Nonton Bareng Ketika Mas Gagah Pergi Surabaya
Betapa galaunya ketika melihat tawaran tiket gratis untuk mewakili komunitasku WOSCA (Woman Online Community Surabaya). Acara nonton bareng Ketika Mas Gagah Pergi ini diadakan oleh Suara Muslim Surabaya 93.8 FM. Masalahnya harinya bertepatan dengan long weekend. Emm. Walau aku gak ikutan berlibur ke tempat tertentu, rasanya kok sudah banyak agenda ya walau di rumah saja. Aku berpikir lagi. Kan, enak bisa dua-duaan nonton sama suami, secara nggak pernah nonton sambil pegangan tangan sekalipun, so sweeeet. Adanya tamu bintang filmnya juga memantapkanku tuk say yes!
Ketika Mas Gagah Pergi adalah film layar lebar yang diangkat dari novel karya Helvy Tiana Rosa. Temanya Islami. Full tentang dakwah. Ini novel jadul lho. Saya saja pernah mendengarnya waktu kecil tapi nggak pernah baca hahaha.
Oh ya apa yang kamu pikirkan tentang film islami? Membosankan? Ya, kebanyakan begitu bukan? Meski ada cinta-cintanya tetap saja yaaa gitu. Palsu. Tapi kita lihat saja nanti.
Hari H tiba. Minggu, 7 Februari 2015 pagi-pagi kusiapkan semua. Anak bayi pagi-pagi sudah kumandikan, tumben. Pagi-pagi pula ku memasak, tumben. Soalnya acaranya jam 9 pagi. Dan butuh 1-2 jam perjalanan untuk sampai di lokasi. Kalo nontonnya telat jadi nggak tahu alur ceritanya kan?
Sebelum mall buka, aku sudah sampai di sana. Meski lewat dari jam 9 sih. Cara masuknya gimana nih kan masih dikunci? Kita masuk lewat belakang, pakai lift barang. Liftnya tua deh. Nutupnya aja loadingnya lama hihihi. Dan akhirnya sampai juga di lobby bisokopnya. Aku menuju studio 1 dan menulis daftar hadir di sana. Aku pun kemudian duduk di kursi VIP. Pria di sebelah kanan. Wanita di sebelah kiri. Penonton yang nonton tetap diatur kesyar’iannya. Wah, gak jadi pacaran deh. Hiks.
Film diputar jam 09.45. Sebelumnya kita disambut oleh MC dari Suara Muslim. Ada sedikit perkenalan dengan bintangnya, Hamas Syahid, Ibundanya, dan bintang cewek yang memerankan Nadia. Kemudian Hamas mengaji sedikit ayat.
Hamas alias Mas Gagah pun berbicara tentang kesannya. Dia terharu. Menangis pula setelah membaca novelnya. Wah ini nih yang gak kusuka. Film yang yang mengharukan biasanya memang menginspirasi. Tapi jujur aku nggak suka mewek-mewekan.
Kata Ibunda Hamas, Yulyani, Ini adalah film syar’i yang menjaga. Tak ada sentuhan antar orang yang bukan mahramnya. Meski yang diceritakan adalah hubungan antara kakak dan adik, chemistry persaudaraan terap bisa terbangun tanpa sentuhan. Ya sih, kita tahu bahwa pria dan wanita nggak boleh bersentuhan. Tapi ini kan kakak adik? Di situlah komitmen yang dijaga oleh KMGP. Pernah kan nonton film islami belum jadi suami istri menjaga agar saling tak menyentuh. Tapi setelah sah jadi suami istri malah berpelukan. Pastinya penonton ada yang berpikir. Itu kan aslinya bukan mahram, kok main peluk-peluk aja? Jadi, KMGP keren banget bisa menjaga komitmen tanpa sentuhan antara wanita dan pria karena aslinya memang bukan mahram, meski ceritanya kakak beradik kandung.
Profit untuk sosial
Film ini tidak hanya mengedukasi dan menyampaikan dakwah Islam. Pihak KMGP menargetkan 1 miliar tercapai. Keuntungan sebesar itu diperuntukkan bagi kegiatan sosial, diantaranya disumbangkan untuk Palestina, teman kita yang membutuhkan terutama di wilayah Indonesia Timur, dan untuk keperluan production house dakwah sendiri yang ke depannya akan memproduksi film-film dakwah yang syar’i.
Film Ketika Mas Gagah Pergi ini tinggal 10 layar. Setelahnya, pasti tergusur oleh film-film lain yang hantu-hantuan, esek-esek, cinta-cintaan, apalagi sekarang Februari kan? Sayang banget kalau sampai tergusur. Dan, pihak KMGP menawarkan KMGP tayang di kota-kota seluruh Indonesia selama ada bioskop. Kamu mau request? Dukung, yuk!
Film yang lucu
Aku baca di media sosial, testimoni novelnya kok pada bilang mengharukan. Sampai nangis-nangis. Ternyata isinya lucuuu abis, tapi tak lupa penuh hikmah. Meski novelnya terbitan lama, skenarionya dibuat mengikuti zaman. Banyak istilah-istilah gaul di sana. Terutama dari teman Gita yang bernama Tika. Dia sering sekali bilang “leh uga”, maksudnya boleh juga.
Yang bikin lucu itu adalah tokoh-tokoh tambahan serta tokoh yang numpang lewat. Tokoh utamanya adalah pendatang baru. Tapi ternyata banyak tokoh numpang lewat yang sudah punya nama seperti Virzha, Shireen Sungkar, Ali Syakib, Irfan Hakim, dll. Menurutku film ini kocak karena tingkah keluguan orang-orang awam yang belum mengenal Islam sepenuhnya.
Dimana Nadia?
Film dimulai dari adegan Mas Gagah yang baru datang di Ternate. Dia menuju pantai bertebing dan memotretnya dari atas tebing. Keasyikan motret, akhirnya dia tidak waspada sehingga terpeleset jatuh ke laut dan tenggelam.
Kemudian flash back lah cerita semasa kecil di Jakarta. Cerita yang dinarasikan oleh Gita, adik Gagah ini menggambarkan bahwa Gita dan Gagah sangat dekat seakan-akan soulmate. Kedekatan ini bertambah hingga dewasa. Keduanya semakin kompak. Gagah menjadi model yang super sibuk, saat Gagah bekerja pun Gita ada di sana.
Sampai kemudian, Gagah mengunjungi Ternate. Di sana dia ada keperluan kuliahnya. Nah, sepulangnya dari Ternate ini Gagah berubah drastis. Menjadi tidak seru lagi menurut Gita. Hubungan kakak adik itu tampak retak. Gitanya sih baper hehehe.
Salah satu yang nggak bikin keren pada Gagah adalah masalah jenggot Gagah. Walau ini sunnah dalam Islam, tapi Gita belum mengerti. Oh ya, aku melihat Gagah yang hijrah ini juga aneh. Jenggotnya aneh. Palsu! Hahaha. Apa karena totalitas untuk menumbuhkan jenggot tidak sempat karena kejar jadwal tayang? Atau memang nggak tumbuh? Entahlah.
Suatu ketika Gagah dan teman-teman rohisnya berpapasan dengan sekumpulan temannya yang dulu. Mereka sedang bernyanyi-nyanyi lagunya Virzha. Padahal Virzhanya sendiri ada di belakang mereka. Di antaranya ada Joshua. Joshua menegur, “Ih, kok sekarang jenggotan? Kayak itu yang bunyi mbeeeeek. Mending kumisan kayak kucing. Meong.. meong.”
Gagah tak sakit hati, dan menjawabnya seraya bercanda, “Kalau nggak punya jenggot nggak punya kumis kayak apa?”
Virzha yang berperan sebagai orang asing di belakang mereka kemudian nyeletuk menjawab dengan menirukan suara hewan, “Guk guk guk… Auuuu.”
Lucu deh aslinya hehehe.
Sebelum film dimulai tadi di depan layar ada Mas Gagah dan Nadia diwawancarai. Film sudah berlangsung 1 jam nih. Dimana nama Nadia kok nggak muncul-muncul?
Sampai akhirnya menjelang akhir film disebutlah nama Nadia. Nadia disebut-sebut oleh Tika. Ceritanya Tika mendadak berhijab terinspirasi oleh saudaranya: Nadia. Walau tinggal di Amerika, Nadia juga memutuskan berhijab.
Inilah puncak alur cerita. Beberapa waktu kemudian ada scene-scene yang bikin emosi. Penonton dibuat penasaran bagaimana kelanjutannya. Eh, tiba-tiba kembali ke Mas Gagah tenggelam di Ternate. Kemudian tampillah cuplikan-cuplikan KMGP 2. Bersambung saudara-saudara!
Jadi, kalau penasaran sama kelanjutan cerita, dan peran Nadia seperti apa, nantikan KMGP 2 ya. Nggak sabar. Kapan tayang ya?
Film selesai, begitu keluar studio, langsung nemu semacam press conference berikut ini. Kepenuhan orang, aku foto-foto bentar. Dan, aku pun juga tak kalah pengen foto juga. Bukan foto sama bintangnya, tapi foto sendiri sama Keikei. Tapi di luar ya, karena area bioskop remang-remang, ntar hasilnya jelek. Hihihi.
Promo domain ID Setengah Harga dan Hosting Murah
Ceritanya, saya pengen buat website baru untuk peluncuran produk baru, yaitu BSKIN. Suatu produk premium perawatan kulit wajah. Kali ini saya pengen domainnya keliatan premium dengan buntut ID. Kalau .com kan udah biasa.
Sebelum ini saya juga mempercayakan domain dan hosting lapak saya yang lain-lain pada suatu penyedia domain dan hosting asal Jogja. Lumayan banyak sih yang sudah jadi langganan, misalnya:
Oleh karena itu, kali ini larinya pun ke sana dulu sebelum membandingkan dengan yang lain.
Tentunya saya punya alasan, kenapa setia di sana. Pertama, ada layanan chatting, yang dijawab dengan cepat. Selain kecepatan, customer servicenya juga membantu masalah pelanggan, serta menjawab dengan penuh santun. Bahasanya itu, lho. EYD banget. Jadi ada salam, sapa, tidak disingkat, kalimatnya standar pelayanan. Errr, maksudnya gini. Pernah kan belanja online lewat olshop yang pemiliknya suka manggil-manggil mas, mbak, gan, bro, sist, ukh, bos? Di sana standarnya pakai kata Bapak! Lah, saya kan perempuan. Ya ga apa, ntar tinggal diedit, kan?
Setiap membuka chat, belum berkata-kata sudah disapa duluan, “Dengan Rony (bukan nama beneran), ada yang bisa dibantu?”
Selain dari segi pelayanan, yang jadi pertimbangan lain adalah harga-harganya cenderung terjangkau, fiturnya lengkap, instalasi mudah.
Membeli Domain
Setelah loading ke , mata langsung tertuju pada banner diskon domain ID. Pada awal peluncurannya, harga domain ini terbilang paling mahal. Kisaran 500 ribuan rupiah. Kalau ini diskon 50%, maka WOW! Nggak mau kehilangan kesempatan ini, saya pun langsung memproses orderan.
Di tempat lain domain .ID 500ribu pas, di sini 500 ribu kurang. Lumayan selisih, lah.
Membeli
Setelah membeli domain, tak lengkap rasanya jika belum memiliki hosting. Sudah punya alamat rumah, kok rumahnya belum dibangun. Gitu, kan ya? Nah, praktisnya beli hosting mending di tempat yang sama sewaktu beli domain. Saya udah gak pusing bandingin lagi dengan yang lain. Pernah sih, membandingkan, beda fitur, beda harga, beda space, beda bandwith, subdomainnya gimana. Udah sibuk ngitung-ngitung pakai kalkulator eh jatuhnya pilihan tetap di sana. Lebih murah, prosesnya praktis.
Harga hosting mulai Rp. 1.000 per bulan. Ini cocok untuk yang baru belajar blog. Paket ini namanya idPersonal. Totalnya ada 10 paket pilihan. Yang termahal cuma Rp. 690.000/bulan. Saya sendiri pilih idPremedium. Fiturnya sudah lumayan. Semua serba unlimited sampe masalah subdomain. Kapasitas 350 MB; Bandwith 15GB. Harganya Rp. 12.500/bulan.
Tertarik kayak saya? Langsung cusss windows shopping dulu ke . Nanti hasil web yang baru pasti saya ulas. Sabar yaaaa.
Fun Blogging 7: Kala Emak Rempong Menyimak Ilmu Tentang Hobi yang Dibayar
Writing used to be my hobby, but now that it’s my job, I have no hobby – except watching TV and laying around the pool reading ‘U.S. Weekly’. I have tried many hobbies, such as knitting, Pilates, ballet, yoga, and guitar, but none of them have taken. — Meg Cabot
Hobi adalah suatu kegiatan yang disenangi seseorang. Ketika hobi ditekuni, hobi bisa menjadi ladang uang bagi yang menjalankannya. Orang yang hobinya menyanyi, bisa dibayar atas skill menyanyinya di atas panggung. Yang hobi menari, bisa dibayar ketika ia tampil di depan umum. Hobi bisa mendatangkan uang saat sekadar untuk mengisi waktu luang atau bahkan menjadi profesi utama.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan, ketika kamu mengerjakan hobi dan dibayar?
Menulis adalah salah satu hobi yang bisa mendatangkan uang. Menulis apapun. Puisi, cerpen, novel, non fiksi, atau sekedar curhat. Yang dibahas kali ini ini adalah hobi menulis di blog. Siapa sangka hanya bermodal menuliskan pengalaman sehari-hari, pengalaman menarik yang kita alami, atau curhat yang bermanfaat bisa kita jadikan profesi? Itulah tema yang diangkat di kelas Fun Blogging 7 Surabaya. Acara ini diselenggarakan di Intiland Tower Surabaya pada hari Sabtu, tanggal 7 November 2015.
Awalnya saya tidak tahu apa-apa tentang materi apa yang akan diusung di Fun Blogging 7. Pun tanggal dan jam acaranya. Tapi pertama kali melihat status mbak Widyanti Yuliandari yang udah terdaftar di Fun Blogging 7 Surabaya, saya langsung tertarik. Tanpa pikir panjang langsung saya kirim message ke mbak Shinta Ries. Padahal bulan November itu saya ada jadwal menumpuk walau weekend. Tapi saya yakin acara Fun Blogging ini acara yang bermanfaat, dinanti para blogger, dengan tempat yang terbatas.
“Salam kenal Mbak. Boleh tahu info tentang Funblogging Surabaya? Saya tahu dari Mbak Widya ;)” Saya mengawali perbincangan via inbox.
Jawabnya apa coba? Saya langsung disuruh kirim data lewat email. Padahal saya pengen tahu infonya dulu, seperti pamflet woro-woronya atau paling tidak, saya tahu tanggal berapa dan isinya apa saja. Tapi ya sudahlah apa salahnya kirim email dulu. Eng ing eng… Beberapa hari kemudian resmilah saya terdaftar sebagai peserta Fun Blogging 7 di Surabaya.
Persiapan Menuju TKP
Kemanapun, saya membawa keluarga. Suami yang mengantar, anak yang tidak bisa dititipkan, bayi yang masih menyusu selalu ikut kemanapun saya pergi. Termasuk Fun Blogging yang seharian ini. Oleh karena itu saya menyiapkan beberapa camilan dan minuman buat bekal sehari. Tak lupa saya membawa stroller buat tempat bayi. Siapa tahu nanti rewel, mengantuk, atau mau main bisa dilakukan di stroller, sementara saya bisa fokus duduk di kursi menyimak materi sambil sesekali menengok ke stroller. Begitu dalam benak saya.
Sesampainya di Intiland Tower, saya langsung mencari tempat acara seperti yang telah diinfokan di email, yaitu Lantai 2 Nomor 10B. Setelah ketemu nomor 11, saya menebak-nebak nih, ketemu kantor Qwords.com yang tidak bernomor tetapi ada banyak orang di dalamnya. Maklum hari Sabtu adalah hari libur, banyak kantor tutup, jadi jika ada kantor yang ramai kemungkinan di sanalah acaranya. Saya pun langsung masuk dan bertanya apa benar acara Fun Blogging di sini? Ternyata benar, saya kemudian absen. Andai saja diinfokan Kantor Qwords, saya tidak perlu bertanya-tanya dan meraba-raba *haishhh. Setelah absen, saya menunggu dipersilahkan masuk nih. Soalnya melihat tumpukan goody bag, siapa tahu dikasih, hehehe. Eh, ternyata bukan untukku, saya pun dipersilahkan masuk.
Saya telat 30 menit dari jadwal yang ditentukan. Namun, acara inti belum dimulai. Meski demikian, space sudah penuh sehingga saya mengisi di barisan depan. Suasananya santai, dengan lesehan. Wah, udah terlanjur bawa stroller nih. Jadinya strollernya ga bisa masuk. Tapi lesehan begini lebih enak. Bayi dan anak bisa tiduran di karpet, geluntang-geluntung, gerak bebas. Sementara saya menyimak acara, anak dan suami saya menunggu di luar.
Padat Materi
Fun Blogging Sesi 7 Surabaya kali ini mengangkat tema “Dari Hobi MenjadiProfesi”. Tentunya hobi menulis karena berkaitan dengan tulisan kita yang dibroadcast via blog pribadi. Dari sinilah saya tahu bahwa cara me-monetize blog bukan hanya dengan iklan yang ditaruh di blog kita seperti space iklan, adsense, adbrite, dan sejenisnya. Kita juga dapat mendulang uang via blog dengan menerima pekerjaan alias ‘job’ tertentu dari suatu brand untuk me-review produk mereka.
Bukankah suatu perusahaan bisa beriklan dimana-mana termasuk media offline dan online? Nah, disitulah perbedaannya dengan iklan. Iklan produk adalah cara marketing secara hard selling. Secara kasar kita bisa bilang pemilik brand langsung berkata pada audiens “Ayo belilah produk ini!”. Cara marketing seperti itu belum tentu besar engagement-nya (efeknya) pada konsumen. Sedangkan jika seseorang bicara tentang suatu produk dan me-reviewnya secara pribadi di blognya, maka besar kemungkinan audiens akan percaya karena biasanya merupakan pengalaman pribadi. Dengan demikian peluang produk itu dilirik konsumen lebih besar.
Pertanyaannya, seberapa besar gaji yang diterima blogger setelah melakukan jobnya? Tentu bermacam-macam. Ada yang menyediakan puluhan ribu sampai jutaan rupiah untuk satu artikel. Kita dikontrak selama jangka waktu tertentu. Bisa mingguan bahkan bulanan. Wah, kalau begini, income dari paid review lebih besar ya daripada main adsense?
Materi Fun Blogging terdiri dari 3 sesi, yaitu:
1. Writing Great Content, oleh Haya Aliya Zaki
Yang terpenting dari sebuah blog adalah konten atau isi artikelnya. Jangan terfokus dulu asal SEO-nya bagus. Tidak jarang bukan kita menjumpai suatu situs yang isinya tidak berkualitas? Situs tersebut hanya menyebut kata kunci secara asal dalam kalimat yang tidak berstruktur atau tidak nyambung satu sama lain dalam suatu paragraf. Jadinya, kita tidak bisa menangkap pesan dari situs itu. Anehnya, dia bisa tampil di halaman pertama Google.
Nah, dalam menulis artikel di blog, Haya Aliya Zaki mengemukakan 12 kunci penting agar artikel kita powerfull. Misalnya, kita harus jujur apa yang kita tulis, kita ahli di bidang itu atau setidaknya kita senangi, bukan yang kita benci. Kita juga wajib memperhatikan gaya, tata bahasa, EYD, termasuk tanda bacanya.
2. Advancing You Blog Platform, oleh Shintaries
Setelah kita memperhatikan konten blog kita, langkah selanjutnya adalah memoles blog. Bukan memoles dalam artian memperindah dengan desain yang rumit sehingga memperlama loading atau menambahkan media tertentu dalam blog seperti musik. Maksud memoles di sini adalam memaksimalkan platform blog kita agar performanya joss! Misalnya bagaimana membuat blog sehingga pengunjung nyaman dan betah jalan-jalan di blog kita. Maka kita harus memperhatikan tata letak dan warna blog kita, juga media-media yang dipakai.
Yang tak kalah menarik adalah tentang SEO. Sepertinya ini adalah urusan yang ribet namun tetap harus dipelajari. Suatu brand akan melirik blog kita jika sesuai dengan kriteria mereka. Misalnya, berapa domain authority kita, bagaimana page rank, alexa rank. Semua dikupas habis di sini.
3. How Monetize Your Blog Through Branding, oleh Ani Berta.
Seorang blogger juga wajib melakukan pencitraan. Bagaimana cara melakukan pencitraan? Hal ini cukup mudah dengan adanya social media saat ini. Jadi cukup koneksikan blog kita dengan beberapa social media seperti Twitter, Facebook, Instagram, dll. Interaksi kita dengan orang lain di social media sangat penting jika kita mau dilirik brand untuk job review. Percuma jika kita membuat artikel blog tapi tidak ada pengaruhnya ke orang lain. Nah, melalui media sosial ini kita bisa memberikan pengaruh terhadap orang lain.
Ada hal yang harus diperhatikan dalam menjalin kerja sama dengan pemilik brand. Menjaga kepercayaan itu yang utama. Ketika kita menerima kontrak, hendaknya jangan menerima job dari brand pesaingnya selama masa kontrak atau dalam waktu yang berdekatan. Pastikan kita punya MoU hitam di atas putih saat menerima kesepakatan kerja sama.
Pencerahan Yang Tak Disangka-Sangka
Begitu banyak ilmu yang tak saya duga sebelumnya. Terutama pada sesi ‘Advancing Your Blog Platform’. Dari sana saya tahu tentang Klout Score. Klout score memiliki nilai 1-100. Semakin besar nilainya, berarti semakin besar influence kita di media sosial. Reputasi blogger yang bagus memiliki Klout Score yang tinggi agar kita bisa dilirik brand.
Yang Jadi Bintang, Yang Kelelahan
Kalau saya menghadiri suatu acara dan selalu menggendong anak kecil, mesti deh yang disapa tuh anak saya. Kenapa bukan saya?
Ih, lucunya. Gemes. Dicubit pipinya. Hihihi. Termasuk acara ini, sampai-sampai mbak Sari mengambil foto anakku. Izin comot ya, dari Twitter @MentionSari.
Kekhawatiran saya pun terbukti. Saya takut anak kecil ini suatu saat akan rewel saat jam tidurnya. Dan benar. Setelah ishoma, dia merengek-rengek. Mimik ASI pun ditolaknya. Takut mengganggu acara, saya pun membawanya keluar. Mungkin dia bosan. Untung ada suami yang bisa menjaga. Dia bawa jalan-jalan si kecil keliling gedung, sampai akhirnya tertidur. Ini momen yang jarang lho. Karena sebelum tidur mesti disusui dulu. Tumben banget bisa tidur tanpa pelukanku. Uh, kasihan anak bunda.
Berkah Emak Rempong
Syukurnya, meskipun seharian, acara ini tidak membosankan karena bertabur hadiah. Ada hadiah untuk peserta yang melakukan tweet teraktif, pertanyaan teraktif, pertanyaan terkreatif, menjawab kuis dengan benar, peserta yang datang dari jauh, dll. Saya sempat pesimis karena saya begitu pasif. Cuma rajin menyimak saja. Peserta dari jauh pun tidak termasuk. Walau asli Pamekasan, saya sih berangkatnya dari Sidoarjo. Namun, di akhir acara Mbak Ani Berta menunjuk saya untuk maju menerima hadiah karena tergolong ’emak rempong’. Maju terus pantang mundur tuntut ilmu walau membawa anak-anak. Yang satu suka kabur, yang satu takut ditinggal, hahaha.
Alhamdulillah, acara yang disponsori oleh Smartfren, Qwords.com, dan Mobil123.com ini berjalan seru dan membahagiakan. Ngomong-ngomong tentang Smartfren, sampai saat ini saya termasuk pengguna setianya. Sebagai blogger dan pedagang online, saya butuh koneksi internet yang nyaman. Jaringan seluler menurut saya tidak begitu stabil sehingga saya pengen banget pakai internet kabel. Sayangnya, di perumahan saya tidak mendukung. Tak putus asa, saya cari cara yang lain. Just #GoForIt. Akhirnya saya menemukan cara untuk berlama-lama menikmati internet dengan harga terjangkau ya pakai modem portable Smartfren. Smartphone saya juga saya samain pakai Smartfren Andromax juga. Karena waktu itu (tahun 2013) harganya cukup murah dengan fitur berlebih, seperti kamera dengan resolusi cukup besar. Cuma 700 ribuan sudah bisa ngantongin Smartphone Android. Tapi perjuangannya berat. Harus inden dulu sekian minggu karena saking lakunya.
Saatnya berpisah. Waktu sudah menunjukkan hampir jam 5 sore. Lebih banget dari target yang ditentukan, yaitu jam 4 sore. Apalah daya, materinya sangat bermanfaat, peserta sangat antusias seakan tidak mau berpisah. Jadi, materi benar-benar dituntaskan. Di akhir acara tak lupa kita foto bersama. Sampai jumpa lagi teman-teman ^_^.
Tokopedia Roadshow Surabaya Keren Bin Ngeselin
Pada suatu siang, aku melihat semacam notifikasi mencolok di situs Tokopedia saat login. Tokopedia Roadshow Surabaya! Ajakan itu menggelitik tanganku untuk mengklik pemberitahuan itu. Tertulis tawaran yang begitu menarik seperti ini:
Tokopedia Roadshow Surabaya
Tokopedia Roadshow 2015 : Ciptakan Peluangmu!
Hari / Tgl
Kamis, 5 November 2015Jam
19.00 – 21.00 WIBTempat
Hall B, Dyandra Convention Center
Jl. Basuki Rachmat No. 93 – 105, Surabaya 60271
Registrasi dibuka mulai Pk 18:00 WIBTALKSHOW
1. Leontinus Alpha Edison – COO Tokopedia
2. Dodit Mulyanto – Stand Up Comedian
3. Dina Sri Agustin – Owner of Dina Wall StickerGRATIS!
Tempat terbatas
Doorprize
Free Snack & Exclusive Merchandise
Wow! Ini jelas lebih keren dibandingkan Tokopedia TemuToppers tahun kemarin. Jadi segera ku klik halaman registrasinya. Ternyata sudah kepenuhan! Hiks, sayang banget. Maklumlah aku tahunya seminggu sebelum acara.
Namun, semangatku bangkit lagi ketika aku mendapat sebuah pesan dari Line, pas hari H, 2 jam sebelum acara dimulai. Temanku mencari orang yang berniat datang ke Tokopedia Roadshow. Aku bilang bahwa registrasi sudah ditutup. Emang masih bisa? Tak kusangka jawaban apa yang kudengar. Kita bisa registrasi di tempat langsung. Dia meyakinkan aku karena dia sudah konfirmasi melalui telepon. Alhamdulillah. Semoga masih rezeki. Lumayan nih, nanti dapat pengalaman seru, snack dan goodie bag hohoho.
Aku pun langsung menyiapkan segalanya. Karena aku berbuntut dua, maka dengan segera aku menyiapkan keperluan anak dulu. Lumayan molor sih. Jam 6 sore baru berangkat. Sedangkan acaranya dimulai jam 7 malam. Perjalanan Sidoarjo-Surabaya memakan waktu kurang lebih 1 jam dengan jalur cepat via tol.
Sesampainya di Gramedia Expo, suasana sepiii. Eh, ternyata aku telat. Acara sudah berjalan 20 menit. Aku pun langsung menuju meja registrasi.
“Langsung masuk aja, mbak” ujar si mbak penjaga mejanya.
“Oke.”
Gak dikasih goodie bag nih? Gumamku. Di belakangku ada sosok mas-mas yang ke meja registrasi juga. Si mbak penjaga langsung mempersilahkan si mas-mas tersebut untuk langsung masuk seperti yang ia bilang sebelumnya padaku.
“Aku blogger, mbak” kata si mas itu.
“Oh, iya isi di sini.”
Hai mbaaaak… aku juga blogger lho mbak. Hahahaha… beda perlakuan nih. Ya sudahlah, saya agak ikhlas masuk ke hall acara. Siapalah saya, lha wong saya gak dapat undangan blogger kok :p
Di sana sudah dimulai stand up comedy oleh Dodit Mulyanto. Setelah acara stand up comedy, ada acara talkshow sharing dari seller Tokopedia, ibu Dina. Perjalanan bisnisnya hebat lho. Dari pemula menjadi laku keras hingga bisa beli mobil cicilan, berkat jualan di Tokopedia. Padahal dia bukan pertama kali yang menjual wall sticker di Indonesia. Kira-kira wall sticker sudah ada 2 tahunan di Indonesia saat dia memulai bisnis wall stickernya. Namun ibu Dina gigih, tak takut akan pesaing. Kegigihan ini juga terlihat dari niatnya yang menghadiri acara Tokopedia Roadshow kali ini. Secara dia kan dari Malang.
Waktu sudah jam 8 malam. Anak saya menghilang dari arena. Otomatis aku pun harus mencari keluar hall. Hmm, kesel banget, aku sudah gak dapat goodie bag, anak ngilang. Ribet banget kan harus mencari-cari. Udah jauh-jauh datang, ga ngikutin acara sampai selesai. Setelah berhasil menangkap anakku, aku memutuskan undur diri dari acara. Tapi daripada nggak dapat apa-apa termasuk juga snack (ga berani aku ambil walau udah ready), saya berfoto-foto ria. Untung ada backdropnya. Memori foto inilah yang satu-satunya bisa dibawa pulang. Susah juga yah, foto sambil pegangin anak yang mau kabur hahaha.
Kamipun lalu menghibur diri dengan belanja-belanja buku di Gramedia Expo yang satu lokasi. Kemudian lanjut makan malam yang sangat telat (hampir tengah malam) di gerai fast food, hunting mainan ceritanya. Nah, kalau kamu penasaran bagaimana performance stand up comedy, ini dia tutur kocak Dodit Mulyanto. Hanya saja sayang dia beberapa kali bercanda jorok, termasuk konteks candaan orang dewasa, padahal banyak anak-anak juga di sana.
Kalau membandingkan acara Tokpedia Roadshow tahun 2015 ini dengan Temu Toppers tahun lalu yang digelar di Rumah Makan Rempah Surabaya, jelas lebih seru acara roadshow. Temu Toppers tahun lalu hanya melibatkan para seller Tokopedia. Intinya adalah sosialisasi bagaimana menggunakan Tokopedia. Tanpa hiburan apapun. Namun aku lebih bahagia karena aku dapat kalender, notes, kipas, dan bolpen. Hahahah otak emak-emak!
Pestaflogista: Borong Keberuntungan di Reuni Akbar THP
Waaah.. jauhnya Sidoarjo-Malang. Tapi entah ada semangat apa kok sampe-sampe suamiku bela-belain datang ke reuni Teknologi Hasil Pertanian Univ. Brawijaya. Mungkin salah satu alasannya adalah: sudah dapat undangan fisik langsung dari tangan ketua himpunan HIMALOGISTA saat ini. Hayooo gak enak gimana lagi coba. Mana tuh mereka datang ke kita 2 kali! Eh, kok bisa dapat undangan fisik? Iya, kebetulan suamiku ketemu di Fakultas, pas jalan-jalan nostalgia hahahah… Ceritanya bisa kamu lihat di postingan ini: Kembali Ke Kampus Biru.
Keterpengaruhan yang kedua adalah, perkiraan kenalannya banyak yang datang. Terutama angkatan 2002. Jadi kan seru nantinya, bisa tukar pengalaman dan sharing info. Coba bandinginlah sama angkatanku: 2004. Ngajaknyaaa susah minta ampun. Wajar sih, kalau terbentur acara lain. Apalagi kalau masih kerja di hari Sabtu. Tapi ini acara intinya sampe malam lho, kalau kepentingannya sore atau siang, kan bisa dateng telatan dikiiit hehee..
Kami merencanakan berangkat jam 10 pagi. Karena acara awal semacam meeting gitu jam 12. Sedangkan acara gatheringnya sekitar jam3-4 sore. Tapi apalah daya, emak-emak yang tanpa persiapan. Siap-siapnya suka last minute, yang masih ngasih makan diri sendiri, anak-anak, gantiin popok, mandiin anak-anak… Selesainya pun pas adzan Dhuhur. Setelah itu pun, masih kepikiran nginep di Malang, daripada capek langsung balik rumah lagi. Duh, kenapa gak dari kemarin-kemarin hunting hotelnya. Kalau mepet gini pada full, tinggal yang mahal-mahal. Bisa sih pake HotelQuickly kalau mau gratis, tapi nama-nama hotel yang ditawarkan pun tinggal dikit banget dan ga ada yang cocok. Emang yang cocok apa sih? Maunya yang deket Matos aja. Ubud Hotel, Swiss Bell Inn, atau Atria ^_^ Browsing-browsing, patah semangat gak dapet, yaudah deh langsung berangkat tanpa voucher menginap di tangan. Gak tau deh nanti jadinya apa. Berangkat yuk, keberuntungan apa aja sih yang aku dapat?
Sepi dan Lengang
Sampai di Fakultas, kita jam 3 sore. Aduh lebai ya. Ada orang sih sebenarnya, cuma gak terlalu padat. Acara baru mulai jam setengah empatan kali ya. Aku masuk lah ke pintu masuk ngisi buku tamu. Aku isi dengan namaku dan suamiku. Tak lupa angkatan berapa, serta detil kontak.
“ALJ itu apa, bu?” tanya yang jagain buku tamu.
Haduhhh. Ibu lagi. Coba ya nak,, kamu turun sebentar biar bunda dipanggil mbak. Hahaha. Khusus hari ini dosen-dosen alumni THP dipanggil mas dan mbak, masa guweh masih dipanggil ibu? :p
“ALJ itu alih jenjang, dari diploma ke S1,” jawabku.
List nama di atas aku cuma angkatan tahunnya langsung, cuma aku yang membubuhkan keterangan ALJ 2005 di nama suamiku. Jelas saja dia nggak tahu. Dulu MSIP kan masih ada, sekarang udah gak musim.
Sesudah mengisi aku ketemu panitia yang nodong. Bukan dengan senjata tajam, tapi dengan kotak karton berlubang di atasnya semacam kotak amal. “Hai mbak… Berkenanlah berdonasi untuk kami. Ada juga lho yang paket 3 juta untuk desa binaan.”
Nggak gitu sih ngomongnya, tapi kira-kira begitu permintaannya. Kaget aja. TIGA JUTAAAA? Huaaah… donasi seikhlasnya aja deh. Emang kemarin niatnya buwuh by transfer. Tapi melihat rekeningnya kurang cocok, jadinya ntar di lokasi aja kalau diminta. Ternyata ditagih beneran hahaha.
Keberuntungan 1: Minuman Gratis
Lanjutlah perjalanan ke bagian berikutnya. Kita dikasih minuman buatan THP (atau dijual di THP? atau formula THP? atau produksi orang lain? entahlah). Ada minuman Cincau hitam, cincau hijau, Sari Beet, Sari Tebu, sama satu lagi lupa. Cincau udah pernah, jadinya aku ambil yang beet. Satu lagi sari tebu.
Kemudian, jalan beberapa langkah, dicegat lagi. Ehem… Disuruh foto di booth foto yang sudah disediakan. Bayarnya murah aja sih Rp. 10.000. Dibanding foto wisuda tahun 2010 dulu sekali foto 25ribu, hiks. Dan… inilah hasilnya
Keberuntungan 2: Area Play Ground
“Ibu jalan aja lurus, bisa duduk di meja bundar di situ. Terus ke sebelah kanan ada area bermain untuk anaknya juga.” jelas mbak-mbak panitia yang lain.
Anakku Tsaqiif langsung tanpa babibu ke area playground. Otomatis, tanpa mendengar penjelasan panitia dulu. Biasalah sudah lepas duluan. Kemudian aku duduk di meja bundar. Lihat sekeliling nggak ada teman seangkatanku. Ada juga angkatan yang lebih tua. Terus ketemu Bu Elok, kita salaman. Udah gitu bete acara gak dimulai-mulai, aku ke play ground ajalah. Dadah suamikuuuu hihihihi.
Adanya area play ground ini memudahkan aku dalam penjagaan anak. Kenapa? Karena ada panitia tersendiri yang setia menemani anak-anak bermain. Awalnya cuma anakku yang main karena yang lain pada nggak bawa anak. Eh, kemudian berdatangan juga yang bawa anak.
Area ini adalah area paling bahagia. Anak bahagia, ibunya bahagia, panitianya juga bahagia. Lumayan nggak bisisng, jadi cocok bagi bayi. Kalau menyusui juga santai. Permainannya ada permainan melempar bola masuk ke lubang, terus memasukkan bola dengan stick, mirip golf. Tak ketinggalan fasilitas untuk aktivitas mewarnai juga disediakan.
So many thanks to Mas Pras, Mbak Sonia, dan Mbak-mbak yang lain yang telaten banget nemenin anakku. Ada yang ngajak titah anakku yang kedua, Kei, umur setahun, ada juga (tepatnya beberapa karena kalau sendirian kewalahan) yang nemenin main anak pertamaku umur 4 tahun. Anakku Tsaqiif yang pertama (kebetulan jadi) jago masukin bola, dia dapat bonus susu kotak. Tapi jadinya dia sendiri yang dapat susu kotak berkali-kali, bukan karena prestasinya, tapi karena inisiatif permintaannya (sering minta sendiri #haus) hihhi… Maaf yah aji mumpung.
Keahlian Tsaqif mewarnai juga diasah di area playground ini. Errrrr… tepatnya ngerjain kakak-kakak panitia. Dia mewarnai sebentar, kemudian meminta kakak yang nemenin buat mewarnai. Ini yellow. Ini yang red ajah.. Begitu kira-kira. Maaf yah kakak-kakak, kalau merasa tersiksa karena didikte Aqif. Apalagi Mas Pras kasian banget pasti capek ngejar-ngejar Aqif yang bolak-balik keluar area sampe ke jalan. Emang gak bisa diam sih. Kalau aku ya dibiarin ajah :p
Keberuntungan 3: Makan Siang Wenaaak
Namanya reuni, kalau gak ada acara makan gak lengkap. Kita makan menjelang jam 5. Kebetulan belum makan siang. Ini makan rapelan antara siang dan malam. Katering yang dipakai katering langganan: Bu Minto. Menunya lumayan gak berubah. Nasi, Bihun, koloke, semur ayam, oseng-oseng sayur. Aku cukup memilih 3 potong ayam, 1 bihun menggunung, dan beberapa sendok oseng sayur. Jangan nuduh maruk yaaa. Saya makan buat 3 orang nih hehehe.
Keberuntungan 4: Bonus Wardah
Bosan di playground, menjelang maghrib, jalan-jalan ke stan-stan sponsor. Iseng ngunjungin stan Wardah. Walau iseng tapi kesedot juga. Pasalnya, ada bonus agenda dan kalender untuk pembelian Rp. 100.000. Wah, aku gak butuh sih, tapi kok ngelirik agendanya lucuk. Exfoliating gel, DD cream, dan Eau de toilet jadi serasa begitu penting. Kalau udah begini, rasanya rugi kalau gak belanja 100ribu. Jadi anggaplah ini keberuntunganku. Mana orangnya udah ringkes-ringkes, jadi serasa dipaksa cepetan beli juga.
Keberuntungan 5: Doorprize Kereeeen
Setelah jeda untuk shalat Maghrib, acara dilanjutkan. Selepas maghrib inilah baru aku ketemu teman seangkatanku, Nur Ida Panca alias Ida. Bu dosen THP ini habis kuliah tamu rupanya. Jadinya datang telat. Sayang gak sempat fotohhh, udah keburu pulang lagi dia. Tapi selain Ida, katanya juga ada Citra. Gegara asyik main sama anak kok kayaknya aku gak liat yah 🙁 Katanya juga ada Isa. Asli invisible bagiku hehehe.
Acara yang dinanti pun tiba. Di awal pintu masuk kita dapat potongan kupon untuk door prize. Aku dapat nomor 00295. Nomor yang satu lagi hilang. Nggak tau deh kesebut atau nggak.
“Mas, simpen, yah, inget-inget nomornya, jangan sampe hilang,” aku mewanti-wanti suamiku yang punya kantong baju. Nasib, satu nomor hilang.
“00295!” Suara itu kudengar dari mulut panitia.
Aku yang duduk agak berjauhan dari suamiku melambai-lambaikan tangan ke arahnya. Dia lagi bicara sama Mas Dewa ank. 2002 juga. Dia gak nyadar sih. Untung aku ingat nomorku. Itu lhoooo.. nomornya kesebut.
Taraaaaaa… Inilah hadiahnya. Keren kan?
Kata Mas Dewa ini jualannya Mas Irawan. Harganya kalau nggak salah 500 ribuan. Wow! Barang ini cari di google pun belum terindeks. Tapi memang wooden glasses / wooden eyewear harganya ratusan ribu. #Endorsement :p
Keberuntungan 6: Dapat balon
Tsaqiif hilang! Aku cari di play ground udah nggak ada seorang pun disana. Segala peralatan sudah diberesin. Waduh kemana lagi anakku? Di gedung FTP dalam pun gak ada yang berlarian.
“Cari Tsaqiif ya mbak?” tanya seorang cowok panitia. Wah, anakku sudah terkenal rupanya hahaha.
“Itu. ada di samping sana, di balik partisi lagi main balon.”
Aku pun langsung menuju kesana sambil menggendong si bungsu. Tsaqiif pun berlari ke arahku.
“Bunda, aku dapat balon,” ujarnya senang.
“Jangan sampai lepas ya,” pesanku padanya, mengingat ini balon bisa terbang, walau sudah diikat ke stick phosphorus yang bisa nyala di kegelapan.
Aku juga dikasih balon. “Ini mbak buat nanti dilepas di akhir acara.”
Acara sudah di ujung tanduk. Eh, maksudnya sudah sampai di penghujung acara. Ternyata inilah yang dimaksud kejutan dari panitia. Dari balik partisi, panitia membawa balon satu-persatu berlarian menuju arah panggung diiringi lagu.. errrr… lagu apa ya? Guweh kudet nih, sudah pensiun dari dunia musik hahahh..
Ternyata itulah fungsinya balon. Karena selama acara penasaran, itu balon-balon kok ngumpul di situ gak dibikin hiasan atau dibagi-bagikan? Ternyata untuk joget-joget. Kemudian mereka memberi balon-balon itu ke peserta reuni termasuk dekan, Pak Dar. Semuanya melepas balon.
Aku bilang sama suamiku, mas jangan dilepas ya biar dibawa pulang. Otak emak-emak nih hahaha. Dia gak enakan, dilepas juga akhirnya. Punyaku aja yang tetap kupegang erat, sama punya Tsaqiif. Aqif awalnya ikut-ikutan ngelepas, tapi kutangkap. “Udah pegang aja jangan dilepas.” Terus dia mewek, nangis. Tapi akhirnya seneng juga dapat balon di bawa pulang. Ternyata gak hanya aku lho. Anaknya Mas Broto ank. 2000 juga nggak ngelepas balon. Asyiiiik ada temennya.
Keberuntungan 7: Souvenir Gelas
Kita pulang, melewati jalur keluar. Ya iyalaaah. Di sana ada meja dengan beberapa souvenir di atasnya. Tapi tumben kok kali ini gak dicegat. Yaudah tanyain aja. Ternyata bener, emang itu buat alumni yang datang. Kita dapat dua buah gelas. Beruntung ya, kalau sepasang suami istri alumni THP, jadinya dapat dua hehehe. Ih, dapat gelas aja girang banget. Iya sih, soalnya, gelas di rumah yang masih utuh sudah tinggal 4 doang. Lusinan yang lain pecah semua dibikin mainan.
Alhamdulillah, tinggal capeknya. Sampai ketemu lagi ya teman-teman.
Aku, Ruly, angkatan 2004, yang namanya berubah dalam buku-bukuku: Li Partic ^_^
Membatik Mudah dengan Kompor Batik Listrik Astoetik
Dulu sewaktu SMA ada pelajaran kesenian. Sebagai orang asli Indonesia selain bangga berbatik, kita juga wajib tahu seluk beluk membatik lewat praktek membatik di sekolah. Saya share ya pengalaman waktu belajar membatik dulu. Proses membuat batik tulis itu panjang. Bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah:
- Kain untuk membatik, yang disebut mori, biasanya berupa kain katun putih polos
- Canting, untuk membuat motif di atas kain.
- Gawangan untuk menyampirkan kain batik.
- Malam/lilin yang dicairkan
- Pewarna.
- Kompor dan wajan kecil untuk memanaskan malam.
Cara Membuat Batik
Langkah-langkah membuat batik dimulai dari proses Molani, yaitu membuat desain motif batik di atas kain. Molani ini menggunakan pensil. Setelah itu, motif yang telah dibuat dengan pensil ditindih dengan malam memakai canting (dicantangi). Setelah selesai maka dilakukan proses pencelupan warna. Misal ada warna putih, maka area yang berwarna putih ditutupi oleh malam memakai canting juga. Kemudian dicelup ke warna yang kita inginkan. Kalau mau ganti warna di area tertentu, maka area yang ingin kita pertahankan warnanya dilapisi malam lagi, baru dicelup ke warna baru. Oya sebelum ganti warna, maka lilin malam yang nempel perlu dibersihkan dulu dengan pemanasan air panas di atas tungku. Setelah bersih baru bisa ditutupi malam lagi untuk mengerjakan warna berikutnya. Proses buka tutup malam ini dilakukan berkali-kali sampai warna yang kita inginkan terwujud. Tapi kalau cuma dua warna misal coklat dan putik ga perlu ribet berkali-kali tutup buka area kain dengan malam lha ya…
Setelah pencelupan, lilin-lilin dibersihkan dengan merebus di air panas. Proses ini disebut Nglorot. Proses terakhir adalah pencucian dan pengeringan.
Nah, salah satu hal yang penting dalam membatik adalah teknik memanaskan lilin malam. Pembatik itu harus ekstra sabar karena selain fokus pada pengerjaan mencanting, juga harus mengurus lilin malam yang dipanaskan agar tidak cepat kering juga tidak cepat habis. Ini ribetnya kalau memanaskan lilin dengan kompor biasa. Karena panasnya tidak bisa dikontrol.
Kendala lain yang ditemui pada kompor batik manual adalah bahan bakarnya. Tentu saja masih menggunakan minyak tanah. Kita tahu bahwa minyak tanah ini sudah jarang ditemui, harganya mahal pula. Alternatif lain, adalah dengan menggunakan kompor listrik biasa, tapi biasanya kompor jenis itu menyedot tenaga listrik yang besar (biasanya 300 watt) sehingga tagihan listrik juga membengkak. Suhunya juga tidak bisa disetel otomatis, dan bisa terjadi overheat, atau terlalu panas sehingga bisa gosong. Belum lagi tetesan dari malam yang mencair yang ga sengaja mengenai kompor listrik itu, kalau kena bisa konslet deh.
Untungnya sekarang ada kompor batik listrik Astoetik yang sangat ramah lingkungan. Kompor ini asli produk Indonesia lho. Hasil karya anak negeri. Bisa dilirik nih sama pembatik atau yang mau belajar batik, karena punya beberapa keunggulan, diantaranya:
- Suhu bisa diatur secara otomatis dan ramah lingkungan karena menggunakan sistem PID (Proportional Integtral Derivative) controller untuk mengatur elemen pemanas.
- Bisa mendeteksi jenis malam yang diguanakan sehingga bisa menentukan otomatis suhu yang akan digunakan. Perlu diketahui jenis malam itu ada malam klowong, tembokan, dan parafin. Dengan fitur ini kita tidak usah mengecilkan dan membesarkan panas secara manual.
- Lebih hemat energi. Kompor batik listrik Astoetik lebih efisien penggunaan energinya sebesar 65% jika dibandingkan dengan kompor listrik biasa, dan 95% jika dibandingkan dengan kompor minyak tanah.
- Ada garansi juga.
Kompor batik Astoetik ini bermacam varian. Ada yang memiliki bodi tanah liat, alumunium, ada juga kompor yang bermotif batik. Harganya gak mahal kok, mulai dari 290 ribu sampai 350 ribu. Berikut spesifikasinya.
Menyelami dengan Bangga Produk Negeri Sendiri di Pameran Produksi Indonesia 2015
Suatu hari di facebook, saya melihat post tentang Pameran Produksi Indonesia. Acaranya seru karena diramaikan oleh tenant-tenant yang memiliki produk-produk berkualitas. Selain itu banjir hadiah lagi. Saya pun tertarik datang, lumayanlah cuci mata, dan juga siapa tahu dapat barang diskon karena brandnya bagus-bagus. Acara tiap harinya juga berbeda-beda. Saya tertarik datang di hari pertama, karena ada talkshow dari owner Kebab Turki Baba Rafi serta program dari Baba Rafi yang membagikan gratis 100 pcs kebab. Wow!
Pameran Produksi Indonesia biasanya diadakan tahunan. Pada tahun 2015 kali ini di adakan di Surabaya Jawa Timur. Tepatnya di Convention Hall Grand City. Ini merupakan program pemerintah khususnya Kementerian Perindutrian. Tujuannya agar masyarakat mengenal kemampuan industri dalam negeri, ga kalah sama produk luar. Dengan demikian, masyarakat bisa meningkatkan kecintaannya dan bangga pada produk negeri sendiri.
Tibalah saya di Convex Grand City. Masuknya gratis, tanpa dipungut biaya. Yang ikut pameran ini banyak banget. Dari kelas UKM hingga pabrik-pabrik besar ada. Totalnya 159 peserta. Barangnya apa saja? Macam-macam pula tentunya. Mulai dari kerajinan dan perhiasan, makanan, minuman, kosmetik dan herbal, tas, kulit dan alas kaki, karpet, sepatu, garmen, fashion, tekstil dan tenun, furnitur, industri aneka, alat transportasi dan pendukung kayak sepeda, sepeda listrik, traktor, mobil, kapal, pesawat, ada juga alat rumah tangga dan bangunan, alsintan, alkes dan permesinan. Tak luput juga ada stan-stan balai Kementerian Perindustrian. Sambil berkeliling menclok sana menclok sini. Akhirnya saya jajan di tiga stan ini.
1. Sendok Kayu
Dari namanya saja mungkin orang langsung berpikir stan ini menjual sendok dan peralatan makan lain dari kayu yang unik nan lucu. Tapi sebenarnya tidak demikian. Sendok Kayu adalah brand dari sebuah produuk dessert. Pastinya identik dengan yang manis-manis dan lezat. Penyuka dessert seperti es krim apalagi olahan dari durian bisa mampir ke sini.
Sendok kayu menawarkan produk yang menggugah selera, diantaranya Parfeti, yaitu es krim sorbet multi layer dan sandwich ice cream; Mooncakes van Durians alias kue bulan yang bersalut kulit chewy, sehat tanpa dioven, dikemas dalam kemasan tunggal ada juga yang satu kemasan isi 6 pcs; Durian Petite, yaitu durian asli tanpa dicampur krim kemudian disalut kulit tipis, tersedia rasa original dan campuran.
Saya pun memilih Parfeti. Parfeti ini sejenis es krim sorbet yang intinya ada duriannya. Jadi ada varian durian dengan oreo, durian dengan strawberi, serta durian dengan green tea. Yang saya coba adalah rasa Durian strawberi (Strawberry Love). Kemasan mininya cuma Rp. 15.000 isi 150 ml. Ada juga kemasan jug yang lebih besar. Setelah saya beli nggak langsung dicoba. Dicobainnya di rumah 5 jam kemudian setelah saya beli. Walhasil esnya bercampur akhirnya saya biarkan beku dulu. Setelah beku lagi rasanya tetap enak lho. Di dalamnya buah asli 100%, bukan perisa kayak es krim biasa. Terasa banget butir-butir strawberi dan ada potongan daging durian yang belum hancur. Selain itu ada juga beberpa butir kismis. Rasanya hmmm lezat dan puas! Kapan-kapan kayaknya bakal repeat order nih yang kemasan jug. hahaha!
2. Narwastu
Narwastu merupakan produk perawatan kecantikan tubuh. Kenapa saya tertarik mendatangi stan ini? Karena ada produk yang saya cari hehehe. Narwastu sudah membuka gerai di beberapa mall di Surabaya. Jadi brand awarenessnya di saya masih nempel. Banyak produk yang dipajang Narwastu seperti body scrub, body lotion, massage oil, VCO (virgin coconut oil), lightening cream buat ketiak, sabun-sabun herbal, foot cream, foot scrub, aroma therapy, ratus, essential oil, fragrance oil, potpoury, dan peralatan ratus serta aromatherapy.
Selama pameran ini setiap pembelanjaan Rp. 100.000 berhadiah langsung body lotion. Begitu saya datang langsung ditawari buat hand spa gratis. Perawatan pembersihan tangan dengan body scrub. Uniknya, body scrubnya nggak lengket, lho. Habis scrub dengan body scrub bisa langsung dibubuhi body lotion tanpa perlu dibilas! Keren, kan? Udah wangi, bersih, daki luntur semua, gak perlu dibilas, juga bisa memutihkan dengan pemakaian teratur.
Akhirnya saya ambil body scrub kemasan kecil varian kopi yang juga bisa membantu mengatasi selulit dan stretchmark. Selain itu saya masukin ratus rebus yang memang saya cari. Biasalah emak-emak beranak butuh program peremajaan biar suami seneng. Konon dijamin rapat hihihihi.
3. Wahyu Rotan
Wahyu rotan merupakan produsen furniture dan aksesoris rumah tangga berbahan rotan. Ada kursi, ayunan, sampai perintilan kecil-kecil seperti keranjang rotan. Barangnya unik-unik dan cantik-cantik. Buat organizer barang atau memperindah interior rumah bisa tuh.
Saya kecantol dengan keranjang dan benda-benda penyimpan cantik warna-warni. Kalau bandingin harga dengan di salah satu mall Surabaya jauh banget. Contohnya keranjang ukuran sejengkal tangan saya lebih dikit, di mall itu dijual dengan harga 85 ribu, tapi di sini cuma 35ribu coba! Murah banget kan? Katanya perusahaan ini tidak menerima ecer. Secara dia biasa ekspor yang sekali jual dalam jumlah banyak. Kalau partaian untuk konsumen dalam negeri masih bisa. Karena mumpung pameran, dia menjual barang-barang sisa produksi yang belum terjual.
Sebenarnya saya pengeeeen banget ambil keranjang bentuk mobil-mobilan. Anakku juga pasti suka. Apalagi pas kesana diliatin ajah sama anakku, sampe nangis-nangis karena pengen ngambil terus gak boleh. Apa pasal? Produk yang satu itu gak dijual. Yaaah, sayang banget. Tapi mau apalagi. Gak dijual karena sudah ada yang beli.
Akhirnya saya ambil keranjang bentuk stroller, buat naruh-naruh camilan. Buat pajangan juga bagus. Selain itu saya borong kotak seperti kotak harta karun. Nah, buat kalian yang pengen hunting furniture unik dari rotan cepetan ke sini. Cepat habis soalnya. Kalau ke tempat produksinya sih bisa tapi jauh di Gresik, dan gak terima eceran.
Kalau sekadar cuci mata ga percuma juga. Karena beberapa tenant menawarkan produk gratisnya. Misalnya Khong Guan, melalui SPG-nya dia menawarkan sampel biskuit gratis untuk dicoba. Terus ada stannya Tjiwi Kimia, lewat produknya SiDu, dia bagi-bagikan gratis kertas pembelajaran kreatif untuk balita. Wah, cocok banget nih buat anak saya. Apalagi dia seneng kereta. Karena ada kertas untuk menggunting lipat menjadi papercraft, kertas mewarnai, dan gunting tempel. Sekali lagi GRATIS!
Kalau bawa anak mungkin bisa terhibur juga. Anak saya yang 4 tahun sangat aktif lari kesana-kemari. Gak bisa diem pokoknya. Tapi anteng dan perhatian kalau sudah nemu tempat yang menarik baginya. Dia duduk anteng di stan ITS Jurusan Teknik Multimedia dan Jaringan karena ada kartun-kartun di layar TVnya. Terus juga sempat nangkring di stan PT Dirgantara Indonesia. Apalagi kalau bukan mengamati simulasi di dalam kokpit sebagai pilot. Sempat takjub pula di stan miniatur perkapalan.
Bagaimana? Tertarik ke sini? Buruan! Karena Pameran Produksi Indonesia 2015 di Grand City Surabaya ini berlangsung 6-9 Agustus 2015. Ada berbagai penawaran menarik, kuis-kuis berhadiah, dan produk-produk berkualitas. Buat kalian yang gemar berwirausaha, ada program-program reseller dari tenant, juga ada pelatihan -pelatihan industri seperti batik, pembuatan sepatu, dll.
Menebar Manfaat dengan Menulis Sampai Menerbitkan Buku
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan menelurkan buku yang saya tulis sendiri. Saya telah menulis buku Jilbab Bukan Jilboob (Gramedia), Perisai Segala Penyakit (Elex), kontributor buku antologi Storycake (Gramedia). Sedari kecil saya memang menggemari buku. Mulai dari bentuk majalah, buku cerita, novel, dll. Setiap ke toko buku saya selalu mengincar bagian buku-buku fiksi. Setelah beranjak remaja, kegemaran saya teralihkan, dari fiksi ke nonfiksi.
Seringnya membaca buku-buku nonfiksi itulah yang menginspirasi saya untuk menulis. Bagaimana ya jika suatu saat nanti menjadi seperti mereka yang sukses menulis di bidangnya. Kebetulan saya menguasai beberapa bidang seperti kesehatan, pangan, bisnis, dan dunia online karena saya lulusan Teknologi Pangan yang berprofesi sebagai konselor laktasi dan pebisnis. Saya ingin berbagi ilmu dengan orang lain. Tentu hidup akan lebih berarti. Ilmu mengalir pahala pun mengalir. Kemudian saya sering mencari inspirasi di toko buku, tema apa yang akan saya bikin.
Pastinya ide datang tak kenal waktu dan tempat. Oleh karena itu, penting sekali begitu ide lewat, tangkaplah ia dan tuangkan di buku tulis. Sempatkanlah setiap hari untuk mengembangkannya dan menyusunnya hingga terbentuk suatu kerangka. Kembangkan kerangka menjadi isi. Jika naskah sudah utuh segera ajukan ke penerbit.
Jika buku disetujui penerbit, ikuti proses administrasinya. Setelah buku terbit kita tinggal menikmati aliran royalti yang besarnya sekitar 7-10%. Tapi ingat, sebagai penulis, kita juga wajib mempromosikan buku kita sendiri. Aliran royalti akan lebih cepat bukan? Daripada kita pasif menunggu income datang lebih baik kita aktif berkoar-koar tentang buku kita. Lalu bagaimana jika ditolak penerbit? Tentunya janganlah berkecil hati. Teruslah asah kemampuan menulis melalui catatan, blog, atau apapun ketika ide datang.
Tidak sabar menanti buku kita terbit? Atau daripada bertanya-tanya dalam hati dan berharap-harap cemas buku kita diterima atau tidak, ada alternatif lain. Self publishing! Yup, kita bisa menerbitkan buku sendiri. Aduh, saya kan tidak punya modal? Tenaaaang! Terbitkan lewat Rasibook bisa kok. Tersedia paket yang GRATIS sampai berbayar. Tidak asal terbit saja, Rasibook juga menawarkan beberapa keuntungan diantaranya:
- Royalti lebih besar, yaitu 15%
- Dipromosikan via web, facebook, twitter
- Dijual di penyedia buku digital seperti Google Play, App Store, Scoop, dll.
Jadi, gimana kesimpulannya biar bisa jadi penulis?
- Cintai buku
- Temukan inspirasi dari buku-buku yang kita sukai
- Tulis segera ide yang didapat, kembangkan menjadi kerangka dan isi.
- Naskah yang sudah jadi segera terbitkan. Bisa lewat penerbit mayor atau penerbit indie dengan self publishing.
Semoga bermanfaat 🙂
Beli Jilbab Bukan Jilboob Bonus Pahala
Buku Jilbab Bukan Jilboob ini terbitnya sekitar Maret-April 2014. Penulisnya juga bisa jualan ternyata hehehe. Banyak advantage sih kalau langsung beli ke saya. Apa saja?
- Dapat tanda tangan, bisa request ya.
- Dapat pahala karena membaca = pemasukan ilmu
- Dapat pahala lagi karena hasil penjualan ini akan disumbangkan.
Alhamdulillah, setelah terkumpul banyak, saya sumbangkan untuk #SOSPalestine. Gelombang pertama ini terkumpul Rp. 1.015.000.Dulu rencananya saya salurkan sewaktu Ramadhan. Tetapi baru dapat terlaksana tanggal 5 September 2014. Jika saya flashback itu adalah sehari sebelum Papa meninggal 🙁
OOT yah 😀
Oh ya. Buku Jilbab Bukan Jilboob ini berisi tentang cara pemakain jilbab sesuai tuntunan agama, juga membahas akhlak. Nanti kan orang-orang bilang mending mana jilbab hati apa jilbab fisik? Nah, makanya biar ga dibully kayak gitu sembari langsung pakai jilbab sambil tata ulang akhlak. Akhlak bisa macam-macam: terhadap Allah, Rasulullah, orang tua, sesama, hewan, sampai tumbuhan ada caranya lho, ga sembarangan 🙂
Tahukah bahwa mengeluh tentang cuaca itu ga boleh?
Tahukah bahwa membujuk anak kecil dengan kata-kata bohong ada efeknya?
Tahukah cara menata rambut dan merawat rambut yang baik?
Tahukah cara berdandan yang diperbolehkan dalam Islam?
Buku Jilbab Bukan Jilboob membahas itu semua. Lengkap.. kap…kap. Jangan khawatiiiiir ^_^
Terima kasih untuk yang sudah membeli buku ini ya. Semoga bermanfaat 🙂