog.ruangguru.com/testimoni-sekolah-online
- https://blog.ruangguru.com/tag/cerita-juara
- https://blog.ruangguru.com/pentingnya-pendidikan-kontekstual-di-rumah