Mindset dan Aksi Positif Melawan Corona, Karena Kita Adalah Garda Terdepan

Kesejahteraan itu...

Kesejahteraan yang utama dinilai dari kesehatan dan ekonomi. Punya uang kalau tidak sehat tidak akan terasa nikmat. Sehat tapi tidak punya uang juga susah menjalani hidup.

Sejak wabah corona melanda bumi Indonesia, hampir semua berdampak. Tiba-tiba banyak yang kehilangan pekerjaan. Tiba-tiba dagangan sepi. Tiba-tiba tidak gajian.

Mungkin sudah jutaan orang yang pandangannya kosong karena bingung harus berbuat apa. Ada ibu yang kelaparan sambil menggendong bayinya. ASI-nya kosong karena berat untuk bisa makan. Ada juga istri yang berdebar menatap meteran listrik prabayarnya, yang bisa saja mati tiba-tiba, terancam kegelapan. Ada pula bapak yang perasaannya hancur harus menghidupi keluarganya sementara per detik ini sudah tidak ada cash.

Saya sekeluarga termasuk yang nelangsa merasakannya. Dampak itu menimpa di zona kesehatan dan ekonomi keluarga.

Dampak Ekonomi

Terdampak Bersama UKM Lain

Saya sendiri punya beberapa lini usaha. Namun, usaha itu bukanlah usaha yang diinginkan orang-orang di musim pandemi ini. Di masa seperti ini yang akan tetap laris adalah bahan pangan, obat-obatan, alat kesehatan, dan ritel. Untuk di luar kategori usaha tersebut, orang-orang akan menutup rapat dompetnya dan memilih berhemat.

Saya menanggung 10 perut yang harus dikenyangkan. Mereka adalah keluarga kecil saya dan karyawan-karyawan saya. Sudah satu bulan ini saya merasa omset penjualan menurun. Tak hanya menurun, saya pun tak mendapat laba sepeser pun setelah dikurangi biaya-biaya. Ya, saya merugi. Saya memilih berkorban menghidupi 6 karyawan yang bergaji UMR Sidoarjo daripada mem-PHK mereka. Karena PHK itu bukan memecat 1 jiwa saja. Tiga sampai empat jiwa bisa terpukul karenanya. Pasangannya, anak-anaknya, orang tua yang ditanggungnya.

Melihat masalah seperti ini, mau tidak mau saya harus memotong gaji karyawan untuk bulan depannya. Tetapi jam kerja juga harus dikurangi, agar mereka legowo. Untunglah mereka masih mau menerima daripada dirumahkan atau diputus kerja.

Dampak Kesehatan

Yang Sakit Bukan Hanya Mereka Yang Menderita Corona

Dampak secara kesehatan juga sangat saya rasakan. Memang bukan karena penyakit corona, tetapi sangat berpengaruh untuk pengidap penyakit selain corona. Rumah sakit merupakan tempat yang menyeramkan untuk saat ini. Di sanalah tempat di mana pasien corona dirawat, sehingga seminimal mungkin jika tidak darurat jangan ke sana dulu. Otomatis, kuota pasien berobat dikurangi.

Tapi seperti apa batas darurat itu? Sudah 3 bulan ini suami saya sering sesak napas tanpa sebab. Bangun tidur bisa sesak. Saya mewanti-wanti agar berobat dengan stok yang ada di rumah, jangan ke rumah sakit dulu. Tapi sampai kapan, kalau tidak segera ditemukan penyebabnya? Jika susah bernapas seperti ini, kegiatan apapun tidak bisa dilakukan.

Saya dan anak saya juga merasakan payahnya tanpa pelayanan kesehatan yang berjalan normal. Anak saya sempat demam selama seminggu lebih. Juga sempat sesak napas 3 hari. Penyembuhan yang lumayan lama karena ngempet ke rumah sakit. Sementara saya yang sudah memendam ngilunya sakit gigi 2 tahunan ini meski sudah dirawat tahun lalu, kini mencapai puncaknya. Tapi saya masih tidak berani ke rumah sakit. Sedangkan dokter di puskesmas sudah angkat tangan.

Saya tak bisa membayangkan seandainya papa saya masih hidup, yang 2 minggu sekali harus ke rumah sakit untuk diambil cairan yang memenuhi perutnya hingga ia tampak seperti orang hamil 9 bulan. Jika tak disedot pastilah terasa nyeri menghujam perutnya. Pasti banyak pasien lain yang harus rutin ke rumah sakit seperti papa saya dulu.

Saya juga membayangkan betapa mengerikannya rumah sakit bagi penderita penyakit berat lain. Saya mendengar kisah dari pengidap kanker. Jika tidak diobati akan menahan nyeri yang mendera-dera. Jika ke rumah sakit ada ancaman corona. Dia sangat kesulitan ke rumah sakit ketika transportasi umum dilarang beroperasi, karena tak semua mampu membayar taksi untuk bepergian. Belum lagi di rumah sakit yang menerapkan physical distancing, antrian sampai ke luar ruangan sampai panas-panasan. Tapi mau bagaimana lagi, kita harus mengikuti protokol corona agar terhindar.

Kitalah Garda Terdepan, Bukan Tenaga Medis

Lawan Corona Mulai Dari Diri dan Lingkungan Terdekat

Betapa puitisnya kalimat “Tenaga medis adalah garda terdepan.” Dan betapa anehnya jika kalian membaca “Kita adalah garda terdepan. Bagaimana bisa?

Dalam sebuah peperangan, orang yang memegang kunci penting adalah panglima. Apakah panglima perang merupakan orang yang maju paling depan? Tentu tidak, bukan? Para prajurit akan maju terlebih dahulu. Prajurit adalah garda terdepan. Mereka akan bertarung sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan, barulah peran panglima beraksi.

Begitu juga dalam perjuangan melawan corona ini. Yang berperang adalah kita semua. Aksi kita melakukan pencegahan sangatlah berperan. Tetaplah di rumah jika tidak ada kepentingan, lakukan physical distancing, gunakan masker jika keluar rumah, seringlah cuci tangan, lakukan pembersihan diri seperti mandi sehabis dari luar rumah, jaga kebersihan dan sanitasi rumah, serta jaga kesehatan dengan makan makanan bergizi dan berolah raga.

Memang dampak wabah corona ini sangat menyesakkan. Sampai-sampai walau tidak sakit corona serasa sesak napas. Perut menjerit. Anak-anak menangis. Tapi kita harus tetap move on. Tetap berjuang sampai titik akhir.

Agar tetap semangat berjuang, kita harus memunculkan mindset positif. Setidaknya bagi saya, kalimat dalam pedoman seluruh umat ini menyemangati saya.

"Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

Al-Baqarah, ayat 155

Semua yang kita hadapi saat ini adalah ujian. Kita tinggal menghadapinya dengan sabar. Dan sabar itu tak berbatas. Tak ada ceritanya kesabaran sudah habis. Kalau sudah habis namanya bukan bersabar. #DengarkanHatimu, ikhtiar, dan sabar. Ikhtiar seperti apa untuk melawan corona? Saya sedang mencoba ikhtiar yang mengarah ke mindset dan aksi positif, seperti berikut ini.

Menimbun Amal Baik

Tidak ada yang tahu pasti apakah kita akan terkena penyakit corona. Kalaupun kena, kita juga tidak tahu apakah kita bisa bertahan hidup atau tidak. Oleh karena itu, antisipasi persiapan hari akhir harus dilakukan dari sekarang. Saya mendadak menjadi lebih rajin beramal baik. Berbuat baik kepada sesama dan mempererat hubungan dengan Tuhan dengan meningkatkan ibadah-ibadah sunnah. Siap tidak siap, harus siap menimbun amal baik.

Tetap Lakukan Protokol Pencegahan Corona

Saya mendisiplinkan diri dan keluarga untuk membiasakan ritual pencegahan corona setiap hari. Cuci tangan sesering mungkin, menghindari menyentuh daerah wajah, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin, menghindari keramaian, sebisa mungkin #DiRumahAja. Kalau pun terpaksa keluar saya gunakan masker.

Karena saya ibu menyusui, maka ada protokol tambahan sesuai Kementerian Kesehatan, yaitu:

  1. Cuci tangan sebelum menyentuh bayi, payudara, dan peralatan makannya.
  2. Gunakan masker kain saat menyusui, terutama jika sakit.
  3. Membersihkan peralatan makan, pompa ASI, botol, dan gelas bayi setiap sebelum dipakai.

Intinya harus menjaga kebersihan sedisiplin mungkin. Kebersihan lingkungan dijaga dengan membersihkan setiap ruangan, melakukan desinfeksi setiap ruangan, barang yang datang, halaman rumah, sampai mengganti pakaian setiap habis keluar rumah. Kebersihan tubuh juga tak kalah dijaga. Lebih rajin mandi terutama sehabis dari luar rumah, memakai sabun, dan keramas setiap dua hari sekali.

Kedisiplinan menjaga kebersihan ini akan melahirkan mindset positif dalam menghadapi hidup, terutama saat wabah corona seperti sekarang ini. Mindset positif seperti sabar, optimis, seperti kesegaran jiwa dan raga penting untuk dijaga setiap hari. Produk yang digunakan untuk menjaga kebersihan ini sangat berpegaruh, lho.

Khusus rangkaian dalam membersihkan dan menjaga kesehatan rambut, saya pilih paket yang lengkap seperti shampoo, conditioner, dan vitamin rambut. Saya menjatuhkan pilihan pada Emeron Complete Hair Care. Karena tidak hanya ada shampoo, tapi juga komplit dengan conditioner, dan vitamin rambutnya.

Varian yang saya gunakan adalah Soft & Smooth. Saya memilih varian ini karena memiliki formula berteknologi Jepang yang sudah disempurnakan. Sangat cocok untuk rambut saya yang bermasalah karena kering, kusam, kasar dan susah diatur. Kandungan Active Provit Amino dan kekuatan alami dari bunga matahari akan menutrisi rambut. Bunga matahari dikenal mengandung asam linoleat, asam oleat, Vitamin E, antioksidan, serta beberapa mineral dan vitamin lain. Dengan demikian akan memberi manfaat memperbaiki kerusakan rambut, mengilaukan rambut, menjadikan kulit kepala sehat, dan merangsang pertumbuhan rambut.

emeron complete hair care soft & Smooth

Cara pakainya tidak ribet. Kalau kalian coba, ikuti petunjuk ini ya.

  1. Bersihkan rambut dengan menggunakan Emeron Nutritive Shampoo Soft & Smooth setiap 2 hari sekali. Pijat lembut kulit kepala dan rambut, bilas hingga bersih.
  2. Gunakan Emeron Nutritive Conditioner Soft & Smooth setelah rambut dikeringkan dengan handuk. Oleskan merata dari kulit kepala hingga ujung rambut. Bilas lagi hingga bersih.
  3. Pakai Emeron Hair Vitamin saat rambut sudah dikeringkan dengan handuk atau masih setengah basah. Tuang vitamin ke tangan, ratakan ke seluruh rambut.

Taati Pemerintah

Di bulan Ramadhan ini biasanya rutin tarawih, shalat berjamaah ke masjid, dan mudik. Tapi untuk situasi sekarang ini taati dulu pemerintah. Hindari dulu mudik. Karena walau kita sehat kita tidak tahu kalau kita bisa menjadi pembawa virus. Begitupun ibadah di masjid, alihkan dengan berjamaah di rumah saja. Jangan berdalih masjid itu suci, virus tidak akan bisa masuk masjid. Lah, emangnya virus itu setan, bisa takut ke masjid? Sudah banyak kejadian jamaah tertular setelah dari masjid. Virus itu masuk tubuh manusia. Kalau manusia terinfeksi ke masjid ya bisa menularkan ke orang lain.

Jangan ragu banting setir

Kalau kalian berwirausaha seperti saya dan tiba-tiba omset menurun, putarlah otak. Banting setir ke arah produk ‘gurih nan laris’. Jangan ragu buka usaha sampingan yang menyediakan bahan pokok, kesehatan, dll.

Gerakkan Aksi Positif

Kebetulan saya adalah ketua komunitas UMKM “Surabaya Berdaya”. Beberapa komunitas lain sudah bergerak menggalang donasi dalam rangka Covid-19 ini. Namun saya berpikir yang sedikit out of the box agar semua bergerak.

Komunitas kami menggalang dana untuk kebutuhan:

  • Dhuafa yang terisolasi karena Covid-19.
  • Perlengkapan alat pelindung diri (APD) seperti hazmat, goggles, masker medis, dll.

Sistemnya sedikit unik agar semua memegang peran. Para anggota komunitas menyumbangkan dana seikhlasnya. Beberapa anggota juga dipersilahkan secara suka rela menebar ilmu yang dimilikinya di dalam kelas online yang dibentuk. Dengan demikian, semua anggota bisa menambah ilmu bisnisnya juga. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membeli barang kebutuhan yang akan didonasikan. Penyedia barang yang akan didonasikan tersebut diutamakan dari anggota komunitas juga, sehingga para UMKM bisa berdaya.

Suasana Conference Call

Jika kalian ingin berbuat aksi sosial positif yang tidak bermodal besar, bisa kok mulai dari diri sendiri dengan modal semurah mungkin. Misalnya nih, saat ini bulan puasa, tentu orang suka hal yang dingin-dingin seperti es. Kita bisa membuat es batu dengan menaruh air di wadah plastik kecil-kecil. Jika sudah jadi, tinggal bagikan. Mudah dan murah, bukan?

Begitulah bagaimana saya membangun mindset dan aksi positif. Semoga bisa menjadi inspirasi, ya. Yuk, semangat melawan corona dimulai diri sendiri, karena kita adalah garda terdepan!

Posted on: April 26, 2020, by : li partic

40 thoughts on “Mindset dan Aksi Positif Melawan Corona, Karena Kita Adalah Garda Terdepan

  1. Totally agree with ur opinion and when i was hear the statement from medsos about covid19 issues..krn kita adalah garda terdepan, dgn disiplin diri melakukan tindaka preventif adalah cara memutus rantai penyebaran covid19

  2. Baru kemarin saya diskusi di grup keluarga. Saat pandemi ini kita, keluarga atas nama rakyat memang bergerak sangat cepat dan tepat . Haru kadang karena imbas pandemi rasa solidaritas sosial dan cinta itu diuji nyata…

  3. Corona ini membuat sejarah tidak hanya untuk bangsa kita, tapi juga untuk dunia. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Tinggal kita bagaimana menyikapinya. Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umat Nya. Tetap semangat ya …

  4. Tenaga medis gaeda paling belakang ya kak, Garda terdepan adalah kita sendiri karena kita yang memastikan diri kita selalu sehat.
    Termasuk menjaga rambut agar selalu bersih dan sehat. Emeron adlaah pilihan terbaik ya kak

  5. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, kemampuan beradaptasi yang baik benar-benar diperlukan. Saatnya berperang sekaligus berdamai dengan Corona. Tentunya dengan mentaati segala pola hidup yang sehat

  6. Bener banget, banyak usaha kecil yang akhirnya gulung tikar. Sedih banget…
    Semoga bisa segera berakhir dan kita bisa aktivitas seperti sebelumnya

  7. Mbaak. Hugs. Semoga wabah segera berakhir dan ekonomi kembali membaik yah

    Kalo dipikir-pikir bener juga ya kkta adalah Garda terdepan setidaknya untuk diri sendiri yang ngefek ke keluarga

  8. Setuju pake bangetttt. Garda terdepan itu kita, bukan tenaga medis. Kalo kita udah sampai ditangani medis, itu udah di pintu terakhir. Jika sudah akut, ya wassalam urusannya. Tuh kan jadi ikutan stres mikirinnya. Hihihi. Keramas dulu pakai emeron biar reda stresnya ya mba.

  9. Menghadapi corona memang harus dimulai dari keluarga..
    Contohnya dgn cara melakukan phbs (perilaku hidup bersih dan sehat)

  10. Kita-kita ini memamg layak disebut garda terdepan karena dengan memulai disilpin hidup sehat bisa memutus rantai Covid 19

  11. Virus Corona ini bener-bener menghantam kita semua. Dampaknya bukan hanya keuangan ataupun kesehatan tapi juga faktor-faktor lainnya. Semoga cepat kelar ya, biar kita bisa aktivitas lagi.

  12. Kamu hebat banget mba, tetap mempertahankan karyawan walau dirimu merugi.
    Semangat ya mba, semoga dimudahkan rezekinya dan pandemi ini segera berlalu

  13. Cakep deh mbaaa dengan menjadi pahlawan bagi keluarga kita sudah melawan corona.semoga wabah ini segera berlalu ya mba

  14. Kita semua ada di garda terdepan, Mbak. Kita rakyat biasa di garda terdepan pencegahan. Para nakes di garda terdepan pengobatan. Sehat-sehat sekeluarga, ya Mbak. Usaha jastipku juga langsung terhenti ketika pandemi ini datang 🙁

  15. bener banget ya mba, emang kita garda terdepan untuk melawan korona. tetap di rumah aja salah satunya, jangan mudah keluar rumah apalagi sampai lupa pakai masker, deuh. makasih mba sharingnya.

  16. Benar banget mba. Semuanya kena dampak. Dampaknya pun gak hanya masalah kesehatan namun ke masalah ekonomi, sosial dan lainnya juga. Benar bahwa sebenarnya kitalah garda terdepan itu, sedangkan tenaga medis adalah garda terakhir untuk melawan virus. Tetap semangat positif thinking demi bisa memutus rantai penyebaran virus

  17. Garda terdepan itu adalah kita. Aku setuju ini. Jaga dan lindungi diri sendiri dulu dong, jangan seenaknya diserahkan ke petugas medis. Bertanggungjawab pada diri sendiri, saat merasakan keluhan, baru deh diserahkan ke petugas medis. Masih belum apa-apa main ke petugas medis aja.

    Di rumah terus adakalanya sumpek, ya. Keramas pakai shampoo yang tepat dan dibilas dengan kondisioner, pasti enak banget. Emeron contohnya, ya.

  18. Sedih banget melihat teman teman saya banyak yang di PHK semoga pandemi ini cepat berakhir ya, btw aku udag pake juga emeron suka bgt bikin rambut lembut

  19. Masha allah yah kak tetap bisa berbagi di kondisi sekarang dan tentunya jangan lupa berlaku baik untuk diri sendiri dengan merawat diri ya, saya jg pake emeron 😀

  20. setuju banget mba, kita sendiri adalah garda terdepan utk bisa terhindar dari corona, dgn mindset positif dan pastinya rajin jaga kebersihan diri ya

  21. Untuk memutus rantai penyebaran virus memang semua orang harus melakukan perannya dengan aktif, baik pemerintah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat.

    Btw, shampoo Emeron tuh udah lama banget ya ada. Kemasannya makin kece pula sekarang

  22. aq setuju bgt nih, saat ini diri kita sendiri yg menjadi garda terdepan, kita harus lebih aware terhadap kebersihan & kesehatandgn begitu kita sudah memutuskan mata rantai penyebaran corona

  23. Yang jadi garda terdepan dalam menanganan Covid-19 sebenarnya memang diri kita sendiri. Yuk, sama-sama menjaga diri dan keluarga dengan sebaik mungkin. Semoga kondisi ini segera berlalu.

  24. wah benar sekali garda terdepan sebenarnya kita maka dari itu kita harus memutus mata rantai covid 19 dirumah ajja jadi team rebahan dan juga banyak sekali y dampak dari covid 19 dlm ekonomi

  25. Semenjak pandemi ini mau ke RS pun bener2 harus urgent ya dan selalu jaga banget kebersihan dan awal nya bikin parno dan mikir nya negative padahal yang bisa lawan itu adalah pikiran yang sehat ya dan slalu happy

Leave a Reply to Sefa Yulanda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *