Investasi Syariah Untuk Mewujudkan Mimpi Mencerdaskan Bangsa Sedari Dini
Saya adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Sebagai ibu yang baru punya anak pertama kali dulu, tentunya saya hanya bisa memberi nutrisi bayi saya apa adanya. Artinya bisa disusui alhamdulillah, ASI tidak bisa keluar ya sudah, ganti saja dengan susu lain. Waktu itu saya menganggap ASI saya sangat sedikit. Pasti saya tidak sendirian. Minimnya ilmu tentang ASI pasti juga dialami ibu lainnya di Indonesia. Buktinya, persentase bayi yang diberi ASI eksklusif di Indonesia cuma 32%.
Tidak perlu jauh-jauh membahas angka. Tetangga sekitar rumah sudah jadi tradisinya memberi bayinya makanan padat seperti bubur pisang. Bahkan ketika anak mereka meninggal pun tidak ada kapoknya. Mereka tetap memberi bubur pada bayi-bayi selanjutnya. Ya, mungkin mereka menganggap itu sudah takdir, mereka tidak tahu penyebab kematian bayinya adalah lambung yang belia tidak siap untuk menerima makanan padat.
Pengalaman awam mengenai masalah menyusui memacu saya untuk lebih belajar lagi. Saya tidak mau gagal untuk anak kedua. Selain itu, saya sangat prihatin dan iba terhadap bayi-bayi lain yang tidak disusui secara eksklusif. Sayang sekali rasanya. Mengapa? Sederhana saja, ASI bukan sekedar minuman pereda haus. Kolostrum yang diproduksi di hari-hari pertama dan ASI yang diproduksi di hari-hari selanjutnya adalah cairan emas yang meningkatkan imunitas bayi, mengurangi risiko kematiannya, juga menjaga IQ-nya. Dengan demikian otak senantiasa cerdas. Inilah langkah pertama agar anak Indonesia cerdas. Cerdaskan calon ilmuwan kita dengan menjaga asupannya di hari-hari pertama kehidupannya. Apalagi kalau bukan dengan ASI. Hanya ASI selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan sampai 2 tahun.
Akhirnya saya pun mengikuti sertifikasi pelatihan konselor menyusui. Harapan saya, saya bisa membantu masalah ibu lain, terutama di sekitar saya. Ternyata masalah ASI bukan hanya ASI sedikit. Kurangnya dukungan keluarga, keistimewaan pada bayi dan ibu, ASI terlalu banyak, kurang pengetahuan cara menyusui juga merupakan masalah dalam menyusui. Masalah terbanyak yang dihadapi ibu adalah posisi dan perlekatan bayi saat menyusu yang belum tepat. Jika masalah posisi dan perlekatan ini tidak tepat, juga memengaruhi keluarnya ASI.
Saat ini saya mengadakan konseling one by one. Tatap muka satu per satu. Tentunya dengan metode ini sedikit sekali ibu yang terdidik masalah ASI. Saya masih ingin memiliki sebuah lactation center, yaitu sejenis klinik laktasi. Di sana ibu-ibu di kampung saya bisa belajar mengenai ASI sebelum bayinya lahir, konsultasi kesulitan dan masalah yang dihadapi selama menyusui. Setidaknya ini impian saya 10 tahun lagi.
Mengapa selama itu membangun impian? Pastinya karena masalah finansial. Saat ini kondisi keuangan saya masih sangat tidak memadai sebagai modal mendirikan klinik. Untuk mencapainya saya perlu banyak menabung.
Saya juga mendapat informasi tentang investasi. Investasi bisa dijadikan alat untuk mencapai kesejahteraan finansial. Investasi itu beragam, ada investasi properti yang butuh modal besar, investasi emas yang juga butuh modal tak sedikit, adapula investasi kecil yang menjanjikan hasil berlipat ganda dalam waktu singkat. Hati-hati memilih jenis investasi yang terakhir, karena biasanya ini adalah ciri-ciri investasi bodong.
Saya sebagai muslim, sudah tentu juga berhati-hati memilih mana investasi yang tidak diperbolehkan dalam agama, dan mana investasi yang halal. Dan, sebagai pribadi yang masih “newbie” dalam menanam uang tentunya saya lebih suka investasi kecil, hasilnya lumayan, aman, risikonya minim. Pasti semua orang ingin uangnya aman bukan?
Kabarnya, berinvestasi pasar modal syariah tidak membutuhkan uang yang besar. Cukup dengan Rp. 100.000 saja kita sudah dapat berinvestasi. Saya pun mempelajari tentang pasar modal syariah ini. Siapa tahu, nanti 10 tahun lagi impian saya terwujud. Lactation Center yang membantu para ibu menyusui. Dengan demikian, anak bangsa Indonesia bisa cerdas sedari dini karena ASI.
Pasar Modal Syariah
Apa yang terbayangkan ketika kita mendengar kata PASAR? Pasar adalah tempat yang menjual barang kebutuhan, biasanya tempatnya kumuh. Memang tidak semua pasar seperti itu. Namun yang jelas di dalam pasar ada pengelola pasar, transaksi jual beli, barang yang diperdagangkan, pembeli, dan penjual. Begitu juga dengan pasar modal. Dalam pasar modal juga ada pengelola pasar, barang, pembeli, dan penjual namun dengan istilah yang berbeda. Mudahnya seperti skema berikut.
- Barang yang diperdagangkan: Efek
- Pembeli: Investor
- Penjual: Emiten
- Pengelola: misalnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI)
Lalu apa bedanya pasar modal syariah dan non syariah?
Sebenarnya Pasar Modal Syariah bisa dijalankan tanpa memandang agama. Muslim atau bukan, ras apapun, suku apa saja bisa menjalankannya. Hanya saja Pasar Modal Syariah memiliki konsep yang sesuai dengan keuangan syariah, sehingga lebih tenteram bagi muslim untuk memanfaatkannya. Intinya dalam transaksinya Pasar Modal Syariah ini bebas dari:
- Gharar, yaitu akad yang tidak pasti tentang penyerahan, kualitas, atau jumlah yang diperjualbelikan.
- Riba, yaitu ada tambahan dalam transaksi jual belinya, misalnya tambahan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak.
- Maisir, yaitu ada hal perjudian dan pertaruhan. Yang menang mendapat uang dari hasil taruhan, yang kalah akan kehilangan uang taruhannya.
- Risywah, yaitu pemberian untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya, dan membenarkan yang salah (bathil).
- Maksiat dan zalim, yaitu perbuatan yang dilarang syariat Islam, merugikan orang lain, mengambil hak orang lain.
Produk dan Layanan Pasar Modal Syariah
Produk Pasar Modal Syariah seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah Efek. Efek yang diperjualbelikan adalah efek syariah. Jenisnya ada banyak misalnya:
Efek Syariah Saham
Saham bisa disebut syariah jika perusahaan penerbitnya adalah perusahaan syariah atau perusahaan yang tidak menyatakan sebagai perusahaan syariah tetapi memenuhi kriteria syariah. Di Indonesia, investasi pada saham syariah terwujud dengan adanya indeks syariah yang diwakili oleh Jakarta Islamic Index. Indeks ini merupakan gabungan 30 saham yang sudah disahkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI, PT Bursa Efek Jakarta saat itu, dan PT Danareksa Invesment Management.
Sukuk
Sukuk sering disamakan dengan obligasi maupun obligasi syariah. Namun, sebenarnya arti sukuk adalah jenis efek syariah berupa sertifikat investasi. Investor dari sukuk akan mendapatkan keuntungan sebagai bagian tak terpisahkan dari aset yang melandasi sukuk itu (underlying asset).
Reksa Dana Syariah
Reksa dana sering kita dengar. Inilah yang bisa kita manfaatkan bahkan sebagai orang awan sekalipun. Mengapa? Karena biayanya terjangkau. Kita bisa berinvestasi mulai Rp. 100.000 Hasilnya pun optimal dalam jangka panjang. Misalnya 10 tahun. Investasi reksa dana syariah ini tergolong mudah karena kita tidak perlu memantau terus menerus. Manajer investasi sudah melakukan pemantauannya. Hasil investasi dapat kita cairkan sewaktu-waktu. Legalitasnya terjamin karena diawasi oleh OJK dan dikelola Manajer Investasi yang memperoleh izin dari OJK.
Ada kalanya portfolio reksa dana syariah tidak memenuhi kriteria syariah (ada unsur non halal) karena kesengajaan Manajer Investasi (MI) dan Bank Kustodian (BK) maupun karena ketidak sengajaan. Tenang, jangan khawatir. Inilah keistimewaan reksa dana syariah. Dalam reksa dana syariah terdapat mekanisme pembersihan dari kekayaan non halal. Manajer investasi harus segera menjual efek non halal tersebut paling lambat 10 hari kerja.
Efek Beragun Aset Syariah
Efek beragun syariah ini terdiri dari aset keuangan berupa piutang pembiayaan atau aset keuangan lainnya. Tentu saja akad dan cara mengelolanya sesuai dengan prinsip syariah di dalam pasar modal.
Adapun layanan Pasar Modal Syariah bisa berupa Sistem Online Trading Syariah, Bank kustodian yang memberi jasa kustodian syariah, serta wali amanat yang memberi jasa penerbitan sukuk.
Investasi Pilihan Saya
Bagi saya yang awam, saya memilih investasi yang mudah, yaitu reksa dana syariah. Eh, tapi reksa dana syariah ini juga ada berbagai jenis lho. Ada yang risikonya rendah, hasilnya juga rendah. Ada pula yang risiko tinggi tapi hasilnya besar pula. Sebagian contoh kecilnyanya sebagai berikut:
- Reksa Dana Syariah Pasar Uang: hanya melakukan investasi di instrumen pasar uang syariah dalam negeri atau efek berpendapatan tetap. Jangka waktunya singkat hanya 1 tahun. Biasanya efek yang tergolong kategori ini adalah deposito, SBI, obligasi, dan efek utang lainnya.
- Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap: melakukan investasi minimal 80% dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap. Reksa dana jenis ini memiliki risiko lebih basar dibanding reksa dana pasar uang. Investasi ini adalah untuk jangka panjang. Di Indonesia, lebih banyak memanfaatkan instrumen obligasi sebagai bagian terbesar investasinya.
- Reksa Dana Syariah Campuran: melakukan investasi pada efek syariah ekuitas, efek syariah berpendapatan tetap, atau pasar uang dalam negeri. Porsi alokasinya lebih fleksibel.
- Reksa Dana Syariah Saham: melakukan investasi 80% dari dana yang dikelola pada efek ekuitas dan 20% pada instrumen lainnya. Reksa dana ini risikonya paling tinggi dibanding reksa dana lain, tapi returnnya juga lebih tinggi.
Saya pernah bertanya, apakah uang kita bakal hilang kalau investasi kita lost? Konsultan yang saya temui saat itu berkata bahwa investasi kita akan aman. Lihat saja di mana dana kita akan diinvestasikan. Contohnya adalah PLN yang merupakan salah satu perusahaan dengan kepemilikan terbesar dari dana yang kita investasikan berupa sukuk. Jika PLN bangkrut, berarti tidak ada listrik dong di Indonesia? Dan hal itu kemungkinannya sangatlah kecil, bahkan hampir tidak mungkin.
Setelah menimbang-nimbang risiko dan jangka waktu investasi akhirnya saya mantab memilih Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap dari suatu Manajer Investasi yang merupakan anak perusahaan sekuritas bank terkemuka di Indonesia. Dimulai dari dana awal 100 ribu rupiah yang dapat ditop up (ditambah) kapanpun. Semoga 10 tahun lagi saya bisa mewujudkan impian saya membangun Lactation Center. Doakan, ya!
Posted on: June 26, 2016, by : li partic
Tulisannya keren 🙂
jadi inget waktu aku di Sydney dulu. Habis melahirkan aku dirujuk ke laktasi centre untuk dapat bimbingan perihal hal2 seputar pemberian asi untuk bayi. termasuk menangani masalah seperti payudara yang mengeras seperti batu hingga tubuh demam. Berguna banget memang laktasi centre ini waktu disana bagi ibu muda yang jauh dari keluarga dan sanak saudara.
Keren bgt! Smoga impiannya tercapai, dan barokah