Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Sebentar lagi hari raya Idul Adha atau yang dikenal sebagai hari raya Qurban 2016 segera akan tiba. Jika melihat dari sejarahnya, pasti kita mengingat kisah haru dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pengorbanan dan ketaatan Nabi Ibrahim maupun Ismail menunjukkan kepatuhan pada perintah Allah sehingga lahirlah Idul Adha.
Nabi Ibrahim dikenal sebagai Ulul Azmi, yakni kekasih Allah karena memiliki ketaatan yang besar kepada Allah. Nabi Ibrahim menikahi Sarah dan kemudian berhijrah meninggalkan Mesir. Mereka tidak hanya berdua, melainkan dengan dayang yang bernama Siti Hajar menuju Palestina. Pada saat itu Sarah belum dikaruniai anak dari pernikahannya dengan Ibrahim dan dayangnya, Siti Hajar, telah mengandung dari Nabi Ibrahim. Awalnya hal ini dirahasiakan, namun kemudian terbongkar. Sebagai istri yang lebih tua, Sarah merasa terkalahkan oleh dayang Nabi Ibrahim dan memohon kepada Nabi Ibrahim untuk menjauhkan Siti Hajar dan anaknya, Nabi Ismail. Hal ini dikarenakan Nabi Ibrahim yang dirasa lebih dekat dengan Nabi Ismail dan Siti Hajar. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada Nabi Ibrahim untuk menuruti permintaan istrinya.
Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail kemudian berhijrah selama berminggu-minggu dan tiba di kota suci Makkah yang nantinya Ka’bah akan didirikan di tempat itu dan menjadi kiblat seluruh umat islam. Kemudian merekapun berhenti di tempat dimana Masjidil Haram dibangun saat ini. Di tempat tersebut sangatlah sepi, tidak ada tumbuhan, binatang maupun aliran air. Siti Hajar memohon kepada Nabi Ibrahim untuk tidak meninggalkan dia dan anaknya yang sedang menyusu kepadanya di tempat tersebut. Namun Nabi Ibrahim ingat bahwa hal tersebut beliau lakukan karena perintah Allah dan pasti ada hikmahnya. Nabi Ibrahim pun berpesan agar terus berdoa dan bertawakkal kepada Allah karena ini adalah perintahNya.
Setelah ditinggal Nabi Ibrahim, kehidupan yang cukup berat pun harus dilalui Siti Hajar dan Nabi Ismail. Setelah bekal makanan yang dibawa dari Palestina habis, Siti Hajar mulai kebingungan untuk makan dan menyusui anaknya hingga tiba saat Nabi Ismail menangis ingin menyusu namun air susu Siti Hajar tidak bisa keluar. Berlarilah Siti Hajar menuju Bukit Safa untuk mencari makanan, namun tidak ada. Dia kemudian melihat genangan air di Bukit Marwah, berlari kesana dan tidak ada air di sana. Setelah di Bukit Marwah, dia melihat genangan air di Bukit Safa, kemudian berlari dan tidak ditemukan air. Setelah 7 kali berlari menuju Bukit Safa dan Marwah dan sebaliknya, Siti Hajar merasa pusing dan putus asa. Siti Hajar pun bertemu malaikat Jibril yang akhirnya menginjakkan telapak kakinya dan kemudian mengeluarkan mata air zamzam yang tidak akan pernah habis. Siti Hajar langsung memeluk anaknya dan membasahi bibirNabi Ismail. Betapa besar mukjizat Allah yang diterima Siti Hajar dan Nabi Ismail. Sejak muncul mata air zam-zam, daerah tersebut ramai dan banyak tumbuhan yang tumbuh.
Saat Nabi Ismail beranjak dewasa, Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah bahwa beliau harus menyembelih anak yang paling disayanginya itu. Dengan berat hati, Nabi Ibrahim mengunjungi Nabi Ismail dan menceritakan wahyu Allah tersebut. Tanpa ragu-ragu Nabi Ismail menjawab untuk menjalankan segera perintah Allah tersebut. Nabi Ismail meminta agar ia diikat erat-erat tangan dan kakinya agar tidak menyusahkan ayahnya saat menyembelih, bajunya ditanggalkan agar tidak banyak bercak darah, dan pedang yang digunakan untuk menyembelih diasah agar proses penyembelihan berjalan cepat. Setelah itu, pedang yang sudah diasah ditempelkan ke leher Nabi Ismail. Namun saat akan menyembelih, pedang tersebut berubah menjadi tumpul dan tidak bisa melukai leher Nabi Ismail.
Itulah balasan bagi Nabi Ibrahim yang taat kepada Allah. Sebagai gantinya, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk memotong seekor domba yang ada di sampingnya. Inilah asal permulaan Sunnah berqurban yang dilakukan oleh seluruh umat Islam pada setiap Hari Raya Idul Adha.
Posted on: August 27, 2016, by : li partic