Upaya Pemerataan Beasiswa untuk Pendidikan yang Merata
Senyumku merekah saat menerima sebuah amplop putih. Isinya memang aku tunggu-tunggu. Beberapa lembar uang kertas bernominal besar. Memang tidak seberapa. Tapi setiap sekian bulan sekali saat menerimanya aku senang sekali. Lumayan buat tambah-tambah keperluan selama kuliah. Itulah beasiswa untuk mahasiswa berprestasi. Aku pernah menerimanya beberapa kali, 10 tahun yang lalu.
Sebenarnya, keadaan ekonomi keluargaku tidak terlalu miskin. Mungkin tergolong mampu atau bisa dibilang pas-pasan. Orang tuaku harus membiayai dua adikku yang sekolah. Papaku pensiun, hanya mama yang bekerja. Karena penghasilan menengah alias pas-pasan itulah yang menjadikanku ingin meringankan orang tua dengan mencari beasiswa. Aku selalu mendapat IPK 3 koma. Syukurlah ada beasiswa yang kriterianya berdasarkan prestasi akademik dan keaktifan organisasi, sehingga aku tidak perlu mengurus surat keterangan tidak mampu.
Ingat bagaimana pengeluaranku dulu saat ngampus. Makan cuma 2 kali sehari. Hiburan jarang. Kalau belanja bulanan selalu cari diskonan. Andai itu terjadi sekarang mungkin aku akan mengandalkan belanja online yang biasanya lebih murah. Cara membandingkannya pun mudah. Tinggal ke iPrice, harga-harga dari berbagai marketplace dibandingkan. Tinggal cari yang termurah. Kode promo, diskon-diskon juga ada.
Oh ya, balik lagi ke soal beasiswa. Ngomong-ngomong tentang beasiswa, erat kaitannya dengan pendidikan. Beasiswa sangat penting agar pendidikan merata. Agar yang kesulitan bersekolah bisa mengenyam pendidikan juga.
Sebuah lembaga konsultan, Political and Economic Consultant (PERC), melakukan survei terhadap kualitas pendidikan di berbagai negara. Ternyata kualitas pendidikan di Indonesia berada di urutan paling buncit di antara 12 negara di Asia. Bahkan posisi Indonesia ada di bawah Vietnam, yang kurs mata uangnya lebih murah daripada rupiah. The World Economic Forum Swedia (2000) juga melaporkan bahwa Indonesia memiliki daya saing yang rendah. Peringkatnya di nomor 37 dari 57 negara di dunia.
Biaya pendidikan di Indonesia memang tinggi. Contohnya saja sekolah SD SPPnya sekitar 750.000. Anak yang bersekolah ada 3. Gaji yang diterima 4 juta. Apakah bisa cukup? Belum lagi memikirkan jenjang yang lebih tinggi hingga kuliah. Penghasilan yang sedemikian aku rasa masih harus bersyukur dibandingkan dengan orang yang penghasilan per bulannya di bawah 1 juta.
Tak hanya biaya pendidikan, biaya lainnya pun harus diperhitungkan. Misalnya buku-buku, peralatan sekolah. Tentu saja ini menyulitkan bagi orang yang kurang mampu. Kesulitan ekonomi inilah salah satu sebab yang membuat Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang rendah. Belum lagi masih banyak di daerah terpencil yang membutuhkan pemerataan pendidikan.
Sebenarnya masih ada sebab lain pendidikan di Indonesia rendah. Mereka adalah rendahnya kualitas sarana fisik, kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru bahkan ada guru honorer yang digaji cuma sekian ratus ribu.
Kita masih memerlukan kekuatan beasiswa untuk memeratakan pendidikan. Beasiswa tidak harus dari pemerintah, karena kalu mengandalkan pemerintah, pasti pembiayaan beasiswa tidak merata, karena Indonesia itu luas. Swasta juga harus membantu, misalnya dengan program CSR-nya.
Upaya pemerataan beasiswa perlu memerhatikan hal-hal berikut ini:
Tepat Sasaran
Beasiswa harus diberikan pada penerima yang tepat. Bisa karena prestasinya dalam akademik, prestasi dalam ekstrakurikulernya, maupun yang tidak memiliki prestasi karena darurat ekonomi. Namun, hendaknya pemberian beasiswa untuk kategori yang terakhir itu disertai target agar yang bersangkutan turu berprestasi setelah menerima beasiswa.
Tepat Guna
Pemberian beasiswa hendaknya harus digunakan sesuai tujuan atau manfaatnya. Misalnya sebagai dorongan agar siswa yang bersangkutan prestasinya meningkat, sebagai bantuan untuk memenuhi keperluan sehari-hari, sebagai dukungan penyempurnaan studi atau untuk keperluan lain yang bisa mendukung masa pembelajarannya lancar dan sukses.
Tepat waktu
Penyaluran beasiswa harus dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah dirancang. Jangan sampai terlambat, agar tidak mengganggu proses masa pembelajarannya.
Dengan demikian, diharapkan upaya pemerataan beasiswa dapat terlaksana dengan baik. Semoga wajah pendidikan Indonesia semakin maju ke depannya. Selamat Hari Pendidikan Nasional!