Tukang Rombeng Naik Kelas
Galau. Itulah yang kurasakan saat ini. Sepertinya aku semakin resah. Kerinduan ini sungguh membuncah. Sampai saat ini aku pun belum berjumpa lagi dengannya. Siapa dia yang berani membuat hatiku galau? Tukang rombeng.
Aneh? Kurasa tidak juga. Lihatlah sekumpulan botol plastik bekas yang telah kuikat rapi ini. Kini mereka masih berada di halaman rumahku. Juga ratusan karung bekas beras dan rempah-rempah yang kutata di pojokan halaman rumah. Aku menanti tukang rombeng yang dengan senang hati mengangkut sampah-sampah itu.
Biasanya, setiap minggu tukang rombeng lewat di depan rumah dengan teriakan khasnya, “Rombeng… rombeng…” Mungkin aku ketinggalan jejaknya saat aku berbelanja ke pasar atau masih nyenyak dalam selimut. Ah, kenapa tidak aku whatsapp saja orangnya? Aku kan punya nomor hapenya.
“Ok, Bu. Tunggu saja. Nanti saya ke sana.” begitu jawaban dari tukang rombeng yang entah ada dimana. Ternyata, zaman sekarang sudah sungguh mudah. Mau belanja, beli air minum, gas, hingga rombeng pun tinggal whatsapp saja.
Tukang rombeng itu bernama Samsul. Salah satu dari sekian tukang rombeng yang seringkali lewat di depan rumah setiap hari Minggu. Hanya dia yang mau membeli sampah-sampahku dengan harga lebih tinggi dari tukang rombeng yang lain. Makanya aku galau jika dia tak kunjung lewat.
Sebenarnya aku bisa saja langsung memisahkan sampah itu dan membuangnya ke tong sampah. Tapi ini sampah istimewa. Bisa ditukar dengan uang. Bayangkan yah, setumpuk koran per kilonya dihargai seribu rupiah. Kertas berwarna seperti majalah bisa lebih mahal lagi. Botol plastik yang modelnya sama jika terkumpul 50 biji bisa mencapai Rp. 20.000. Karung bekas per lembarnya bisa mencapai Rp. 500 sampai Rp. 1.000. Kadang ada rombeng yang menawar Rp. 300 untuk karungku. Wah, nggak mau dong. Saya nunggu Samsul ajah.
Sampah-sampah yang sudah dikumpulkan tukang rombeng itu kemudian dijual lagi pada pengepul sampah. Pengepul memiliki timbangan untuk menaksir sampah-sampah yang disetorkan. Si pengepul biasanya menjualnya lagi, atau langsung memproses sampah untuk didaur ulang.
Kalau dipikir-pikir bisnis sampah ini heroik dan sangat menjanjikan. Orang-orang yang mengumpulkan sampah ini berjasa sekali dalam menjaga kelestarian bumi. Sampah-sampah yang masih bisa digunakan, disulap lagi menjadi bentuk yang lain. Bayangkan jika mereka tidak ada, seperti apa tuanya bumi kita karena polusi? Satu macam limbah seperti plastik saja hancur dalam waktu 200-400 tahun, lho. Jadi bisnis daur ulang sampah ini menolong manusia yang bermasalah dengan sampah dengan cara mengurangi bentuk sampah dan mengubah menjadi barang yang lebih bermanfaat. Lingkungan pun menjadi bersih sehingga risiko polusi berkurang.
Bisnis daur ulang sampah juga merupakan bisnis yang menjanjikan. Manusia mana sih, yang tidak membuang sampah? Aku pun berpikir, jika tukang rombeng semacam Samsul dan kawan-kawannya itu naik kelas menjadi bos sampah yang lebih intelektual bukankah hidupnya menjadi lebih sejahtera?
Untuk menjadi bos sampah, tentunya perlu modal lebih berupa materi. Modal diperlukan untuk membeli peralatan yang mendukung, juga gaji untuk merekrut karyawan. Bukan hanya mengandalkan tenaga sendiri untuk mencari sampah-sampah istimewa. Berikut macam-macam ide usaha daur ulang sampah.
- Penggilingan sampah plastik.
Penggilingan sampah adalah tahap terakhir dari daur ulang sampah plastik. Awalnya, plastik HDPE dan PET dari botol dikumpulkan dan dipilah berdasarkan jenisnya. Kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel. Botol-botol itu dimasukkan ke mesin penggiling yang disebut crusher. Hasilnya berupa cacahan-cacahan plastik yang disebut bijih plastik. Bijih plastik ini dijual bahkan diekspor ke manca negara. Bijih plastik berguna untuk membuat wadah-wadah daur ulang juga seperti kotak atau botol. Modal utama yang diperlukan dalam bisnis penggilingan sampah ini adalah mesin crushernya yang biasanya dibandrol dengan harga 12 juta rupiah.
2. Industri kreatif
Sampah-sampah yang berupa kardus, kertas, plastik juga bisa menjelma menjadi barang-barang menarik. Contohnya adalah mainan, pajangan, aksesoris, furniture, atau bahkan barang kesayangan wanita seperti tas. Tak hanya sampah anorganik, sampah organik juga bisa menjelma menjadi tas. Sampah organik itu misalnya eceng gondok. Eceng gondok seringkali dianggap sampah karena mengotori sungai. Namun, siapa sangka eceng gondok bisa berubah menjadi tas cantik yang digemari wanita?
Ada juga tas yang terbuat dari sak semen. Sak semen merupakan bahan yang kuat, tahan air, dan ramah lingkungan. Dengan berbagai polesan, tas yang dihasilkan dari limbah sak semen ini bisa tampak seperti tas kulit.
Mari Menabung Untuk Memberdayakan
Andai Samsul dan kawan-kawannya bisa naik kelas menjadi berdaya dengan bisnisnya, adalah sebuah syukur dariku karena memang keberadaan mereka berguna sekali dalam hidupku. Ternyata kita pun bisa mengungkapkan terima kasih kita pada mereka yang prasejahtera dan berjasa dalam hidup dengan cara yang cukup simpel. Caranya adalah dengan menabung untuk memberdayakan mereka.
Melalui BTPN Sinaya kita bisa menabung untuk diri kita sendiri dan memberi manfaat pada orang lain. Jadi, kita memperoleh manfaat ganda. Untuk sendiri dapat, untuk sosial dapat. Kita bisa memulai dengan membuka tabungan Taseto Mapan. Dana yang kita tabung akan tumbuh dengan optimal. Melalui dana yang kita simpan di Taseto Mapan, berarti kita juga turut membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah seperti pensiunan, pelaku UMKM, dan masyarakat prasejahtera produktif melalui program Daya dari BTPN. Program Daya ini adalah program pinjaman khusus untuk mereka yang prasejahtera sekaligus memberdayakan mereka lewat berbagai pelatihan.
Yuk, coba simulasinya. Tinggal klik saja www.menabunguntukmemberdayakan.com.
Nah, mudah bukan? Kita tinggal menabung, tapi pihak lain khususnya masyarakat yang membutuhkan juga dapat manfaatnya.
Posted on: February 16, 2016, by : li particKesuksesan bukan dinilai dari materi semata. Kesuksesan juga berarti menebar manfaat bagi orang lain dan mendukung mereka untuk meraih suksesnya. (Li Partic)
Lengkap mba liputannya… Semoga beruntung ya.. 🙂
wahhhh … lumayan mba, ternyata sampah plastik bisa di ekspor juga ya