Yogyakarta 24 Jam

Semasa gadis saya sering ke Yogyakarta. Meski sering, saya tak bosan-bosannya memimpikan ke sana lagi. Pasti tempat-tempat wisatanya semakin berkembang. Lebih-lebih, suami saya pengen naik kereta. Dia belum pernah naik kereta ternyata. Saya pikir kemana lagi naik kereta eksekutif dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari Surabaya, selain Yogyakarta?

Maka berhari-hari saya menyusun itinerary perjalanan. Bagaimana dalam waktu singkat, jika bisa 2 hari 1 malam saja saya bisa berlibur puas dengan keluarga. Kali ini saya akan berkeliling Jogja kota saja.

Hunting Hotel di Yogyakarta

Ini adalah hal pertama wajib yang dilakukan dalam travelling. Menentukan hotel. Ah, karena perjalanan singkat, saya maunya hotel yang sekalian nyaman nan strategis. Pengennya saya menginap di dekat Malioboro. Biar kemana-mana tidak perlu naik becak apalagi taxi. Cukup ditempuh dengan jalan kaki. Karena tanggal yang saya pilih adalah long weekend, hostel dan hotel yang sangat dekat dengan Malioboro dengan harga terjangkau sudah habis semua. Sehingga, saya mencari alternatif lain. Ketemulah Melia Purosani. Hmm, memang bukan hotel murah. Tapi sangat nyaman. Dengan keterpaksaan yang bahagia akhirnya saya book hotel itu.

Swimming Pool view dari balkon Melia Purosani

Belanja piranti dapur di Progo

Dari hasil googling, sepertinya Progo merupakan surganya emak-emak. Progo merupakan supermarket yang menjual berbagai alat dapur. Yang unik, cantik, hingga useful lengkap di sini. Harganya pun terkenal murah. Tidak salah dong jika saya tergoda. Dan kebetulan banget lokasinya ini bersebelahan dengan hotel saya. Tinggal lompat ke sebelah kanan.

Bermain di Taman Pintar

Taman pintar menawarkan permainan edukatif dengan tiket yang terjangkau. Tapi saat itu saya cuma mampir di wahana-wahana gratisnya yang di luar. Lumayan kece kok.

Wisata Belanja di Malioboro

Kawasan Malioboro ini lumayan dekat dengan hotel saya. Tapi jalan kakinya lumayan. Kalau nggak kuat, bisa naik becak. Hmm.. kalau menurut saya agak gimanaaa gitu harganya. Dari hotel ke Malioboro ditarif Rp. 20.000. Atau ini aji mumpung, karena si tukang becak tahu saya dari arah hotel berbintang? Entahlah.

Di kawasan Malioboro, saya memilih untuk ke Malioboro Mall, belanja daster-daster batik diĀ  sepanjang trotoar, membeli kaos khas Jogja, dan ke Hamzah Batik (d/h Mirota) yang menjual oleh-oleh sepeti bakpia, batik, kaos, tas, bros, dll.

Melihat-lihat Tas Rajut Dowa

Judulnya melihat-lihat. Karena takut duluan sama harganya. Tas rajut satu ini terkenal branded. Ada beberapa outlet di hotel-hotel tertentu. Nah, kali ini saya berkunjung ke showroom sekaligus pabriknya. Jika di hari kerja kita bisa melihat pengerjaan tas rajut ini. Begitu memasuki showroom, saya beneran tertohok deh, harga tasnya jut-jut bikin terkejut. Wah, bisa ga dapat apa-apa nih dari sini. Eh, ternyata semakin memasuki area, ada juga yang bernilai ekonomis, sekitar 100 ribu-700 ribuan. Sekarang saya tahu bedanya. Yang jutaan itu ada campuran kulit aslinya. Sedangkan yang ratusan ribu yang termurah adalah dompet full benang sampai tas rajut full benang.

Posted on: September 29, 2016, by : li partic

One thought on “Yogyakarta 24 Jam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *