Mengungkapkan Cinta Pada Anak Harus Bervisi
Saya merasa takjub ketika mendengar wejangan dari Pak Imam T. Saptono, mantan Dirut sebuah bank syariah. Meski bukan tentang parenting, ia menceritakan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus mempunyai visi ke depan. Kebetulan waktu itu beliau membahas tentang semangat bisnis. Tapi intinya sama jika dihubungkan dengan anak.
Beliau memotivasi bisnis dengan menghubungkan teori evolusi otak oleh Paul McLean. Otak manusia berevolusi dari otak yang paling sederhana seperti reptil, kemudian mamalia, primata, dan akhirnya sempurna seperti manusia yang sekarang. Kadang kita berperilaku seperti hewan, seperti modal nekat, dominan dengan cinta, itu karena masih ada bagian-bagian otak binatang dalam otak kita. Begitu teorinya.
Otak reptil, erat kaitannya dengan keberanian. Jalan apa adanya, asal hidup. Jika dihubungkan dengan anak, mengapa kita harus punya anak? Jika jawabannya karena takdir, lalu kita merawat anak tersebut apa adanya tanpa punya tujuan. Lakoni wae! Maka, status otak kita dominan otak reptil.
Otak mamalia seperti kucing, sapi, kuda, anjing melakukan segala sesuatu berdasarkan emosi dan cinta. Mengapa kita punya anak? Apakah hanya karena suka anak kecil? Ah, masa sama dengan otak sapi?
Otak primata seperti monyet, kera, orang utan berkembang lebih sempurna. Mereka lebih perhitungan. Kalau kita ditanya apa harapan dengan memiliki anak? Semoga dia jadi sukses, pengusaha kaya, jadi dokter biar hidupnya mapan. Hmmm. Siapa coba yang tidak mau punya anak seperti itu? Sekilas memang benar, tapi masih kurang tepat. Karena itu masih setara sama monyet!
Otak manusia berbeda kesempurnaannya karena dapat berpikir secara logis. Oleh karena itu, segala aktivitas harus dipikir jauh ke depan. Bukan hanya keuntungan dunia tapi juga sampai akhirat. Mengapa kita punya anak? Karena kelak kita akan bahagia bersamanya samai di akhirat nanti. Kia harus mempersiapkan ia hidup dengan baik di dunia dan sampai bisa berkumpul lagi di akhirat.
Saya sangat setuju jika mempunyai buah hati pun harus disertai visi dan misi jauh ke depan. Itulah ungkapan cinta dari ibu seperti saya. Sehingga saya harus menyusun kehidupannya sejak dari awal kelahirannya. Ini dia 3 kunci ungkapan cinta anak ala saya.
Menyusuinya
Menyusui sejak hari pertama kehidupan si kecil di dunia memiliki dua manfaat sekaligus. Manfaat kesehatan ibu dan bayi dapat, manfaat pahala juga dapat. Karena menyusui juga merupakan ibadah. Setiap satu tetes air susu ibu tidak akan terbalaskan oleh jerih payah si anak seberat apapun itu.
Menyiapkan pendidikannya hingga mampu menjadi Hafidz Qur’an
Pendidikan penting untuk kehidupan dan karirnya ketika dewaasa. Menghafal Al-Qur’an juga tak kalah pentingnya. Ketika kita sebagai ibu tak yakin dengan amalan kita yang akan membawa kita ke surga, dengan memiliki anak yang hafidz Al-Qur’an, kita akan terseret ikut ke surga.
Dari Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim).
Ini memang berat. Insya Allah saya optimis mengikuti step-stepnya mendidik anak agar sukses dunia akhirat. Nih bayangkan, anak diwisuda orang tuanya aja senang. Anak dapat medali orang tua senang. Apalagi diberi mahkota dan jubah oleh Allah. Pasti bahagianya berkali lipat dibanding di dunia. Iya kan?
https://www.instagram.com/p/BVOWQrgF5_w/?taken-by=lipartic
Memerhatikan Kesehatannya
Memelihara kesehatan anak itu gampang-gampang susah. Harus memerhatikan asupan gizi yang dimakan. Pantangan pun juga jangan dilupakan. Jajan sembarangan, gorengan tak sehat, snack ringan yang bikin sakit tenggorokan itu juga susah-susah gampang. Ke diri kita orang dewasa saja sering tergoda. Apalagi anak kecil, kalau tidak dituruti bisa nangis. Bahkan tantrum, lho!
Kalau masalah penyakit memang kadang datang beberapa kali dalam setahun. Terutama radang tenggorokan. Tak jarang hal ini disertai demam. Yang jadi andalan saya selalu obat penurun panas. Saya punya Tempra Syrup.
Tempra ini ada berbagai macam sesuai umur anak. Kalau bayi pakai Tempra Drops, umur 2-6 tahun pakai Tempra Syrup. Sedangkan 6-12 tahun bisa pakai Tempra Forte. Kebetulan seumuran anak saya bisa pakai Tempra Syrup.
Kenapa Tempra? Ya karena pas dan aman.
-Aman di Lambung
Tempra merupakan paracetamol yang tidak menimbulkan efek samping seperti mual-mual atau meninggikan asam lambung.
-Tidak Perlu Dikocok
Tempra larut 100%. Tidak mengandung alkohol. Jadi kalau lupa ngocok-ngocok obat sirup ga perlu merasa bersalah. Sudah bener kok!
-Dosis Tepat
Dosisnya diciptakan sesuai umur dan takarannya. Tidak kerendahan juga tidak ketinggian. Jadi tidak berbahaya.
Ada baiknya kalau ibu selalu sedia Tempra di rumah dan juga dalam perjalanan ke luar kota. Ini juga sebagai ungkapan cinta ibu dalam memelihara kesehatannya. ^_^
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Posted on: December 15, 2017, by : li partic
Memiliki anak hafidz emang kebanggan yg tiada terkira, dunia-akhirat.
Halo salam kenal Mbak, terima kasih sudah diingatkan. Memang benar mendidik itu harus memiliki visi jauh ke depan. Karena perjalanan anak-anak memang msh sangat panjang.
wahh urusan ekspresi cintajuga harus punya visi ya, beklah lets we try hehe
Benar juga, dengan mempunyai visi kita jadi tahu langkah-langkah apa yang harus kita lakukan sekarang untuk mewujudkan visi tersebut…
Postingan yang bergizi mba
semoga JUARA
Setuju mba, mencintai anak juga bukan semata mata karena ‘titipan ilahi’ dan membesarkan dengan ‘seadanya’ aja, harus kerja keras dan memberikan cinta yang lebih besar ke anak yaayy
Waah hebat, saya senang ada anak kecil hafal Quran. Lanjutkan Dek hafalannya..
Smangat ? wah lucuu fotonya ..
Moga jd anak2 yg mengantarkan Kita ke surga ya mba. sehat2 semuaa
Keren banget udah jadi hafidz cilik anaknya mba. Nggak gampang itu menumbuhkan semangat anaknya buat hafal Quran. Sehat selalu ya dek, semoga selalu jadi kebanggan orangtua dunia-akhirat. Aamiin.
Thank u sharingnya mooms.. Aku juga gak mau ngasuh anak cuma asal ngasuh gak ada tujuannya.. Harus punya visi misi Dikedepanny untuk si buah hati..
Makasih pencerahan revolusi otaknya mba 🙂
aku pengin anakku jadi pemakmur masjid dan cinta al quran seperti adik2ku, rasanya ayem ya liat anak senang ke masjid apalagi jadi hafidz
Gagal fokus sama foto terakhir, cantiiik sekali ibu yang punya visi jauh ke depan ini. Semoga semuanya diijabah olehNya ya mbak, aamiin.
Wah, menarik mbak sharing-nya tentang beberapa jenis otak. Kalau mau baca lebih lanjut tentang teori otak dari Paul McLean kira2 saya bisa baca di buku apa ya mbak 🙂