Jangan Ragu Katakan ‘IYA BOLEH’ Saat Si Kecil Bereksplorasi

Hai Bunda! Siapa yang suka melarang si kecil saat beraktivitas? Jangan gini, jangan gitu, awas nanti gini, nanti gitu. Padahal kegiatannya aman-aman saja. Apa sih alasan bunda berkata jangan? Takut rumah kotor? Takut si kecil kenapa-napa?

Sama sih, seperti saya. Saya kerap kali berkata sejuta jangan. Misal saat si kecil mencoba cuci tangan sendiri di wastafel, langsung saya teriaki: “Jangan main air, sini bunda cucikan tangannya.” Pun saat si kecil makan sendiri dengan sendok yang otomatis masih tumpah-tumpah, saya langsung mencegah. “Jangan makan sendirilah, lihat nih, kotor.”

Baca juga: Bebaskan Eksplorasi Si Kecil, Lindungi dengan Nutrisi

Tak hanya di dalam rumah, kegiatan mereka di luar pun mungkin mereka akrab dengan ‘jangan-jangan’ dari saya. Misal, saat si kecil mengunjungi Predator Fun Park, dia lagi lihat-lihat buaya. Otomatis nih saya bilang, “Awas, jangan dekat-dekat.” Ih, padahal itu aman meeeeen.

https://www.instagram.com/p/BQ_-WuwFMc1/?taken-by=lipartic

Saat kami sekeluarga main di danau, si kecil tertarik dengan sekumpulan angsa. Dia hendak memberi makan dengan roti. Kemudian dia mendekati tepian danau. Otomatis pula saya mencegah, “Jangan ke sana ayo balik!”

https://www.instagram.com/p/BQ_-dxelXwV/?taken-by=lipartic

Saat yang lain di tempat rekreasi, saya menemui semacam wahana outbond. Dan si kecil yang super aktif itu langsung memulai aksinya. Dengan lihai ia memanjat tebing mini itu.

https://www.instagram.com/p/BQ_-mOUFNM5/?taken-by=lipartic

Sebenarnya kalau dipikir-pikir kapan si kecil mandirinya? Kapan beraninya? Untunglah, saya ikut edukasi Parenting yang diselenggarakan oleh Dancow. Seminar Parenting yang bertema “Berkata Boleh untuk eksplorasi Membuka Potensi Maksimal Si Kecil” itu diadakan di Hotel Atria Malang, 25 Februari 2017. wiiiih, pengunjungnya membludak. Sebanyak 700 peserta ada kali ya. Maklumlah, narasumbernya keren-keren, yaitu: Dr. dr Soedjatmiko Sp(A)k MSi, Ratih Ibrahim MM Psikolog, dan Rita Ramayulis DCN, MKes. Jadi semua aspek dibahas, mulai kesehatan tumbuh kembang si kecil, psikologisnya, dan nutrisinya. Ditambah lagi acara ini dipandu oleh Bunda Shahnaz Haque.

Dr. dr Soedjatmiko Sp(A)k membocorkan 3 kunci penting dalam tumbuh kembang si kecil

“Siapa yang mau anaknya sehat? Siapa yang mau anaknya ceria? Siapa yang mau anaknya cerdas? Berperilaku baik?” sapa dr. Soedjatmiko mengawali presentasinya.

Semua ayah bunda berkata saya sembari mengangkat tangannya.

“Kalau gitu butuh apa? Satu: Nutrisi. Dua: Cinta. Tiga: Stimulasi,” lanjut beliau.

Nutrisi awal kehidupan untuk si kecil pastikan ASI. ASI saja selama 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan MPASI. Kadang banyak bunda yang bingung bagaimana cara membuat MPASI. Caranya gampang, buka buku KIA atau ke website Dancow parenting center. Di sana juga banyak artikel parenting dan cara merawat si kecil sesuai tumbuh kembangnya.

Agar tahu nutrisi cukup atau tidak, ukur berat badan, tinggi, dan lingkar kepala anak. Kemudian catat di KMS. Amati laju grafiknya ada di zona yang mana. Kalau cukup nutrisi, otak yang semula polosan, menjadi banyak cabang-cabangnya. Dengan demikian anak semakin cerdas.

Selain dari nutrisi, hal penting lain adalah stimulasi. Stimulasi sesuai umur anak. Stimulasi akan merangsang semua potensi-potensi anak supaya berkembang optimal. Biarkan si kecil bereksplorasi. Eksplorasi boleh menjelajah, mencoba, mendalami, berdasarkan rasa ingin tahu anak.

Si kecil bisa bereksplorasi sesuai umurnya sejak lahir. Saat ia bayi, ia hanya bereksplorasi mengenal lingkungannya, dengan memaksimalkan indera penglihatan. Semakin besar, banyak hal-hal kreatif yang harus ia kenal. Jadi sesuaikan eksplorasi dengan umur si kecil. Jangan disama-ratakan. Usia tiga sampai lima tahun boleh bermain hujan-hujanan, tapi jangan disamakan dengan yang masih berumur 3 bulan disuruh hujan-hujanan juga. Nggak mungkin kan?

Hal ketiga yang penting adalah Cinta. Ini dijelaskan oleh Ratih Ibrahim MM, psikolog. Beliau nodong pertanyaan pada peserta seminar. “Anak itu bagimu apa?”

Ada yang menjawab anugerah, karunia, sampai amanah Tuhan untuk menjadi generasi penerus. Bunda Ratih pun mengamininya. Anak itu berharga. Anak adalah karunia Allah. Menjadi orang tua adalah berkat dan amanat Allah. Untuk membentuk anak yang cerdas dan berperilaku baik adalah mendidiknya dengan cinta.

Di usia 1-5 tahun, si kecil sudah bukan bayi lagi. Ia mengalami pertumbuhan otak dan tubuh yang pesat. Maka, rasa ingin tahunya besar. Tak jarang ia berkeliling ruangan, berlarian tak henti-henti. Itu eksplorasi mereka. Mereka sedang dalam usia bermain, bereksplorasi, dan bertanya.

Sebaiknya kita membolehkan si kecil bereksplorasi apapun. Jangan ragu berkata “Iya Boleh” saat si kecil bereksplorasi. Asal tidak membahayakan. Ketika si kecil bermain colokan listrik, baru kita melarangnya karena itu berpotensi bahaya.

Ratih Ibrahim, MM menjelaskan bahwa CINTA itu penting. Besarkan si kecil dengan pelukan, pujian.

Nah, agar kita yakin si kecil baik-baik saja dalam kegiatan eksplorasinya, lindungi dia dulu. Lindungi dengan nutrisi. Rita Ramayulis menjelaskan bahwa nutrisi untuk membentuk anak cerdas adalah dengan memberinya gizi seimbang berupa karbohidrat, protein, minyak ikan, omega 3 dan 6, serta zat besi. Selain itu, untuk melindunginya dari penyakit diperlukan Vitamin A, C, E, selenium, dan zinc.

Masalah kesehatan anak terbesar di Indonesia ini umumnya berupa diare dan infeksi saluran pernapasan yang disebut ISPA. Untuk melawan penyakit itu, kekebalan tubuh si kecil harus ditingkatkan agar tidak mudah sakit. Selain vitamin dan mineral yang disebut di atas, juga diperlukan bakteri baik untuk menjaga kesehatan saluran cerna. Contohnya Lactobacillus rhamnosus. Berdasarkan penelitian, L rhamnosus terbukti menurunkan risiko diare pada si kecil.

Agar L. rhamnosus hidup dengan baik di saluran cerna, ada baiknya si kecil juga tercukupi asupan seratnya. Misalnya dengan serat pangan inulin, karena dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri baik di saluran cerna.

 

Rita Ramayulis DCN, M.Kes menjelaskan tentang nutrisi penting untuk melindungi si kecil saat bereksplorasi.

Tahu nggak bunda? Sekarang ada Dancow Advanced Excelnutri+ untuk usia 1 tahun ke atas, 3 tahun+ dan 5-12 tahun, produk inovasi dari Dancow sebelumnya. Bedanya, di produk susu pertumbuhan ini mengandung L. rhamnosus 3x lipat dari produk sebelumnya (Dancow Excelnutri+). Dengan demikian Dancow Advanced Excelnutri+ membantu cukupi kebutuhan nutrisi si kecil agar tetap sehat terlindungi saat aktif bereksplorasi, sehingga Bunda tidak perlu khawatir lagi membebaskan si Kecil bereksplorasi seru setiap hari. Kandungan nutrisi perlindungan Advanced EXCELNUTRI+ selain Lactobacillus rhamnosus juga ada Bifidobacterium longum, serat pangan inulin, vitamin A,C,E, serta mineral selenium dan zink.

Hmmm… sebaiknya saya mulai membiasakan diri untuk berpikiran positif. Saat si kecil mendekati akuarium buaya, katakan saja ‘iya boleh’. Toh, aman-aman saja. Ternyata dia bisa mengamati ternyata kaki buaya yang belakang berselaput, yang depan tidak ada selaput. Jumlah jari depan dan belakang pun beda. Saat si kecil mendekati danau untuk memberi makan angsa, katakan saja ‘iya boleh’. Toh, dia sudah mengkontrol diri agar tidak jatuh ke kolam. Dia jadi tahu ternyata angsa juga doyan roti. Pun saat si kecil memanjat sesuatu yang sudah jelas keamanan peralatannya, tidak perlu khawatir. Katakan ‘iya boleh’. Ia belajar mandiri dan berani.

 

Posted on: March 1, 2017, by : li partic

2 thoughts on “Jangan Ragu Katakan ‘IYA BOLEH’ Saat Si Kecil Bereksplorasi

  1. jadi ngaca, aku juga sering bilang jangan… hahaha

    tak pikir-pikir, iya juga yah, kalau aku selalu melarang, kapan dia mandiri? kapan dia tambah akal… hehehe

    thanks ya Mak buat sharingnya 🙂

  2. Ouh ini yang di Malang ya.
    Ah, andai bisa nunut sama Mbak Li kemana-mana
    Tapi sungkan nek arep numpang mobilnya.
    Malu sama suami Mbak dan tahu sendiri Salfa ga bisa diem

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *