ISEF 2018: Motor Penggerak Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Halal Value Chain Di Era Milenial

Di era milenial ini, semua serba terikat dengan tiga hal, yaitu: laptop, ponsel cerdas, dan internet. Generasinya pun disebut gereasi M. Apa itu generasi ‘M’? Generasi milenial? Oh, bukan, generasi M itu generasi micin. Hahaha, bercanda ya. Generasi M yang saya maksud itu adalah generasi menunduk. Orang-orangnya sedikit-sedikit menunduk, scroll layar ponsel, ngegame, dll. Generasi seperti ini katanya cenderung tidak peduli terhadap keadaan sosial termasuk dalam hal ekonomi.

Baru beberapa hari yang lalu saya mengunjungi ISEF (Indonesia Syari’a Economic Festival) di Grand City Surabaya. Acara ini berlangsung dari tanggal 11-15 Desember 2018. Tak disangka, festival yang bertajuk ekonomi ini ramai pengunjungnya. Termasuk generasi M tadi. Yang masih bersekolah juga berkuliah, intinya generasi muda Indonesia. Wah, ini yang menjadi keheranan saya, kok bisa ya pemuda-pemudi itu antusias ke sana?

Setelah memasuki area ISEF, saya baru memahami. Acaranya padat, inovatif dan kreatif. Inilah yang menjadi daya tarik bagi kalangan muda. ISEF sendiri adalah event tahunan yang dihelat oleh Bank Indonesia. Tujuannya agar menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi syariah di dunia. Negara tetangga kita, Malaysia saja sudah menjadi pusat ekonomi syariah global. Apalagi berdasarkan Laporan Ekonomi Islam Global 2018/19, yang ditugaskan oleh Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai (DIEDC) dan diproduksi oleh Thomson Reuters, menunjukkan bahwa UEA semakin mengejar posisi Malaysia. Jika Malaysia menjadi yang terdepan mungkin tak mengherankan karena titik awal perkembangan ekonomi syariahnya sudah sejak 1963. Sedangkan Indonesia, baru sejak 1992. Tapi bukan tidak mungkin kita mengejar ketertinggalan ini.

Tiap tahunnya ISEF mengusung tema yang berbeda-beda. Tahun ini adalah tahun kelima diadakannya ISEF. Tema yang diangkat adalah “Strenghtening National Economic Growth: The Creation of Halal Value Chains and Innovative Vehicles.”

Dalam pembukaan ISEF 2018 ini, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan bahwa penguatan sistem ekonomi dan keuangan syariah dilakukan dengan memperkuat tiga pondasi, yaitu:

  1. Sektor usaha syariah pada pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penguatan rantai nilai halal (halal value chain),
  2. Meningkatkan alternatif pembiayaan dan kestabilan pasar keuangan syariah komersial maupun sosial melalui ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf).
  3. Mengoptimalkan kualitas pengembangan ekonomi syariah berbasis kajian dan riset,

Lalu apa saja agenda ISEF 2018 tahun ini? Ini dia.

Agenda ISEF 2018. Sumber: www.roadtoisef.org

Booth Usaha Syariah

Booth usaha syariah terletak di area Expo Lantai G Grand City Convex. Di dalamnya terdapat aneka usaha syariah dan kelembagaan yang merupakan rantai nilai halal. Sebut saja di antaranya adalah KNKS, Pondok Pesantren, Perbankan Syariah dan Lembaga Filantropi, dan UKM Binaan Bank Indonesia.

KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah)

KNKS atau Komite Nasional Keuangan Syariah merupakan gabungan dari 8 kementerian dan lembaga yang menjadi satu booth paling menarik di ISEF 2018. Kedelapan kementerian dan lembaga ini adalah Kemenag RI (Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf), Bank Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Koperasi dan UKM. Pembentukan KNKS ini berdasarkan pada Peraturan Presiden RI No. 91 Tahun 2016.

KNKS memiliki tugas mempercepat, meluaskan, serta memajukan pengembangan keuangan syariah dalam rangkan mendukung pembangunan ekonomi nasional. Nah, KNKS dan ISEF di sini akan melakukan soft launching Masterplan Arsitektur Ekonomi Syariah di Indonesia.

sukuk kemenkeu
Salah satu stan dalam KNKS. Staf Kemenkeu mengenalkan Sukuk yang merupakan investasi syariah.
Kita dapat membaca buku-buku tentang perekonomian dan keuangan di sini.

Pesantren

Pesantren merupakan salah satu rantai nilai halal. Dalam pesantren terdapat sumber daya manusia (SDM) dan ikatan komunitas yang kuat, sehingga potensi produksi dan permintaan dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Pesantren bisa mandiri dengan pendirian unit usaha dan komunikasi bisnis antar pesantren untuk pemenuhan kebutuhan dan pembinaan khususnya dari pesantren yang maju kepada yang sedang berkembang.

Di area ISEF Fair ada satu lorong khusus yang isinya stan-stan pesantren dengan berbagai bentuk bisnisnya. Kebanyakan pesantren melakukan sektor usaha yang potensial seperti makanan dan fesyen. Tetapi ada satu pesantren yang memiliki unit usaha unik karena bergerak di bidang pariwisata. Contohnya pesantren dari Lombok. Mereka menyediakan paket berlibur termasuk transportasi dan penginapannya. Sungguh kreatif, ya!

Dalam rangkaian ISEF ini juga diluncurkan virtual market pesantren dan SANTRI (Sistem Akuntansi Pesantren Indonesia) yang berguna untuk membuat laporan keuangan terstandar di setiap unit usaha pesantren.

 

Perbankan Syariah dan Lembaga Filantropi

Adanya stan perbankan syariah ini sebagai wujud alternatif pembiayaan dan kestabilan pasar keuangan syariah komersial. Sedangkan adanya lembaga-lembaga filantropi ZISWAF merupakan wujud bentuk penguatan ekonomi dari sisi sosial.

UKM Binaan BI

Terdapat stan UKM-UKM binaan BI yang berjejer-jejer. Tak jarang stan mereka penuh dengan pengunjung. Ada beberapa kategori yang memamerkan produknya di sini. Umumnya, mereka berasal dari industri kreatif. Misalnya Fesyen Muslim seperti busana muslim, kopyah tenun, perhiasan mutiara, dll. Selain itu, terdapat juga stan UKM yang menjual makanan halal, pertanian terintegrasi, energi terbarukan dan wisata halal.

Talkshow, Seminar, dan Workshop

Ada berbagai acara talkshow, seminar, dan workshop di ISEF 2018. Misalnya workshop tren fesyen muslim, seminar wirausaha muda dan inovatif bidang industri kreatif, talkshow menjadi milyarder muda dari bisnis fashion, dll.

Saya sendiri sempat mengikuti seminar dan talkshow “Strategi membuka pasar ekspor, penguatan, dan pemahaman Halal Value Chain”. Dari sini saya mengetahui, ternyata pasar halal tidak hanya ke negara-negara muslim, tetapi juga negara-negara yang mayoritas penduduknya non muslim, karena di sana pun juga ada penduduk yang membutuhkan produk halal.

Dalam acara ini pun terdapat business matching antara pelaku UKM dengan buyer dari luar negeri. Misalnya Turkmenistan. Mereka mencari teh dan kopi terbaik dari Indonesia.

Calon pembeli dari Turkmenistan, sedang melihat-lihat produk kopi.
Produk-produk UKM pilihan yang lolos seleksi dan siap ekspor.

Kekreatifan dan Inovasi ISEF 2018 Yang Menarik Bagi Generasi Milenial

Tanpa generasi milenial yang berkunjung ke ISEF 2018, tentunya ISEF akan sepi. Sebaliknya, banyak booth yang penuh sesak oleh pengunjung, bahkan rela mengantre. Apa saja daya tarik itu?

Makanan Tradisional Kekinian dalam Parade Kuliner Jawa Timur

Dalam area Syaria Fair, terdapat food court yang menjual makanan khas Jawa Timur, dan sedang digandrungi para penggemar kuliner. Sebut saja lontong balap, nasi cumi Madura, nasi bebek sinjay, dll. Semuanya favorit saya, ditambah kesegaran dari es durian yang cuma 25 ribu rupiah, menjadikan saya puas makan di sini. Tak perlu keliling Surabaya sampai Madura untuk menikmatinya.

 

Emak-Emak UKM Milenial berburu Sertifikat Halal

Sebagai pengusaha UKM, yang umumnya didominasi oleh pemilik bergender wanita alias emak-emak, sertifikat halal adalah satu hal yang penting agar usahanya meng-global. Bank Indonesia menyediakan fasilitas sertifikasi halal gratis bagi UKM. Pantas saja, stan Bank Indonesia selalu ramai oleh para pelaku UKM.

Emak milenial pemilik UKM bertanya di klinik sertifikat halal Bank Indonesia

Selain sertifikat halal, BI juga memfasilitasi sertifikasi nadzir (wakaf harta benda bergerak dan harta benda tidak bergerak), dan sertifikasi dewan pengawasan syariah.

 

Kuis-kuis berhadiah

Banyak stan yang menggaet pengunjung dengan kuis-kuisnya, sehingga pengunjung rela antre berderet-deret. Salah satunya adalah stan BI dalam KNKS. BI mengadakan kuis seputar wawasan keuangan. Tas, dompet, pouch, kaos menjadi daya tarik pengunjung untuk mencoba kuisnya.

Pengunjung antre mengikuti kuis di stan BI

Hiburan dan Talkshow Artis-Artis

Tak melulu seminar dan expo, pengunjung juga dihibur dengan penampilan tarian dan nyanyian. Selain itu, beberapa talkshow dan hiburan yang diadakan di ISEF 2018 juga melibatkan beberapa artis seperti Dewi Sandra, Mario Irwinsyah, Fatin Shidqia, dll.

Deretan artis yang tampil di ISEF 2018. Sumber: www.roadtoisef.org

 

Salah satu penampilan tari tradisi muslim

Surga Anak-Anak Generasi Alfa

Anak-anak yang hidup zaman sekarang merupakan generasi alfa. Mereka lahir setelah tahun 2010. Emak-emak milenial yang membawa buah hatinya itu bisa menyenangkan mereka dengan aktivitas mendidik seperti mewarnai di stan BI dalam KNKS. Mereka juga bisa memperoleh buku cerita seputar keuangan bagi anak secara cuma-cuma.

Buku cerita, kertas mewarnai, dan pensil warna yang menjadi daya tarik anak-anak
Anak-anak yang antusias mewarnai sambil ngemil

Itulah tentang ISEF 2018 yang merupakan sosialisasi inovatif atau motor penggerak penguatan ekonomi nasional. Halal value chain benar-benar suatu ide cemerlang dengan melibatkan seluruh ekosistem ekonomi, sehingga perekonomian nasional menguat. Semoga tahun depan, bisa ke sini lagi dan lebih meriah. Semangat yaaa Indonesia, semoga bisa menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah global, mengejar ketertinggalan.

Posted on: December 16, 2018, by : li partic

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *